30

4K 409 32
                                    

Satu minggu,Yeji tak bertemu dengan Hyunjin. Di kampus pun tak terlihat sama sekali. Rasanya aneh saat berjauhan dengannya, seperti ada yang hilang.

Kenapa persahabatan mereka harus seperti ini?

Yeji tidak menyangka perhatian Hyunjin yang begitu besar padanya bukan karena persahabatan mereka tapi karena rasa ingin memiliki.

Hyunjin selalu ada untuknya, tempatnya berbagi suka maupun duka. Saat ia patah hati, Hyunjin-lah orang yang menghapus air matanya. Menghiburnya agar tidak bersedih lagi.

Lebih dari orang lain,Hyunjin memang sangat tahu segala hal tentang Yeji. Ia selalu punya cara untuk membuat Yeji tersenyum.

Persahabatan Yeji dan Hyunjin berawal ketika mereka memasuki Sekolah Menengah Pertama. Mereka menjadi semakin dekat,sejak keduanya mengikuti ekstrakurikuler yang sama. Yaitu ekstrakurikuler tari. Keduanya memang sangat berbakat dalam hal menari, berbagai perlombaan telah banyak mereka ikuti dengan banyak kemenangan tentunya. Ditambah lagi mereka memiliki banyak kesamaan dari hobi hingga makanan.

"Sayang!"

"Iya mah?"

"Makanannya kok cuma diaduk-aduk aja,gak dimakan?" Tanya Yoona, mamanya Yeji.

"Ini mau dimakan."

"Kamu kenapa akhir-akhir ini kayaknya banyak diem?"

"Gapapa."

"Berantem sama Hyunjin?"

"Nggak."

"Ayo cerita sama mamah ada apa? Biasanya-kan cerita kalo ada apa-apa."

"Yeji cuma lagi capek aja kok mah."

"Beneran?"

"Hm."































































































































































Lia menyesali telah mengucapkan kata "besok" pada Lino. Tidak mungkin ia menarik kembali ucapannya. Lino pasti akan sangat kecewa karena sudah sangat berharap.

Satu hal yang Lia harapkan saat ini. Datang bulan. Jika melihat dari kebiasaan,harusnya seminggu yang lalu Lia sudah memasuki masa menstruasi. Mungkin karena stres memikirkan pernikahannya ia terlambat datang bulan.

Atau mungkin ini efek dari pil KB yang ia konsumsi selama ini. Sebelum acara pernikahan Krystal menyarankan Lia untuk mengkonsumsi pil KB, jika memang ia belum ingin memiliki anak. Lia menurut,ia meminumnya karena memang ia belum siap memiliki anak. Semoga saja Lino tidak menuntutnya untuk segera memiliki anak.

Selain itu Lia juga takut, Lino memaksanya untuk berhubungan intim meskipun ia menolak karena belum siap. Tapi siap sangka Lino begitu pengertian dan sabar menunggunya. Hal tersebut cukup membuatnya tersentuh. Meskipun Lino memang sering mendorongnya masuk ke kubangan nafsu.

Tidak seperti dalam bayangannya, suami akan menuntut haknya dan akan mengucapkan kata "dosa" jika saja sang istri enggan menuruti keinginan sang suami. Kata keramat yang mampu membuat seorang istri tak mampu berkutik.

Sampai saat ini,Lino tidak tahu jika Lia selama ini mengkonsumsi pil KB. Lia takut Lino berpikir jika ia benar-benar sudah siap.

Jika itu terjadi sudah dipastikan malam ini mereka berdua tidak bisa melakukannya. Lino mungkin akan kecewa karena harus menunggu lagi sekitar tujuh hari ke depan. Tapi setidaknya Lino pasti mengerti, menstruasi adalah satu hal yang tidak bisa lepas dari seorang wanita, dan Lia tidak akan merasa bersalah karena menyebabkan gagalnya malam pertama mereka.

Lino's LiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang