34

3.6K 380 23
                                    

"No, plissss.....jangan ya!"

Lia menghalangi Lino yang hendak mengambil salah satu koleksi tasnya sebagai hukuman atas ketidakhadirannya di kampus. Lia pikir Lino lupa atau ucapannya hanya sekedar gertakan semata karena sejak kepulangannya dari Bali laki-laki itu tidak membahasnya sama sekali.

"Peraturan harus ditegakkan. Kalo gak gitu besok-besok pasti ngulangin lagi."

"Aku-kan bolosnya juga gak sengaja karna kesiangan. Masa tetep dapet hukuman sih?" Lia mengerucutkan bibirnya.

"Aku-kan udah bilang kalo tidur jangan lewat dari jam dua belas malem! Pasti gak bakal sesusah itu dibanguninnya. Aku tanya, selama aku gak ada kamu mulai tidur jam berapa?"

"OKEEE....tapi jangan yang ini ya! Yang lain aja!"

Pasalnya Lino telah menjatuhkan pilihannya pada sebuah tas berbentuk bunga mawar berukuran kecil berhiaskan ribuan berlian dan safir merah muda yang didesain dalam emas putih sebagai kerangkanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasalnya Lino telah menjatuhkan pilihannya pada sebuah tas berbentuk bunga mawar berukuran kecil berhiaskan ribuan berlian dan safir merah muda yang didesain dalam emas putih sebagai kerangkanya. Dilihat dari material yang digunakan pastilah tas tersebut dibandrol dengan harga yang cukup fantastis, tapi bukan masalah harga yang menjadi persoalan. Tas ini sangat berharga karena hadiah dari sang ayah untuk ulang tahunnya yang ke dua puluh. Rasanya seperti bermimpi memiliki tas tersebut karena hanya ada satu di dunia dan ia yang beruntung memilikinya.

Dua hal yang Lia sukai tercipta menjadi satu, berlian dan tas. Jika dilihat memang tidak seperti sebuah tas, lebih seperti hiasan dari berlian yang di rangkai menjadi sebuah bunga mawar. Benar-benar menakjubkan. Sudah di pastikan tas tersebut tidak pernah keluar dari kamarnya hanya menjadi penghias lemari kacanya. Mungkin ia akan menjadi incaran para penjahat jika nekat memakainya di luar rumah.

"Kalau gitu yang itu!" Tunjuk Lino pada tas berwarna merah di samping tas berlian tersebut.

"Nooo, yang lain ya!" Lagi-lagi Lino memilih tas paling berharga miliknya. Ia sangat menyukainya dari segi harga pun lebih mahal, terbuat dari kulit buaya berkualitas dan lagi-lagi ada berlian yang menambah kemewahan tas tersebut, meskipun tak sebanyak tas sebelumnya. Ia mendapatkannya dengan susah payah membujuk sang ayah agar mau membelikannya.

"Katanya tadi suruh yang lain, kok masih gak boleh?"

"Ya jangan yang dua ini pokoknya!"

Semakin Lia menahan, semakin keras pula Lino pada pilihannya. Logikanya, Lia pasti kapok atau tidak berani lagi untuk membolos karena akibat dari perbuatannya ia harus kehilangan koleksi tas paling berharganya.

Pada akhirnya Lia harus melepas satu diantara dua tas tersebut. Dengan berat hati Lia memberikan tas yang kedua.

Dengan menghentakkan kakinya kesal, Lia pergi dari hadapan Lino. Jelas, ia tidak rela tasnya diambil paksa. Lagi pula ia tidak pernah menyetujui aturan dari Lino. Tasnya tidak salah, tapi kenapa harus dikorbankan?

Sebelumnya Lino mencari tahu harga dari tas-tas tersebut, tidak semua hanya beberapa saja yang menarik perhatiannya. Lino menelan ludah saat tahu harga dari tas-tas tersebut. Mulai dari belasan juta hingga milyaran. Untuk sebagian orang memang tidak masuk akal, satu buah tas saja bisa dibandrol dengan harga setara mobil mewah. Mobil yang ia gunakan saja tidak sampai satu milyar.























































































Lino's LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang