56

1.9K 248 10
                                    

"Pengen masakin Lino makanan, tapi masak apa ya?"

"Yang paling gampang sih nasi goreng. Tapi apa gak bosen ya makan nasi goreng mulu?"

"Ayam goreng. Gak ah ngeri kena minyak."

Lia terus bermonolog.

Setelah berpikir, akhirnya ia memutuskan untuk membuat nasi goreng. Belum banyak yang ia bisa, salah satu yang cukup ia kuasai adalah membuat nasi goreng.

Sekitar setengah jam lagi Lino pulang. Hari ini suaminya itu pulang malam karena ada banyak pekerjaan dan juga meetting mendadak.

Tidak banyak bumbu yang digunakan, sederhana tapi cukup menggugah selera. Agar lebih nikmat, ia akan menambahkan sayuran dan bakso dalam nasi gorengnya.

Sekitar 20 menit berkutat di dapur, akhirnya masakannya jadi. Ia membaginya menjadi dua piring. Sebagai pelengkap ia menambahkan telur mata sapi di atasnya.

"Selesai." Senyuman Lia mengembang melihat hasil masakannya. "Semoga Lino suka." Ini pertama kalinya ia akan menyajikan hasil masakannya pada Lino, selain mi instan dan telur dadar. Ini adalah hal yang sangat ia ingin lakukan selama ini, memasak dan menyajikan makanan untuk suaminya. Selama ini tanpa Lino tahu ia belajar memasak, berbekal pengalaman membantu Lino memasak dan video tutorial memasak yang ia tonton di youtube. Dan baru kali ini ia memberanikan diri, setelah sebelumnya ia sempat ragu untuk melakukannya, takut masakannya tidak enak.

Hanya tinggal berdua bersama Lino tanpa seorang asisten rumah tangga membuatnya belajar banyak hal, termasuk diantaranya dalam masalah dapur. Hal yang sebelumnya tidak terbayangkan olehnya bisa akrab dengan para penghuni dapur. Ia ingin menjadi seorang istri yang bisa melayani suaminya dengan baik. Salah satunya mungkin dengan menyajikan makanan untuk suaminya setelah lelah bekerja. Dan untuk anak-anaknya kelak, ia juga ingin menjadi ibu yang bisa diandalkan untuk anak-anaknya.

Tak lama kemudian Lino pulang. Tepat sekali. Lia pun segera menghampiri Lino yang sedang melepas sepatu di dekat pintu masuk.

"Sayang, aku masakin nasi goreng buat kamu." Kata Lia sembari menarik Lino menuju meja makan.

"Oh ya?"

"Iya sayang, makan dulu ya mumpung masih anget! Setelah itu baru kamu mandi."

Duh gimana ini? Baru aja makan tadi sebelum pulang - Lino.

"Gimana sayang enak nggak?" Tanya Lia setelah Lino melakukan suapan pertamanya.

"Sayang, beneran ini kamu yang masak?" Tanya Lino dengan mata yang berbinar.

"Iya, enak gak rasanya?"

"Enak banget, kayaknya nasi goreng buatan aku kalah enak sama buatan kamu."

Lia tersenyum senang. Ia sukses membuat nasi goreng untuk Lino. Tapi, sepertinya Lino melebih-lebihkan penilaiannya. Ia yakin nasi goreng tidak lebih enak dari buatan Lino.

Jika tahu semenyenangkan ini menyajikan makanan untuk suami tercinta, mungkin ia akan belajar memasak sejak dulu. Ia jadi bersemangat ingin belajar masak makanan yang lain.

Perlahan Lino memasukan makanannya ke dalam mulut. Belum habis setengahnya rasanya perutnya tidak sanggup lagi untuk menampung.

Kenapa nasi gorengnya banyak banget sih? - Lino.

Lino makannya kayak gak nafsu gitu ya? Jangan-jangan Lino bohong lagi? Sebenarnya gak enak nasi gorengnya. Tapi enak kok, asinnya pas, sayurnya mateng, kecapnya gak kebanyakan, sebelas dua belaslah sama nasi goreng buatan Lino - Lia.

"Kok kamu makannya kayak tertekan gitu sih?"

"Hah? Tertekan? Nggak ah! Tertekan kenapa?" Sedikit terkejut Lia bertanya seperti itu. Apa terlihat jelas di wajahnya?

Lino's LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang