Next or back? - Michel Granata Adisty.
***
Cewek dengan gaya rambut barunya itu berjalan terburu-buru menuju ruang tata usaha, ia akan menanyakan mengenai kartu ujiannya yang kemarin belum sempat ia ambil.
Ting!
Bunyi juga getar dari saku seragamnya, tanda bahwa ada pesan dari seseorang. Pikir Nasya mungkin itu tak terlalu penting, karena 5 menit lagi ia akan masuk lab komputer dan mengerjakan mapel pertama ujian bahasa Indonesia.
Tetapi, ternyata tiba-tiba ponselnya berdering. Bergantian ada seseorang yang tengah menelpon, membuatnya berdecak kecil lalu mengambil benda itu dengan gerusu.
"Leon? Iya, apa Le?"
'Kemarin Lo bilang di mana janjiannya?'
Waduh, Nasya lupa. Ia menepuk jidatnya, tetapi tentu saja ia tak akan lupa membawa surah itu.
"Oh iya,bagus Lo ingetin gue. Ntar setelah gue keluar dari lab, Lo tunggu di depan perpus. Lo udah sesi pertama kan?"
'Hmm.'
"Ya udah, gue mau masuk. Ntar gue kabarin lagi."
Tuttt!
Sambungan pun terputus sepihak oleh Nasya, ia berlanjut berlari kecil menuju ruang TU. Waktunya tinggal 3 menit, ia harus segera ke lab setelah ini. Semoga saja d ruang TU tidak banyak yang antri, sehingga membuatnya lebih mudah dan cepat.
***
"Bisa-bisanya ya Roy, kita sama Lo beda sesi. Padahal nama kita r semua loh, aneh dah." Rehan sembari memetik gitar, memikirkan tentang ruangannya.
Roy pun hanya diam, menganggukinya dengan berdehem. Lagi-lagi Reno sibuk memakan ciki, dengan sebotol es teh gelas yang ia beli dari kantin ditaruh di sampingnya. Benar-benar membagongkan, bukan?
"Eh, Roy. Kemarin Lo jadi gak ngajakin si cempreng ke rumah Lo?" Yang dimaksud Rehan dengan si cempreng adalah Nasya, siapa lagi kalau bukan cewek itu.
Mendengar nama Nasya diucapkan oleh Rehan, Roy tertarik untuk menyahut.
"Nasya, bukan cempreng." Dengan nada rada cuek, Roy berucap.
"Wih, dibelain dong. Kalo cempreng eh Nasya denger, gila dia." Rehan yang terkejut langsung memukul-mukul kecil punggung Reno sambil tertawa lepas.
Roy balik cuek lagi, ia malah ganti berpikir tentang kemarin.
"Gak jadi," ujar Roy santai.
"Apanya hang gak jadi, Roy?" Reno menyahut.
Dengan malah, Roy menoleh. "Sunatan." Seketika Rehan dan Reno malah tertawa, sampai cekikikan.
Lah memang, kan tadi Rehan yang tanya apa Roy jadi jalan sama Nasya. Sekarang malah sudah lupa, memang otak kecil ini mah.
"Gak lucu," cicit Roy.
Kemarin sepulang dari RS menjenguk Grana, kan memang Nasya sama Roy berencana akan jalan berdua. Tetapi diperjalanan, ternyata perut Nasya tiba-tiba sakit. Jadi, Roy mengajak Nasya menepi, yang meresahkan ternyata cewek itu lagi datang bulan. Akhirnya, Roy mengajak Nasya ke mall. Lalu,cowok itu membelikan pembalut buat Nasya dan tidak jadi ke rumahnya.
"Gue cari cewek gak ya?" Rehan tiba-tiba bersuara.
"Gak asik, jomblo fisabilillah aje dah." Cowok cungkring itu melanjutkan.
***
"Grana salad buah aja kak, sama jus jambu."
Setelah seorang pelayan restoran itu sudah selesai mencatat, kini Grana tinggal menunggu makanannya datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bad Girl [TAMAT]
Fiksi Remaja"Gue mau temenan sama Lo, boleh gak?" ujarnya, membuat Grana tertawa. "Yakin Lo? Gue jahat, gue bukan cewek dan temen yang baik buat Lo! Mending cari temen lain aja!" balas Grana, ia sadar diri ia siapa. - "Kamu!" Satu tamparan keras melayang lagi...