"No."
"Iya pak."
Pak??? - Lia
Lia pun menoleh kearah Lino. Seolah mempertanyakan perihal ucapannya tadi malam yang akan mengubah panggilannya pada sang ayah mertua.
Lino ingat,ia sadar dengan ucapannya. Tapi ini bukan waktu yang tepat. Saat ini mereka berada di ruang makan bersama anggota keluarga yang lain. Ia tidak siap.
"Lia gak repotin kamu-kan?"
"Daddy apaan sih nanya begitu? Emangnya aku anak kecil apa,ngerepotin."
"Iya-kan kamu kalo pagi-pagi susah banget dibanguninnya,Lino pasti kesusahan bangunin kamu."
"Gak repot sama sekali kok."
"Siram aja pake air atau gak ceburin ke kolam! pasti langsung bangun." Celetuk Han yang mendapat tatapan tajam dari Lia.
"Pengalaman haha..." sindir Felix.
"Suka gak ngaca kalo ngomong." Sambung Lia. Seperti halnya Lia,Han juga susah untuk dibangunkan.
Sekali waktu Felix pernah menyiram Han dengan segelas air. Ia terpaksa melakukannya karena Han tak kunjung bangun,karena saat itu mereka tengah menghadapi ujian nasional. Usahanya berhasil Han langsung terbangun.
"Lahh,kalo ngomong emang harus ngaca??? Repot dong kemana-mana harus bawa kaca."
"Susah emang kalo ngomong sama lo."
"Kalian tuh ya udah gede tapi masih aja suka berantem kaya anak kecil." Kata kai.
"Temen berantemnya Han kalo gak Felix ya Lia." Sambung Krystal.
"Hobinya Han-kan emang nyari perkara." Kata Felix.
"Kalian aja yang baperan gak bisa diajak bercanda." Kata Han membela dirinya sendiri.
Lino tersenyum tipis melihat keluarga barunya ini. Pertengkaran kecil antar saudara yang tidak pernah Lino alami. Saat masih kecil Lino ingin sekali memiliki seorang adik,ia sering sekali merengek pada bundanya agar diberikan adik,tapi tuhan berkata lain ia tidak diizinkan untuk memilikinya. Ia selalu iri pada teman-temannya yang memiliki adik bayi. Ia juga ingin memilikinya.
Terlahir menjadi anak tunggal terkadang membuatnya kesepian. Hingga suatu hari tantenya melahirkan seorang bayi perempuan. Ia sangat senang sekali meskipun bukan berasal dari perut ibunya. Tapi ia menganggap bayi perempuan tersebut sebagai adiknya. Hampir tiap hari Lino meminta Suzy untuk mengantarkannya ke rumah sang tante. Padahal rumah tantenya lumayan jauh.
"Kamu tuh sering berantem ya sama Han?"
"Ya gitu deh,nyebelin dia. Oh iya,kenapa tadi masih manggil pak bukan daddy?"
"Lupa,udah kebiasaan sayang."
"Lo gampang banget sih ngomong sayang?"
"Ya karna aku udah sayang sama kamu."
"Ooh gue tau. Lo pasti sering banget godain cewek-cewek pake kata-kata sayang,pantes lancar banget ngomongnya. Iya-kan? Ngaku lo?"
"Nggak,aku gak pernah godain cewek-cewek. Yang ada aku yang digodain cewek-cewek."
"Cih,sok kegantengan banget lo!"
"Aku emang ganteng. Asal kamu tahu aja ya,suami kamu ini salah satu most wanted di kantor." Ucap Lino bangga. "Harusnya kamu seneng punya suami idaman kayak aku."
"Bhahaha...."
Alih-alih kesal,Lino malah senang melihat Lia yang tertawa lepas. Tak apalah,biarpun ia harus mempermalukan diri sendiri yang penting Lia senang. Baru kali ini ia melihat Lia tertawa lepas seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lino's Lia
Fiksi Penggemar17+ (young-adult) ".....dia butuh laki-laki yang bisa membimbingnya jadi lebih baik, dan mencintainya dengan tulus. Saya rasa itu kamu orangnya." #1 lino 6 agustus 2020 #2 lia 25 agustus 2020 #2 jyp 7 Desember 2020 #1 minho 30 desember 2020 #1 hyunj...