68.

9 4 2
                                    

Hari ke 4, puncak dari gerhana bulan. Clan Wereolf kini telah porak poranda akibat serangan dari musuh.

Ada yang memanfaatkan malam gelab ini, saat dimana mata para Wolf mengabur. Kini Sei lah alasan utama mereka datang.

Juhwa berdiri di luar pelindung, ialah yang melindungi bayi dan anak-anak di dalam. Ia juga sengaja menidurkan para Wolf kecil itu agar tidak menarik perhatian.

"apa Sei akan baik-baik saja?" ucapnya khawatir, apalagi ketika ia tau hanya Minhyuk satu-satunya yang tetap memiliki pandangan tajam.

BUUAAAM....

Suara dentuman mengejutkannya, segera ia melangkah masuk setelah membuat parit besar berisi air beracun yang mengelilingi pelidung.

Sang il dan Joong Suk berdiri berdampingan bersama para tetua, mereka melakukan ritual untuk seluruh Clan. Berharap dampak gerhana tak terlalu besar menimpa mereka.

BUAAAM...

ritual berhenti, para perwakilan Pack saling memandang bersama tetua.

"ada apa ini?" tanya Sang il, ia berdiri di ikuti semua.

"sesuatu yang besar terjadi, mereka mengincar para Alpha dan Luna" ucap salah satu tetua.

Leeteuk mengeram "kita harus kembali, meski Lucas bisa mengatasinya tapi Luna tak bisa jadi perhatian utamanya"

"benar, jika terjadi sesuatu pada seorang Luna maka sama dengan kematian Alpha" Woo Bin menimpali.

Semua yang ada disana setuju, mereka lantas berpencar meninggalkan tetua yang melanjutkan ritual.










****
"Alpha!" panggil Leeteuk saat sampai di Wolf Selatan.

"paman, bawa mereka ke tempat aman" ucapnya berlari mengalihkan perhatian musuh.

"Luna ikut aku" Leeteuk berlari menuju bukit kabut.

"kalian masuk ke bawah, 200m ke timur adalah tempat bersembunyi anak-anak. Masuk dan tetap diam" ucapannya lalu menutup tangga dengan batu.













****
"Ayah bawa ibu. Luna cukup kuat untuk bertahan bersama ku" ujar Bomin

"kau gila, jika ia terkena serangan maka kau bisa jatuh" Woo Bin tak terima dengan keputusan anaknya.

"Ayah, aku Wolf es murni, tanah ini terlalu berharga untuk ku tinggalkan bersembunyi, Aku hadir bukan untuk jadi kelemahan seorang Alpha" Luna berucap yakin.

Woo Bin tertegun namun selanjutnya ia tersenyum tipis, yakin akan kuatnya hubungan kedua insan dihadapanya.

"mari, kau sudah cukup bertarung" Woo Bin membawa Matenya masuk kedalam portal.

"Wolf kutup telah benar-benar kuat" bisik Woo Bin pada Matenya.











****
"Dogyung kau baik-baik saja" Jin Wook berlari mendekat.

"tentu tidak Paman, bisa kau beri ini untuk Luna. Sepertinya ia mulai lelah" Dogyung memberikan sebotol ramuan pada pamanya.

Jin Wook mengangguk, "jaga dirimu, ia mungkin akan semakin lelah"











****
"Alpha, Nona Sei lah yang paling di incar. Karena ia tak punya kekuatan apapun" ucap Joong Suk.

Minhyuk yang masih sibuk bertarung hanya mengangguk menyetujui ucapan pamanya. "ku harap kalung itu terus bisa menyembunyikan nya" Minhyuk terkesiap saat sebuah bayangan terpecah tepat di atas kepalanya.

Selanjutnya bayangan itu menyebar menuju Pack lain, tapi ada satu yang pergi menjauh dari Minhyuk, "dia tau aku bisa langsung menghancurkannya. Beta cari tau kemana bayangan itu pergi"

Jinwoo berlari setelah mendapatkan perintah, ia menyusuri hutan mengikuti bayangan dan baru sadar kalo ia sedang mengejar ke Utara. Tepatnya menuju gua kristal.

"tidak, Nona" ucap Jinwoo mempercepat larinya.

Duaaak...

"uukh, apa itu?" Jinwoo menyipitkan mata untuk melihat apa yang telah menghantam tubuhnya.

"ular putih!! berani sekali kau menghalangi ku!" teriak Jinwoo, ia benar-benar marah.

"perhatiankan saja langkah mu Tuan, mata mu tak berfungsi dengan baik bukan ssssshahahahah" desis ular itu.

"sialan" Jinwoo berlari kencang dan cakarnya berhasil mengoyak tubuh ular itu.

"tubuh indah ku" Ular itu merayap cepat lalu melilit tubuh Jinwoo.

Kepala ular itu tepat ada di depan wajah Jinwoo yang menggaliat untuk melepaskan diri. "sssstt tidak bisa Tuan, kau harus mati agar lepas" bisik Ular.

Jinwoo tertawa sinis, lalu menghembuskan sesuatu "selamat menikmati"








****
Minhyuk menghantamkan tubuhnya pada sosok tinggi sekeras batu di depan, kelelawar hitam yang sejak tadi terus terusan mengeluarkan suara dan memanggil teman-temanya mendekat.

"ck, mulutmu itu harus di hancurkan" Minhyuk mengambil bentuk Werenya lalu menerjang dan menindih kelelawar itu.

Tanganya mencengkeram wajah mengerikan itu, hingga mengeluarkan suara nyaring.

"aaaaaangggkkkkk!!!" kelewar itu menghetak berusaha lepas.

Namun Minhyuk lebih dulu memukul wajahnya hingga suara nyaring tadi tersendat-sendat. Lagi Minhyuk meninju dada kelelawar itu hingga tumbuhnya tertanam semakin dalam.

"aku tidak akan membunuh mu. Pelan-pelan Kau akan mati sendiri" ucap Minhyuk menggoreskan cakarnya pada leher Kelelawar itu.

Ia berdiri lalu berjalan paling depan, "pemimpinnya sudah mati" ucap Minhyuk menghentakan kakinya dan tanah tajam muncul lalu musuk setiap kelewar yang bediri di atasnya.

Selanjutnya Minhyuk mengucap mantra dan angin mulai menerbangkan daun-daun berduri tajam menusuk tubuh kelelawar yang melayang.

Selesai, tak ada yang menyerang lagi tapi tubuh Minhyuk justru membeku, membuat yang di sekitarnya bingung.

Bruk...

Minhyuk jatuh dengan tubuh bergeter, "dimana kakak?" batinya.

Deg...

"Sei!!" teriak Minhyuk. Ia membuka portal dan berlari kedalam.

Dongmin dan Moonbin saling pandangan, mereka tau sesuatu yang sangat buruk sedang terjadi. Tapi perlu untuk mengatur Pack dulu.

"Ong, bawa Wolf pelindung untuk membangun ulang benteng segera" ucap Moonbin.

Dongmin menghampiri Hyojung, "bakar mereka" Dongmin menunjuk pada mayat musuh. "lalu beri penghormatan untuk yang gugur, lakukan di seluruh wilayah"

"kalian menyusulah jika sudah selesai" ucap Dongmin sebelum menutup portal.

TBC.











Hai...
Aku double up
Yok cus, langsung aja...

Bonus

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Bonus...

Salam hangat Aroha Gina💜

ALPHA [Complete]✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora