49

2.7K 346 31
                                    

Begitu pulang dari kantor, Lino disambut dengan isak tangis wanitanya di dalam kamar. Tentu hal tersebut membuatnya panik. "Sayang kamu kenapa kok nangis?" Lino duduk di samping Lia yang sedang berbaring dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Ia hendak membukanya tapi Lia menahannya kuat-kuat. "Sayang kenapa? Ada masalah?"

"PAKE NANYA LAGI!" ucap Lia galak. Tangisnya semakin keras terdengar membuat Lino bertambah panik.

"Ada masalah apa hm? Ayo cerita!"

Lia pun membuka selimutnya dan mendudukan tubuhnya lalu menyeka air matanya. "Tadi siang kamu sama siapa di cafe?"

Tepat dugaan Lino, akan ada drama yang terjadi saat ia pulang kerja. Tadi siang ia melihat Lia pergi dari cafe bagitu saja, padahal melihatnya berada di dalamnya. Harusnya Lia menghampirinya bukan?

Sepertinya Lino tahu penyebabnya. Hal ini bukan pertama kali, Lia cemburu melihatnya bersama seorang wanita. Tapi tidak menyangka sampai menangis seperti ini. Biasanya akan menjutekinya atau mendiaminya saja seperti wanita pada umumnya. Apa Lia berfikir ia sedang berselingkuh? "Kamu tadi liat aku di cafe?" Tanya Lino memastikan.

"Iya, siapa cewek yang sama kamu?! Asik banget ngobrolnya." Wajar Lia sangat cemburu, sebelumnya tidak pernah melihat Lino seakrab itu dengan temannya yang berjenis kelamin perempuan.

"Dia temen sekolah aku dulu, tadi kita gak sengaja ketemu. Tanyain aja Changbin! Tadi aku makan sama dia terus gak sengaja deh ketemu temen aku itu."

"Gak usah bohong! Aku gak liat Changbin tadi."

"Iya pas kamu ke cafe Changbin lagi pergi nganterin makanan buat Chan. Dia lagi sakit."

"Alesan. Kamu pikir aku percaya? Bisa ajakan kamu suruh Changbin bohong?"

Lino mengulum senyum. "Kamu cemburu?"

"Ya iyalah aku cemburu. Sama cewek lain senyumnya lebar banget, giliran sama istri sendiri cuek banget. Hiks..."

"Ya masa ketemu temen mukanya jutek sih."

"Terus kalo sama istri boleh gitu jutek?!"

"Aku gak jutek sama kamu."

"Iya gak jutek tapi dingiiin banget kayak es."

Lino menghembuskan nafas. "Itukan karena kamunya nyebelin."

"Karena aku gak bisa layanin kamu terus kamu cari cewek lain gitu?!"

"Gak gitu sayang." Lino menangkup wajah Lia lalu manghapus air matanya. "Aku gak pernah ada niat buat selingkuh dari kamu. Kalo gak percaya liat aja di CCTV cafe-nya, ada kali!"

"Beneran? Kamu gak boongkan?" Ucap Lia sembari memeluk Lino.

Lino balas memeluk Lia. "Gak ada alesan buat aku selingkuh dari kamu."

"Semua cowok juga bilangnya begitu." Lia memang belum bisa percaya pada Lino seratus persen bahwa suaminya ini sosok yang setia. Meskipun Lino seringkali menyakinkannya bahwa ia tidak punya alasan untuk mendua. Siapa yang tahu? Mungkin hari ini tidak, tapi besok? Tidak ada yang tahu hati manusia. Apalagi banyak wanita yang mengagumi ketampanan Lino atau pun sifat supelnya. Ia takut Lino tergoda oleh salah satunya.

Punya suami ganteng harus dijaga baik-baik! - Lia.

Dulu, Lia pernah diselingkuhi kekasihnya. Padahal ia sangat percaya jika kekasihnya itu laki-laki setia, karena semua orang yang mengenalnya juga beranggapan begitu. Tapi apa faktanya? Laki-laki itu berdusta, bermain api dengan mantan kekasihnya. Ia juga mengenal wanita selingkuhan kekasihnya itu karena masih satu sekolah. Tepatnya adik kelas. Mungkin mereka masih saling mencintai, Ia melihat mereka berciuman di perpustakaan dengan mata kepalanya sendiri. Waktu itu kebetulan Lia pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku saat proses pembelajaran sedang berlangsung sehingga keadaan perpustakaan sangat sepi. Hingga akhirnya ia memergoki aksi menjijikan mereka berdua. Tidak perlu penjelasan lagi sudah sangat jelas di mata Lia, kekasihnya berselingkuh. Ia memutuskan hubungan dengan kekasihnya disitu juga, di tempat kejadian perkara. Entah, sejak kapan kekasihnya itu berselingkuh. Pasalnya mereka menjalin hubungan saja belum lama, sekitar tiga bulan.

Lino's LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang