Kris berjalan santai hingga seseorang menyenggol bahunya ia hampir jatuh
"Hei, jangan larian dilorong dong" pemuda itu berbalik
"Ah sial" umpatnya dalam hati, itu pangeran kampus dan tukang bikin onar semua memilih tidak berurusan dengan pemuda bernama Ansel.
"Kau mengatakan sesuatu?" Hidung mereka hampir bersentuhan Kris sedikit lebih rendah dari Ansel
"Kau.....kau berlarian di lorong dan menyenggolku" Ansel memutar mutar tubuh Kris membuat Kris bingung
"Tidak luka tidak memar kau baik baik saja" ia mendorong Kris membuat Kris jatuh terduduk dan pergi."Tentu aku tidak akan melewatkan nya begitu saja"
"Ia terkenal di kalangan wanita sepertimu juga Ansel"
"Aku akan mengerjainya hingga tidak seorang wanita pun yang akan memandangnya"
"Apa rencanamu, kawan?" Ansel hanya nyengir ia tersenyum licik.
Kris menghembuskan nafas kasar salah satu ban mobilnya sobek ia tahu ulah siapa, ia mengambil hp nya kembali ia memaki ternyata ia lupa mencharge hpnya ia memutuskan berjalan kepangkalan ojek tidak jauh dari kampus."Aku benar benar sial hari ini" ia terduduk di pinggir jalan ia terjatuh sebuah motor melaju hampir menyenggolnya dan ia terjatuh saat menghindar, sebuah mobil mewah berhenti didepannya Kris mendongak melihat sosok yang keluar dari mkbil berdiri didepannya.
"Kau kenapa, seperti gelandangan dan kenapa kau bisa terluka" Kris bangkit ia meninggalkan Ansel berjalan berjingkat.Ia sampai dipangkalan ojek langsung menghampiri salah satu dan langsung pergi mengabaikan Ansel yang memandang dari kejauhan.
Teman temannya heran melihat Ansel pagi pagi sudah pergi ke kampus
"Tumben, biasa juga telat"
"Kalian lihat anak Korea itu?"
"Dia campuran cuy, Korea Cina....gak tuh kami juga tidak lihat mobilnya"
"Aku pergi"
"Eh mau kemana, kuliah mau mulai"
"Aku ada urusan, kalian tahu apa yang harus dilakukan" Ansel melambai tanpa menoleh.Ansel ragu namun akhirnya ia mengetuk juga pintu terbuka seorang wanita paruh baya dengan celemek tersenyum.
"Tuan mencari siapa?"
"Ada Kris bu, dia tidak kuliah"
"Ah ada dia baru saja pulang dari rumah sakit, silakan masuk tuan"
"Lain kali saja, bu, aku tidak mau mengganggunya" Ansel berlalu ia sengaja tidak memberitahukan namanya.Kris memutar matanya malas didepan rumahnya sudah mangkal mobil mewah dan Ansel tersenyum lebar
"Mau apa kau pagi pagi kemari?" Ia berujar ketus
"Menjemput tuan putri"
"Hah, kau gila tidak ada anak gadi disini ada emak emak mau?" Ansel tertawa
"Ya kaulah siapa lagi" Kris mendelik
"Yak apa kau bilang?"
"Ayolah kau mau kita terlambat kuliah?" Kris mendengus mobilnya masih di bengkel dan kedua mobil lain dipakai orang tuanya, ia masuk dengan wajah ditekuk.Wajah Kris masih ditekuk membuat Ansel gemes lah kok gemes
"Kau sakit parah samapai harus diperiksa dirumah sakit?"
"Bukan urusanmu"
"Jutek amat"
Begitu mobil sampai Kris langsung keluar tanpa ucapan terima kasih.Kris masih asyik di ruang sains ada jam tambahan kuliah dan Ansel masih setia menunggu teman temannya curiga Ansel jatuh cinta dengan Kris tapi Ansel cuek ia tidak perduli.
Senyum Kris hilang melihat Ansel dari kejauhan tampak menunggunya.
"Kau, berhenti mengantar dan menjemput ku pulang Ansel"
"Aku sudah berjanji dengan orang tuamu" kris bingung
"Maksud lu apaan Ansel" Ansel menunjukkan pesan WA dari Ansel dan orang tuanya
"Ini urusan kita Ansel kenapa kau bawa bawa orang tuaku" Ansel menggedikkan bahunya
"Kris?" Ansel menangkap tubuhnya
"Kris ada apa ya tuhan" Ansel panik."Maksud dokter apa, aku tidak mengerti?"
"Dia hanya tinggal menunggu waktu nak Ansel, dia pasien tetap dirumah sakit ini" Ansel meremas dadanya sakit terasa sesak ia merasa dunia tidak adil padanya dan Kris.
Teman temannya heran dengan Ansel seperti kayak orang tidak makan seminggu
"Ada apa fren?"
"Aku....Kris....dia"
"Ngomong apa sih lu, kena gagap mendadak"
"Kris dia sakit selama ini dan dokter bilang waktunya tidak lama lagi kedua orang tuanya juga mengamini ucapan dokter"
"Pantas saja ia seperti itu dengan kulit pucat"
"Aku mencintainya duniaku runtuh" semua terdiam mereka kehabisan kata kata."Nak, silahkan"
"Ya tante" Ansel maju memberi penghormatan terakhir kepada Kris foto itu menggambarkan Kris tersenyum rasanya tidak ada yang bisa Ansel katakan ia mundur memberi waktu temannya melakukan penghormatan terakhir matanya tidak bisa ia alihkan dari pigura besar itu
"Bro, lu gak papa?"
"Apa aku bisa mendapatkan sosok seperti dia, aku akan merindukan sikap ketusnya dan marahnya"
"Kau pasti akan menemukan seseorang walau tidak seperti dia bro, tapi hidup harus tetap berjalan" Ansel masih memandang foto besar Kris
"Om tante kami pamit dulu" ujar teman teman Ansel
"Kau ikut?" Ansel menggeleng ia bergeser duduk bersandar ia heran air matanya sulit untuk keluar hingga ia menunduk barulah ia merasakan tangisnya keluar perlahan terdengar isakan pelan.End
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Random 2 (End)
General Fictionini season kedua, enjoy and homophobic get lost.