Pria cantik berambut panjang namun ia introvert dan tubuh mulusnya berhias tato tampak terlihat dari leher jenjangnya dan tangan putihnya.
"Jadi kau yang bernama Paing?" Pemuda itu mengangguk pelan dan tersenyum manis
"Pantas saja ibuku memilihmu, kau pria cantik pertama yang pernah aku lihat seumur hidupku" Paing bersemu merah
"Aku laki laki, mana ada laki laki cantik"
"Kau bukti nya"
"Mengapa kau setuju dengan perjodohan ini, pertama aku berhutang budi atas kebaikan orang tuamu dan kedua aku tidak tahu mengapa" Chris mengangguk."Aku tidak tahu apa yang orang tuaku lakukan pada keluargamu sehingga kau rela menerima perjodohan ini, baiklah aku tidak keberatan menikah denganmu" Chris tersenyum tipis dan bangkit pergi, Paing menatap punggung lebar Chris
"Dia tampan sekali, aku tidak tahu tapi sepertinya ia kurang menyukai perjodohan ini" pikirnya lesu ia tidak tahu kehidupan pernikahan macam apa yang menunggunya.Pernikahan berjalan lancar tampak Paing sangat akrab dan dekat dengan Paing bahkan tampak jelas ibunya sangat menyayangi Paing Chris tidak mengerti.
Pernikahan mereka berjalan datar dan mereka juga sama sama bekerja jadi jarang bertemu, Chris mengirim pesan ia akan menjemput Paing karena ibu nya mengajaknya makan malam bersama Paing membalas pesannya ia tersenyum Chris mengiriminya pesan setelah tiga bulan menikah.
"Masih belum ada kabar baik?" Chris dan Paing tersedak bersamaan
"Ibu apa apaan, kita sedang makan kenapa membicarakan itu"
"Ibu ingin segera menimang cucu" Paing diam saja ia memendam perasaannya ia takut mengecewakan mertuanya yang baik dan Chris.Paing tidak bisa tidur ia memandang Chris yang tertidur disampingnya kembali ia memandang keluar pikirannya kemana mana hingga pagi, Chris terbangun melihat Paing terduduk melamun tampak jelas ia tidak tidur semalaman.
"Paing, kau tidak tidur?"
"Eh sudah pagi ya?"
"Ya tuhan, semalaman kau melamun tidak tidur?"
"Aku tidak mengantuk" Paing bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi ia harus menyiapkan sarapan untuk mereka bersama seorang pelayan itu rutinitas pagi Paing."Paing, sebaiknya kau tidak bekerja hari ini lagi pula ini hari sabtu kau tidak harus kekantor kau tidak tidur semalaman" Paing meletakkan secangkir kopi untuk Chris
"Aku tidak apa apa, aku merasa sehat sehat saja" ia meletakkan secangkir teh dan duduk dihadapan Chris
"Kau itu juga aku lihat jarang makan, mulai hari ini aku mau kita makan siang sam sama" Paing memandang Chris setelah menyeruput tehnya
"Chris, aku makan jika aku lapar"
"Aku tidak mau kau sakit seolah aku tidak mengurusmu dan tidak perduli padamu" Paing menghembuskan nafasnya pelan
"Baiklah, aku menurut saja" Paing bangkit mengambil tasnya yang tergeletak di meja
"Aku pergi" keduanya berciuman singkat.Ia menutup laptopnya memandang jam tangan yang melingkar hampir jam makan siang, Chris bangkit dan mengenakan jasnya mengambil kunci mobil ia akan menemui Paing untuk makan siang.
Chris beberapa kali menelpon namun tidak diangkat oleh Paing, karyawan Paing sudah mengenal Chris jadi mereka langsung mempersilhakan Chris masuk.
"Kau tidak mengangkat panggilanku" wajahnya menyembul di balik laptop
"Maaf, hp ku di dalam tas dan dalam mode silent"
"Ayo makan siang, kau tampak pucat"
"Sedikit lagi, aku baik baik saja Chris"
"Ayo, jangan sampai telat" Paing bangkit menghampiri Chris."Aku sering kemari kalau makan siang agak jauh tapi aku suka pemandangannya" suara Paing memecah kesunyian
"Kau tahu tempat yang Cozy untuk makan siang dan disini tenang"
"Jujur sudah lama tidak kemari, biasa aku pesan online untuk makan siang sejak menikah denganmu"
"Kau jangan terus memaksakan diri dan melewatkan waktu makan siang"
"Maaf membuatmu khawatir"
"Kau memikirkan ucapan ibu, bukan?" Paing terdiam ia mengangguk bibirnya tersenyum membetukan letak poni panjangnya
"Chris, aku takut aku tidak bisa memenuhi keinginan ibu" Paing menunduk mengaduk minumannya
"Apa yang kau takutkan, bukankah dia yang menjodohkan kita tidak ada yang harus dikhawatirkan"
"Lihat aku Chris, aku laki laki dan waktu kita bersama juga sedikit bagaiman jika aku.....mandul" Chris terdiam entah mengapa ia juga merasakan apa yang ditakutkan Paing kelihangan Paing setelah terbiasa dengan kehadiran Paing, Paing itu sempyrna bagi Chris ia cantik dan cerdas sebagai laki laki serta seorang perancang pakaian yang sukses namanya mendunia.Tbc 1
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Random 2 (End)
General Fictionini season kedua, enjoy and homophobic get lost.