Satu bulan kemudian...
Sebuah kisah terjadi....
Chacha panik penghulu yang bertugas diprosesi akad nikahnya sudah datang, tapi calon suaminya belum datang di tempat acara, di rumahnya sendiri. Iya, ia akan menikah.
"Changbin mana sih? Kok belum dateng." Berulang kali ia menghubungi Changbin via telepon tapi tidak diangkat.
"Gimana sayang? Changbin udah dimana?" Tanya sang mama.
"Gak diangkat mah. Kalo Changbin gak dateng gimana mah?"
"Changbin pasti dateng, mungkin lagi macet." Sang mama mencoba menenangkan meskipun sebenarnya ia pun sedang panik.
Rasanya Chacha ingin menangis saja. Kenapa Changbin tidak mengangkat telepon darinya? Di saat seperti ini? Apa sesuatu terjadi?
"Coba kamu telepon mamanya Changbin sayang!"
"Iya mah." Saking paniknya tidak terpikirkan olehnya.
"Iya halo Cha."
Syukurlah diangkat. "Mah, mamah udah dimana? Terus kenapa Changbin gak angkat telepon aku?"
"Iya sayang maafin Changbin ya! Dia lagi diare, dari tadi bolak-balik terus ke kamar mandi."
"Terus gimana mah? Penghulunya udah dateng."
"Iya mamah bilang sama Changbin ya biar cepet-cepet."
"Jangan lama-lama ya mah! penghulunya cuma bisa nunggu 30 menit disini."
"Iya sayang iya."
Di rumah Changbin...
"BIN CEPETAAAN! PENGHULUNYA UDAH NUNGGUIN, KAMU TUH MAU NIKAH GAK SIH?" Teriak sang mama dari luar kamar mandi, ia dan sang suami tak kalah paniknya dengan Chacha dan keluarganya.
"IYA MAH BENTAR LAGI."
Sial banget sih gue, pake acara diare segala lagi. Kenapa di saat penting begini sih? Padahal tadi malem gak kenapa-napa - Changbin.
Sebenarnya Changbin punya kebiasaan unik, setiap kali gugup atau akan menghadapi momen penting ia akan merasa sakit perut. Dan saat ini ia sedang mengalami hal tersebut, tapi biasanya tidak sampai diare. Atau mungkin ini murni karena perutnya memang sedang bermasalah?
Sebelum berangkat menuju rumah Chacha, sang mama memberinya obat diare terlebih dahulu.
Khawatir macet di jalan, Changbin pun memilih untuk naik sepeda motor dibonceng Chan menuju rumahnya Chacha. Sementara yang lain menuju lokasi dengan menaiki mobil. Lino dan Lia pun turut serta dalam rombongan keluarga Changbin.
"Untung dulu aku gak mendadak diare pas mau akad nikah."
"Iya. Tapi mungkin dulu aku bakal seneng kalo kamu gak dateng."
"Kok gitu sih sayang?"
"Dulu sayang dulu."
Sekitar 10 menit perjalanan, Changbin beserta rombongan tiba di rumah Chacha. Untung saja tidak ada kemacetan yang harus mereka hadapi di jalan.
Akhirnya Chacha bisa bernapas lega. Sang mama pun menuntun Chacha keluar dari kamarnya untuk duduk bersama Changbin di depan penghulu dan para saksi pernikahan.
Tak membuang-buang waktu lagi prosesi akad nikah pun segera dilaksanakan. Dengan mantap dan dalam satu tarikan napas, Changbin pun berhasil melafalkan bagiannya.
"Bagaimana saksi? Sah?"
"SAH." Jawab serempak dari para saksi yang hadir.
Changbin lega sekarang, tadi malam ia tidak bisa tidur memikirkan acara pagi ini. Setelah melewati banyak hal akhirnya belahan jiwanya kembali lagi padanya. Chacha kini resmi menyandang sebagai nyonya Nanda Changbin pradana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lino's Lia
Fiksi Penggemar17+ (young-adult) ".....dia butuh laki-laki yang bisa membimbingnya jadi lebih baik, dan mencintainya dengan tulus. Saya rasa itu kamu orangnya." #1 lino 6 agustus 2020 #2 lia 25 agustus 2020 #2 jyp 7 Desember 2020 #1 minho 30 desember 2020 #1 hyunj...