Lino meraih sebuah bingkai foto yang berada di nakas,potret seorang wanita. Wajahnya mirip dengan wanita yang sedang duduk di sampingnya, bersandar pada kepala ranjang. Sudah pasti ini almarhumah ibu mertuanya.
Lino teringat kembali saat ia pertama kali tertemu dengan Lia,di hari kematian ibunya Lia,beliau wafat karena sakit. Seminggu setelah insiden kecelakaan orangtua Lino.
Lino beserta kakek dan neneknya melayat kerumah duka. Ia melihat seorang anak perempuan yang menangis tersedu-sedu disamping jenazah,serta Agung yang tengah menenangkan dan menguatkan anak perempuan itu. Lino menyimpulkan mungkin itu putri dari Agung,terlihat paling sedih diantara anak-anak yang lain,yang terlihat sebaya dengannya.
Bisa Lino rasakan kesedihan yang anak perempuan itu rasakan,karena belum lama ini ia juga merasakan duka yang sama,ditinggal orang terkasih untuk selama-lamanya.
Sudah lama Lino tidak berziarah ke pusara ayahnya. Harusnya ia berziarah sebelum hari pernikahan,tapi tak terpikirkan olehnya,ia lupa mungkin karena banyak hal yang dipikirkan. Sekalian,Ia juga ingin berziarah ke pusara ibu mertuanya. Jika waktunya pas ia ingin mengajak Lia pergi berziarah bersama.
Lino letakkan kembali bingkai foto tersebut ditempatnya semula. Ia penasaran dengan Lia,sedaritadi senyum-senyum sendiri menatap layar ponselnya,dengan telinga yang di sumpal dengan earphone. Diam-diam Lino menipiskan jarak dengan Lia,ia melepas earphone di satu telinga Lia.
"Gantengan juga aku." Bisiknya.
"Gantengan Lee min ho-lah kemana-mana." Lia turun dari ranjang,mencari tempat aman agar acara nonton dramanya tidak terganggu. Sebenarnya di kamarnya ada televisi,tapi takut mengganggu yang lain. Lino maksudnya.
Lino tidak berniat mengganggu,ia hanya ingin berbicara santai dengan Lia,membicarakan banyak hal mungkin seputar hobi,kesukaan masing-masing atau mungkin hal-hal yang ingin diraih di masa depan. Tujuannya satu,biar bisa dekat dan bisa saling memahami satu sama lain. Selama dua minggu ini,mereka belum benar-benar mengobrol dengan baik.
Lia malah pergi,apa yang harus Lino lakukan? Tidur? Ia belum mengantuk,ini masih terlalu awal untuk tidur masih pukul setengah sepuluh malam.
Akhirnya,Lino mengambil ponselnya di nakas,menyalakan layarnya dan memilih aplikasi yang sudah cukup lama tidak dibukanya. Ia mengunggah beberapa foto saat acara akad nikah dan resepsi pernikahan. Ia jadi penasaran,apa Lia juga mengunggah foto-foto mereka?
Lino membelalakkan matanya dan seketika hatinya panas. Lia belum menghapus foto-fotonya dengan mantan kekasihnya itu,bahkan diunggahan terakhirnya mereka tampak begitu mesra. Lia yang menghadap ke kamera dengan tersenyum dan Lucas yang sedang mencium pipinya.
Lino bergegas keluar dari kamar mencari Lia. Tak susah,ia sedang rebahan di sofa dekat kamar.
"Apa lagi sihhh?" Lagi-lagi Lino melepas earphone di telinga Lia,membuatnya kesal.
"Kamu belum hapus foto mantan kamu?"
"Maksud lo apa sih?"
Lino pun menunjukkan laman instagram Lia di ponselnya.
"Oohhh,gue lupa,kenapa?" Jawab Lia santai.
"Aku gak suka,dihapus ya fotonya!"
Lia pun membuka aplikasi instagramnya,satu per satu ia hapus foto-fotonya bersama Lucas. Lino yang jadi saksinya.
"Udahkan,ga ada lagi."
"Galeri?" Lia nurut apa yang dikatakan Lino,tanpa Lino suruh pun ia juga berniat menghapusnya,ia hanya lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lino's Lia
Fanfiction17+ (young-adult) ".....dia butuh laki-laki yang bisa membimbingnya jadi lebih baik, dan mencintainya dengan tulus. Saya rasa itu kamu orangnya." #1 lino 6 agustus 2020 #2 lia 25 agustus 2020 #2 jyp 7 Desember 2020 #1 minho 30 desember 2020 #1 hyunj...