53

2.5K 304 52
                                    

Lia lapar. Waktu masih menunjukan pukul dua dini hari. Sebelumnya ia terbangun karena ingin buang air kecil, tapi setelahnya tidak bisa tidur lagi. Hingga akhirnya, perutnya terasa lapar.

"Sayang, bangun!" Lia membangunkan Lino sembari menepuk-nepuk pipinya.

"Sayang!"

"Hm." Lino menggeliat, yang semula terlentang kini memiringkan tubuhnya membelakangi Lia.

"SAYAAANG!!!"

"Apa sayang? Udah pagi?" Tanya Lino dengan mata tertutup. Matanya sulit sekali untuk terbuka, ia baru saja tidur sekitar dua jam yang lalu.

"Aku laper."

"Laper?"

"Hm."

Lino mendudukan tubuhnya sembari berusaha membuka matanya. Ini bukan pertama kali Lia membangunkannya tengah malam seperti ini. "Mau makan apa hm?"

"Apa aja deh terserah kamu!"

"Kalo aku buatin sandwich mau?"

"Boleh."

Lino pun segera beranjak menuju dapur. Diikuti Lia dari belakang.

Lino menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. 4 lembar roti gandum, 2 butir telur, tomat, mentimun dan saus mayones. Lalu ia mulai mengolahnya.

Sementara Lia, ia menunggu Lino memasak di meja makan.

Selang beberapa waktu kemudian sandwich buatannya pun jadi.

Selang beberapa waktu kemudian sandwich buatannya pun jadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi sayangnya Lia tertidur saat menunggu Lino memasak. Ia menaruh kepalanya di atas meja.

Lino tersenyum sembari geleng-geleng kepala melihat kelakuan istrinya. "Ini sih namanya dikerjain." Lino pun menyimpan sandwich-nya lalu menggendong Lia, memindahkannya untuk tidur dengan nyaman di atas tempat tidur.

Cup

Lino mengecup bibir Lia. Lalu ia ikut membaringkan tubuhnya di sisi yang kosong.































































Pagi...

Huek...

Saat pagi hari gejala morning sickness yang Lia alami terasa lebih berat dibanding siang, sore atau malam. Beruntung Lia memiliki Lino yang senantiasa berdiri di belakangnya. Memberi kekuatan sehingga ia merasa tidak susah sendiri.

Setelah dirasa tidak ingin muntah lagi, Lino menuntun Lia keluar dari kamar mandi dan mendudukannya di tepi ranjang.

"Sayang gak usah ke kampus aja ya!"

Lino's LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang