8

3.9K 400 19
                                    

"Pak Lino beruntung bisa jadi mantunya pak Agung."

"Kok nyesek ya?"

"Aku mah apa atuh? Gak sebanding sama Lia."

"Kok gak pernah denger ya pak Lino ada hubungan sama anaknya si bos?"

"Cocok sih mereka,ganteng sama cantik."

"Pak Lino-ku hiks..."

"Mundur gue."

Sebuah kegaduhan terjadi dikantor karena sebuah undangan pernikahan. Ya,undangan pernikahan mungkin bukan sesuatu yang aneh. Tapi melihat nama mempelai yang tertera diundangan tersebut,mampu membuat gaduh seisi kantor. Terutama bagi kaum hawa.

Bagaimana bisa?

Sosok Lino yang rupawan mampu memikat hati para wanita lajang,yang berharap bisa bersanding di pelaminan bersamanya suatu hari nanti. Tak cukup hanya rupawan,ia juga handal dalam pekerjaannya. Diusianya yang ke 26 tahun,ia menempati posisi cukup tinggi diperusahaan sebagai Chief Marketting Officer.



"Bin,ini beneran Lino kita yang nikah?"

"Kayanya sih bener,siapa lagi emang yang punya nama Herlino Aditya dikantor?"

"Kali ajakan ini Herlino Aditya yang lain,emang didunia ini yang punya nama Herlino Aditya si Lino doang apa?"

"Bisa jadi sih,dia juga gak pernah cerita ada hubungan sama si princess,deket juga nggak keliatannya. Tapi kalo ini bukan Herlino Aditya sahabat kita,masa iya Lia yang ngundang kita?"

"Iya juga sih,gak mungkin juga Lia ngundang kita. Kita kenal dia,dia-nya gak kenal kita."

"Kita keruangannya aja,penasaran gue."

"Kata sekretarisnya dia gak masuk hari ini,ada urusan diluar kantor katanya."






























Sebelumnya...

Pagi-pagi sekali Lino sudah berada dikantor. Sedikit demi sedikit ia keluarkan undangan berwarna biru dongker dalam sebuah paperbag berwarna hitam. Diletakkannya undangan tersebut di meja kerja teman-temannya.

"Ini mejanya samsul yang mana nih?ini apa ini? Yang ini sih kayanya." Gumamnya. Bukan tanpa alasan Lino melakukan ini,ia hanya menghindari kehebohan dan pertanyaan yang akan menyerangnya jika memberikannya secara langsung.

Lino yakin teman-teman kantornya pasti akan terkejut dengan pernikahan mendadaknya ini. Ditambah lagi yang ia nikahi anak dari pimpinan perusahaan mereka,yang memang cukup populer dikantor. Mungkin beda cerita jika wanita yang ia nikahi dari kalangan biasa.

"Kalo yang ini gue yakin banget tempatnya si david,"

"Ini Rani,"

"ini Budi,"

"iniiii Ani,kalo gak salah,"

"Ini Dewi,"

"Ini Haris,eh kebalik yang disini Dewi."

"ini tempatnya Bunga. Eh bentar...ada dua bunga."

"Anjir,bingung gue yang disini Bunga cempaka apa Bunga Melati??? Bodo ah asal aja,kalo salah biar mereka tuker sendiri."

Lino pun menulis sebuah pesan singkat pada sticky note berwarna kuning dan menempelnya di layar komputer pada salah satu meja. Padahal Lino yakin,ia hafal betul meja kerja teman kantornya itu,tapi ternyata cukup membingungkan kalau dalam keadaan kosong.

Lino's LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang