Kendali.

127 23 0
                                    

Hari yang di tunggu tiba, 3hari sebelum purnama. Rocky akan di tindik dengan anting perak.
Bahan yang paling di takuti Clan WW, tapi harus di kenakan sang calon Alpha.

Mereka kini ada di ruang bawah tanah, hanya ada Sang il, Rocky, Byung hun, dan Rina di rungan gelab tanpa ventilasi dan kedap suara.

Sedangkan Juhwa menunggu di luar dan Jinjin ia titipkan pada salah satu orang kepercayannya.

Byung hun menatap iris pekat Rocky yang mengingatannya pada seorang laki-laki keras kepala dan sok kuat.

"jika kakek mu masih hidup, harusnya dia yang melakukan ini nak" ucap Byung hun menatap Rocky yang terduduk di pangkuan Ayahnya.

Byung hun menoleh pada Rina di sampingnya. "Rina beri aku antingnya"

Setelah sepasang anting di tangan Byung hun, kini cakar di jari kelingking nya keluar siap untuk menusuk telinga Rocky.

Tas....

Tas....

Ujung cakar itu telah melubangi ke dua daun telinga Rocky.

"Huwaaaa hiks... Hiks..."

Sang il memeluk Rocky yang tubuhnya dibungkus kain dan di luarnya terikat rantai.

Ketika dua antingnya telah terpasang badan Rocky benar-bernar panas, bahkan Sang il sempat terkejut, Mungkin jika yang membungkus Rocky adalah kain biasa pasti sudah terbakar.

"Ahkkkk.... Huwaaa"

Trang......

Srak.... Sraak....

"hwaaa... Arghhh.."

Srak... Trang.....

Rocky terus memberontak, di pelukan Ayahnya hingga Sang il harus mengeluarkan kemampuan Werewolfnya.

Tangan Sang il tergores rantai hingga mengeluarkan darah, membuat Rocky semakin terpancing melihat daging Ayahnya itu.

"sam...pai hek... Be-berapa lama?"
Sang il sulit untuk berbicara karna perutnya terus terbentuk rantai.

"sampai tubuhnya mendingin" Byung hun duduk di kursi depan Sang il dan melanjutkan

"seharusnya anak mu di rantai di tiang, tapi aku yakin kau dan istrimu tidak akan setuju. Jadi yaaa kau terima saja konsekuensinya, tahan sampai tubuhnya menerima perak itu atau jika tidak kuat maka dia akan mati"

Byung hun menatap langit-langit ruang itu.

"alam benar-benar tak ingin dia hidup"

Ucapan Byung hun membuat Sang il dan Rina takut. "tidak, ia akan bertahan" jawab Sang il.
Melihat kini kulit Rocky melepuh dan darah mulai keluar dari telinga dan hidungnya.

"jika harus melawan alam untuk mempertahankan Alpha, maka akan kita lakukan" Rina menghilang dengan cahaya birunya setelah mengucapkan kalimat....




Yang akan menghancurkannya dan sang tuan Jinjin.

"apa salah satunya akan mati?"
Tanya Sang il.

"ntah lah, semoga kedua putra mu bisa bertahan"
.
.
.
.
.
.
.

Rina terbang ke langit melihat angin yang terus membuat bulan semakin tampak jelas. "maafkan aku tuan, aku harus membuat mu berkorban dan melanggar takdir ku"

Rina merentangkan tangannya, menutup mata, membuat cahaya di tubuhnya seterang bulan.

"vienen las nubes, bajan la nieve, hacen que la luz se cubra de frío. Me sacrifico en su lugar"
(Datanglah awan, turunkan saljunya. jadikan yang terang tertutup dingin. Ku korbankan diri ku sebagai gantinya.)

Setelah mantra di ucapkan Rina, seketika itu juga awan berkumpul menutupi bulan, Rina menahan dingin yang terus membuat tubuhnya semakin lemah, melawan alam adalah kesalahan fatal bagi peri.

Rina terus berhadapan dengan bulan solah menantangnya, sampai mana cahaya bulan bisa menembus gumpalan mendung yang ia ciptakan.

"t...tuan ber...ber...bertahanan l..lah"

.
.
.
.
.
.
.

Di sisi lain Jinjin menggigil kedinginan sampai giginya tak berhenti begremetak. Membuat semua yang ada di rumah itu khawatir dan ketakutan.

"apa yang terjadi pada upacaranya, sampai tuan Jinwoo seperti ini?"
Tanya seorang wanita tua sambil memeluk Jinjin yang hampir membeku di depan api.

"ah, mereka harus berkorban sebanyak ini untuk sang Alpha" ucap seorang pria tua melihat keadaan tuan mudanya.

"Tambah kayunya, ambil kursi dengan lapis paling tebal dan tambahan selimut" printah pria tadi pada orang-orang yang ada di ruang prapian rumahnya.

"tuan Jinwoo tak boleh membeku, kami membutuhkan mu tuan" bisik sang wanita tua.

"Bertahanlah demi adikmu, sang Hada dan kami semua" ucapan pria tua itu sontak membuat semua yang tangah sibuk membuat perapian terkejut.

"Heng... Di... Dingin.... Hah..hah....huuuf...." wajah Jinjin sangat pucat dangan iris matanya semakin memutih.

"TUAN SADARLAH!!"









TBC.

WAJIB DI BACA!

Hai...... Kita ketemu lagi!
Mau ngucapin makasi banyak untuk para readers dan siders ku sayanggg
Karenaaaa....

Kita Udah masuk Bagian Duanyaaaa

Adakah yang udah sampe sini?
Kalo ada, hayuk isi absen di komenannya hehehe.
Yang baru sampe juga silahkah di isi dulu.

Oh iyaaa, buat semua tolong ff ini jangan di bawa ke real life yaa. Inget ini cuma fiksi!, Jadi apa yg kalian rasain cukup saat baca ini aja ok!

Daaaan seperi biasa vitamin bentuk bintangnya di warnain dulu ya sayang kuuuu

Bonus ekhe....

( Laki: liat Hyung! yang vote manis banget yaaa)

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

( Laki: liat Hyung! yang vote manis banget yaaa)



Ok sampai di sini dulu...
Such a good night....

Salam hangat Aroha Gina💜

ALPHA [Complete]✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora