Adam - Sebastian

257 6 3
                                    

Sebby menyeka darah yang mulai mengering di wajah dan tangannya sesekali ia meringis entah kenapa mereka kasar padanya dan sikap mereka berbeda dengan yang lain
"Kau babak belur lagi"
"Jangan sok perduli, kau senang bukan?"
"Sebastian aku memang tidak menyukaimu, tapi perlakuan mereka padamu tidak pantas kau terima" Sebastian mencuci tangannya dan terkejut mendengar pintu toilet dibuka
"Ada tamu untukmu" Sebastian menarik nafas panjang
"Biar aku saja ia sedang tidak sehat"
"Sean kau ada tamu lain" Sebastian berjalan keluar keruangannya.

Sebby menyeka darah yang mulai mengering di wajah dan tangannya sesekali ia meringis entah kenapa mereka kasar padanya dan sikap mereka berbeda dengan yang lain"Kau babak belur lagi" "Jangan sok perduli, kau senang bukan?""Sebastian aku memang tid...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lakukan saja tuan, cepat selesaikan ini" pria besar itu mendekat dan mendorongnya ia terbaring memandang pria itu membuka pakainnya dan dasinya
"Benar kata temanku kau ini berbeda" suaranya bariton sesuai dengan tubuhnya
"Aku dibayar bukan untuk bicara dan mengeluh"
"Ada apa dengan luka dan lebam ini" Sebastian diam saja ia tidak mau membahasnya.
Sebastian bangun menahan sakit di holenya ini hampir pagi ia ingin pulang  dan ia lihat setumpuk uang pria itu sudah pergi pagi pagi, Sebastian merebahkan tubuhnya setelah bersih bersih dan berpakaian ia tertidur segera.

"Aku akan membelinya dan membebaskannya, aku tidak tega melihatnya luka dan lebam baru dan lama""Aku sudah katakan padamu, aku harap seseorang membebaskannya dan itu kau""Tapi apa dia mau, orang orang yang seperti dia ia sudah terbiasa dan menikma...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan membelinya dan membebaskannya, aku tidak tega melihatnya luka dan lebam baru dan lama"
"Aku sudah katakan padamu, aku harap seseorang membebaskannya dan itu kau"
"Tapi apa dia mau, orang orang yang seperti dia ia sudah terbiasa dan menikmati rasa sakit"
"Dia layak untuk yang lebih baik" Adam kembali merenung.
Sebastian pulang lebih awal dan ia terkejut melihat Adam mematung didepan pintu apartemen kecilnya.
"Apa yang tuan inginkan, saya tidak melayani siapapun dirumah" Sebastian membuka kunci pintu dan masuk saat hendak pintu ditutup pintunya ditahan.
"Ada yang hendak aku bicarakan" Sebastian  membukakannya pintu beberapa wanita yang melintas bergunjing mengenai Sebastian ia segera menutup pintu
"Silahkan duduk" Sebastian duduk dihadapan Adam
"Aku sudah membelimu" Sebastian tersedak ia terbatuk
"Apa maksudmu Tuan?"
"Aku yang membelimu dan kau milikku sekarang" Sebastian tersenyum remeh
"Dasar orang kaya semua sama saja, pantas saja mami memintaku pulang"
"Dan aku minta tanpa penolakan kau pindah tinggal denganku"
"Ya, apa hakku untuk menolak"
"Malam ini aku akan menginap disini" Sebastian bangkit.

"Ada yang hendak aku bicarakan" Sebastian  membukakannya pintu beberapa wanita yang melintas bergunjing mengenai Sebastian ia segera menutup pintu"Silahkan duduk" Sebastian duduk dihadapan Adam"Aku sudah membelimu" Sebastian tersedak ia terbatuk"A...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya hanya memiliki satu kamar dan tempat tidur kecil itu tidak senyaman milik anda tuan...."
"Adam namaku Adam dan aku tidak perduli Sebastian, kemasi barang barangmu besok pagi pagi sekali kita kerumahku" Sebastian mengangguk.

Sebastian memandangi rumah mewah Adam ia kehabisan kata kata benar benar kehidupan yang dari miliknya, Adam memberinya kamar yang besar berwarna krem dengan tempat tidur king size dipan berukir tampak sekali itu sangat mahal.
"Tuan, makan siang sudah siap" Sebastian terkejut ia baru selesai mandi dan berpakaian, ia mengangguk kepelayan itu.

Selesai makan siang mereka duduk diruang santai"Kau suka disini, jika butuh apa apa katakan saja kau tidak perlu sungkan""Aku suka tapi mengingat apa pekerjaanku sebelumnya aku tidak layak dan kotor" Sebastian menunduk memainkan jari jarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai makan siang mereka duduk diruang santai
"Kau suka disini, jika butuh apa apa katakan saja kau tidak perlu sungkan"
"Aku suka tapi mengingat apa pekerjaanku sebelumnya aku tidak layak dan kotor" Sebastian menunduk memainkan jari jarinya.
"Sebastian aku tidak pernah menganggapmu seperti itu, kemarilah duduk dipangkuanku" dengan sungkan dan malu ia menurut saja
"Sebastian, tidak ada yang akan membuat jarak aku mendengar banyak hal tentangmu aku sudah mencari informasi mengenaimu, Sebastian terkejut.

"Ibu dan ayah tidak setuju Adam apa kau kehilangan akal sehatmu" orang tua Adam baru pulang dari Inggris dan ia nyatakan niat nya menikahi Sebastian, Adam meletakkan berkas milik Sebastian menyodorkannya keayahnya
"Aku akan tetap menikahinya dengan atau tanpa restu kalian"
"Dia bekas pelacur Adam" ibunya masih sengit hingga ayahnya menengahi semuanya
"Bu, sudah sudah" Adam meninggalkan kedua orang tuanya rupanya Sebastian mendengar semuanya sebelum Adam melihatnya ia bergegas pergi kebelakang rumah.

"Ibu dan ayah tidak setuju Adam apa kau kehilangan akal sehatmu" orang tua Adam baru pulang dari Inggris dan ia nyatakan niat nya menikahi Sebastian, Adam meletakkan berkas milik Sebastian menyodorkannya keayahnya"Aku akan tetap menikahinya dengan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia juga tidak tahu mengapa ia menangis toh apa dikatakan ibu Adam benar dan ia juga tidak tahu kalau Adam berniat menikahinya.
"Sebastian" buru buru Sebastian menghapus air matanya ia berbalik dan tersenyum tipis itu ayahnya Adam
"Sungguh tuan saya tidak tahu Adam berniat menikahi saya dan saya tahu saya siapa saya akan pergi segera dari sini" ayah Adam tersenyum menggeleng
"Nak, kami sudah membaca berkas milikmu aku terkejut kau anak teman kami yang sudah lama hilang kami mencarimu setelah mengetahui kau kehilangan orang tuamu"
"Maafkan ibu" Ibu Adam menghampirinya dan memeluk Sebastian erat, Sebastian hanya diam saja.

"Aduh drama telenovela nih" entah sejak kapan Adam sudah duduk kursi di belakang ayahnya"Adam" ayahnya memandangnya sinis"Hehe maaf" ibu Adam memandang Sebastian mengusap air matanya"Kau mirip sekali dengan ibumu, kami minta maaf apa yang terjadi ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh drama telenovela nih" entah sejak kapan Adam sudah duduk kursi di belakang ayahnya
"Adam" ayahnya memandangnya sinis
"Hehe maaf" ibu Adam memandang Sebastian mengusap air matanya
"Kau mirip sekali dengan ibumu, kami minta maaf apa yang terjadi padamu nak dan kami sudah berjanji dengan orang tuamu untuk menikahkan anak kami saat mereka menyatakan keadaanmu"
"Tidak apa apa nyonya itu sudah masa lalu"
"Kami akan menentukan kapan kalian akan menikah, lebih cepat lebih baik"
"Nak gini kan enak"
"Enak, yang enak itu kamu Adam" celetuk ayahnya, Adam terkekeh dan Sebastian hanya tersenyum tipis ibu Adam masih merangkulnya
"Ya iyalah" ibu dan ayahnya memukul belakang kepalanya kesal Sebastian hanya sweat drop.

End

Mpreg Random 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang