9

3.8K 400 10
                                    

"Syaratnya...




























Kita pergi honeymoon setelah menikah." Ucap Lino diiringi senyum manisnya.

"Ogah,bilang aja gak mau ngasih tau."

"Kok gak mau sih? Biasanyakan pengantin baru tuh excited banget buat honeymoon."

"Itukan yang nikahnya pake cinta. Kalo nikahnya terpaksa mana ada kata excited buat honeymoon."

"Emang kenapa kalo honeymoon-nya tanpa cinta? Siapa tau cintanya tumbuh pas lagi honeymoon."

OGAH!!!pokoknya ga ada honeymoon-honeymoon-an. Lagian ngapain sih gue nanya itu mulu? Belum tentu dia jawab jujur. Tapi gue penasaran.

"Ga bisa,lagian bentar lagi gue udah mau masuk kuliah."

"Bukan masalah,kamu-kan bisa cuti beberapa hari."

"Bisa gak fokus aja nyetir?" Lia berusaha menyudahi obrolan ini agar tak berlanjut. "Gue udah gak tertarik lagi buat nanya. Belum tentu lo jawab jujur."

Syukur deh,semoga Lia gak nanya hal ini lagi.





























Kini tinggal satu undangan lagi,sepertinya Lino mengenalnya. Dilihat dari alamatnya,ia tinggal di gedung apartemen yang sama dengannya.

"Kayanya aku kenal deh sama teman kamu yang satu ini."

Lia tidak fokus dengan ucapan Lino,perutnya sakit ia coba untuk menahannya.

"Akhh."

"Kamu kenapa Li?sakit perutnya?"tebak Lino,melihat Lia yang memegang perutnya.

Lino pun memarkirkan mobilnya didepan sebuah apotek,"Tunggu sebentar ya!aku mau beli obat." Ucap Lino yang diangguki Lia. Dengan langkah cepat Lino memasuki apotek tersebut.

Tak lama ia kembali dengan membawa satu strip obat maag dan sebotol air meneral. Cepat-cepat ia mengambilnya dari tangan Lino dan meminumnya,ia sudah tidak tahan.

"Kamu istirahat di apartemen aku aja ya?" Tanya Lino hati-hati.

"Hah???"

"Aparteman aku udah deket."


Mereka sampai diparkiran apartemen,Lino pun memapah Lia menuju apartemennya.
Sebenernya Lia ingin langsung pulang saja,tapi kasihan juga Lino pasti capek. Akhirnya Lia menurut. Lumayan jauh jaraknya,butuh sekitar 30 menit belum lagi kalo macet,bisa lebih lama lagi ia didalam mobil,ia lelah ingin rasanya merebahkan tubuhnya dan terlelap tidur. Tapi apa ia bisa tidur dirumah orang asing? Tidak akan terjadi apa-apakan?

Lino pun mendudukkan Lia di sofa ruang TV sekaligus sebagai ruang tamu apartemennya.

"Kamu baik-baik ajakan? Apa perlu panggil dokter?"

"Ga usah,udah mendingan kok,bentar lagi pasti sembuh."

"K-kalo mau istirahat di kamar gapapa,kebetulan ada dua kamar disini."

"Oh,gapapa disini aja."

Mendadak situasi menjadi canggung.

"Oke,mmm...kamu gapapakan aku tinggal sebentar? Aku mau beli makanan sekalian anter undangannya Hyunjin."

"Iya gapapa,undangannya biar gue aja yang kasih."

"Gapapa sekalian,kebetulan Hyunjin temen aku juga,dia tinggal di lantai atas tepat diatas apartemen aku."

Lino's LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang