51

2.5K 314 32
                                    

"DADDY TAU DARI MANA AKU HAMIL???"

"Dari dokter wendy."

"Kok bisa?"

"Tadi gak sengaja ketemu, terus cerita katanya kamu sama Lino tadi siang ke rumah sakit buat periksa kandungan. Dan hasilnya ternyata kamu lagi hamil empat minggu."

"Daddy kenal sama dokter Wendy?"

"Iya, dia temennya tante Krystal."

"Ooh." Lia baru tahu. "Yaaah...berarti gak jadi surprise doong..." Lia kecewa.

"Surprise?"

"Iya, tadinya mau kasih tau daddy pas ulang tahunnya daddy nanti. Ini malah daddy tau duluan."

"Ooh gitu."

"Daddy gak asik ih..."

"Ya mana daddy tau kamu mau bikin surprise. Kalo tau begitu daddy pura-pura aja gak tau." Agung tidak menyangka tak lama lagi ia akan menjadi seorang kakek. Ia pikir Lia akan menunda untuk hamil.

"Tapi daddy jangan kasih tau yang lain dulu ya! Nanti aja kasih taunya pas daddy ulang tahun!"

"Iya, daddy gak akan ngasih tau."

"Aku tetep mau bikin acara buat ulang tahun daddy."

"Lino-nya mana?"

"Lagi mandi." Ada yang sangat ingin Lia katakan pada ayahnya ini, tapi ia malu untuk mengatakannya. "Mmm...dad."

"Iya."

"Aku mau terima kasih sama daddy."

"Terima kasih buat?"

"Terima kasih karena udah nikahin aku sama Lino."

Agung pun menarik sudut bibirnya, ia senang Lia bahagia. Keputusannya menikahkan dengan Lino tidak keliru. "Dulu aja nangis-nangis gak mau dinikahin."

"Ya siapa yang gak nangis kalo dipaksa nikah begitu." Lia mengerucutkan bibirnya.

"Daddy tuh sayaaang banget sama kamu. Gak mungkin daddy nyerahin kamu ke sembarang orang."

Lia mendekat lalu memeluk Agung "Maaf! Hiks..."

"Loh kok nangis?" Agung panik tiba-tiba Lia menangis.

"Aku...aku minta maaf! Dulu sering bantah nasehat daddy. Hiks..."

"Daddy selalu maafin kamu sebelum kamu minta maaf." Ucap Agung sembari menepuk-nepuk pundak Lia memberi ketenangan. "Daddy juga minta maaf ya! Sempat buat kamu tertekan karena paksa kamu buat nikah. Mungkin harusnya daddy kasih waktu lebih buat kamu nyiapin diri."

Melihat keharuan yang tercipta di antara ayah dan anak tersebut. Lino menahan diri untuk keluar dari kamar. Ia mendengar percakapan mereka berdua, mulai dari Lia yang berterima kasih karena telah menikahkannya dengannya. Jelas ia sangat bahagia mendengar hal tersebut. Rasanya ia seperti kupu-kupu yang terbang di tengah taman bunga.

Tiba-tiba ia merindukan almarhum ayahnya. Nasehat apa yang akan diberikan ayahnya saat ia akan menikah?

Sebelumnya, ia pikir kehidupan rumah tangganya bersama Lia akan sangat sulit dijalani karena mereka disatukan bukan karena cinta. Tapi ternyata tuhan memudahkan langkahnya. Mungkin ini yang dinamakan jodoh. Semua orang punya jalannya tersendiri dalam menemukan pasangan hidupnya.

Perjodohan tidak selalu buruk, banyak juga yang berakhir bahagia.

Setelah Lia berhenti menangis, Lino akhirnya keluar dari kamar untuk menyapa ayah mertuanya itu. Ini pertama kalinya Agung datang ke apartemennya.

Lino's LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang