Lee memandang bocah dihadapannya ia adalah anak dari temannya yang berhasil ia selamatkan namun Lee terlambat menyelamatkan kedua orang tua anak itu.
"Maksymilian" bocah itu yang mungkin separuh usianya memandang nya sendu
"Maafkan aku datang terlambat" Lee membuka jasnya dan menggendong nya seperti koala ia memperlakukannya lembut sungguh sisi Lee yang tidak pernah orang lihat ia penuh kasih disisi lain ia seorang berdarah dingin.Lee bukan tidak punya hati kenyataannya ia mencintai Maksy bukan cinta ayah dan anak, tapi cinta seorang kasih dan Lee menyimpannya sendiri ia tidak mau merusak hubungannya dengan mendiang orang tua Maksy juga ia hubungannya dengan Maksy yang selalu memanggilnya daddy Lee
Lee kehilangan keceriaan dan senyum manis Maksy apa lagi Maksy yang cerewet suka bercerita banyak mengenai teman dan sekolahnya, Maksy kadang datang sendiri kadang datang bersama orang tuanya.
"Daddy Lee terima kasih" Lee menggeleng
"Jangan, aku sudah gagal menyelamatkan ayahmu dan ibumu Maksy" Maksy menangkup wajah Lee
"Maksy tidak menyalahkan daddy, Maksy menerimanya sebagai takdir" inilah alasannya ia menyukai di balik ringkihnya tubuh kurus itu Maksy berjiwa besar.
"Buka pakaianmu Maksy" Maksy terkejut namun ia mengikut saja.Lee menyentuh luka nya dan ada bekas cekikan belakang leher ramping nya.
"Apa masih sakit?" Maksy menggeleng
"Jangan berbohong Maksy aku sangat mengenalmu sejak kecil
"Maafkan aku daddy Lee, aku tidak mau dianggap lemah"
"Bagi daddy Maksy adalah segalanya sekarang Maksy akan tinggal bersama daddy, istirahat
"Daddy" Lee terkejut saat berbalik Maksy memeluknya dari belakang ia berbalik mengusap dan mencium dahi Maksy hanya sebatas itu ia berani
"Ada apa hmmm?"
"Jangan pergi temani aku tidur malam ini daddy Lee"
"Baiklah, kenakan kembali pakaianmu" Maksy menggeleng ia malah mencium Lee meski harus susah payah berjinjit Lee itu terlalu tinggi 196 cm bagi Maksy yang kecil.Lee mengangkat tubuh Maksy dan Maksy melingkarkan kakinya dipinggang Lee satu tangan di bokong satu tangan dibelakang Maksy agar ia tida terjatuh suara ciuman semakin intens, Maksy memegang dinding ia merasakan dinginnya dinding awalknay serasa tubuhnya terbelah dua namun kini ia mendesah kenikmatan ia suka sensasi hangat saat Lee menumpahkan pejuhnya didalam.
"Aku merasa mengkhianati sahabatku saat aku melakukannya, wajah polosnya membuat rasa bersalah ku semakin besar" Lee berkeluh kesah kepada sahabatnya Adam
"Kau mencintainya Lee sudah lama kau pendam dan aku rasa Maksy merasakan hal yang sama padamu"
"Adam ia hampir separuh usiaku, aku .... entahlah aku tidak tahu atas dasar apa ia menginginkannya"
"Usia bukan penghalang dalam cinta Lee, ia melakukannya atas dasar cinta apalagi dulu kalian sering menghabiskan waktu bersama.
"Entahlah Adam, aku merasa bimbang" Adam menepuk bahu Lee pelan.
Lee pulang ia membawa kue kue kesukaan Maksy namun tidak menemukan Maksy dimanapun hingga pelayan mengatakan Maksy dihalaman belakang.
"Maksy, apa yang kau lakukan di udara sedingin ini diluar?""Daddy Lee sudah pulang, aku hanya ingin udara segar aku suka disini jauh dari bising dan debu tidak heran daddy Lee membeli rumah ini" Lee tersenyum
"Ayo masuk, daddy membelikan kue tart kesukaan Maksy"
"Daddy Lee, aku .... aku mencintaimu sudah lama aku ingin mengatakannya" Lee terpaku hatinya hangat dan tenang setidaknya cintanya tidak bertepuk sebelah tangan
"Daddy Lee, apakah .... "
"Ayo kita masuk udara semakin dingin Maksy nanti kau sakit" Maksy memegang pergelangan Lee langkahnya tertahan
"Daddy jangan menghindar jawab pertanyaanku" Lee terdiam
"Usia kita terpaut jauh Maksy meskipun aku mencintaimu rasanya aku tidak pantas untukmu kau masih muda kau hampir sembilan belas masa depanmu masih jauh" Maksy mendekati Lee
"Masa depan ku ada disini daddy, kau lah masa depanku daddy Lee""Maksy buka matamu lihat aku sadarkah kau apa yang kau ucapkan barusan?" Air mata Maksy jatuh
"Aku sadar sesadar sadarnya daddy Lee, jika daddy terus menyangkal aku akan pergi sejauh jauh nya dari sini agar aku tidak perlu melihat wajah daddy, aku akan menutup hatiku seumur hidup karena hatiku hanya untuk daddy" hati Lee luluh ia menyerah
"Kau adalah kekuatan dan kelemahanku, tanpamu aku bisa gila"
"Tahukah daddy, kenapa orang tuaku sangat membebaskan aku jika aku menemui daddy mereka percaya pada daddy berharap daddy membuka hati untukku" Lee terpaku
"Kau, tifak sedang berbohong kan Maksy?" Maksy menggeleng"Tidak ada gunanya aku berbohong daddy, aku pergi semoga daddy bahagia" Maksy berjalan melewati Lee masuk kedalam rumah.
Maksy menunggu taksi diteras hingga seseorang memeluknya erat
"Jangan pergi dariku Maksy, maafkan aku .... aku mencintaimu" Maksy menoleh pipinya dicium Lee lembut hatinya lemah
"Benarkah daddy ingin aku tinggal, aku harap daddy tidak menyangkal hati ini lagi"
"Daddy janji"
"Anu daddy .... badan daddy berat amat berat yak ...." keduanya terjatuh dengan Maksy diatas Lee dan keduanya tertawa.End
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Random 2 (End)
General Fictionini season kedua, enjoy and homophobic get lost.