"Siapa namamu?" Pemuda itu duduk gugup ia bingung kenapa jadi salah tingkah bukankah ia sedang diinterogasi oleh polisi sebagai saksi sekarang
"Matthew" sahutnya pelan ia hanya bksa menduduk, pria itu menyodorkan kartu namanya
"Hubungi aku jika butuh bantuan, kami akan memgawasi dan melindungimu berhubung pelaku masih berkeliaran" Matthew mengambilnya dan melihat kartu nama.
"Ayo aku antar pulang" Matthew bangkit ia ragu mengenakan jaketnya ia menyerahkannya
"Ada darah korban disini" Rupert mengambilnya dan menyerahkannya ke partner wanita nya dan mengantar Matthew pulang.
"Sampai disini saja mobil tidak bisa masuk" Matthew keluar dari mobil."Terima kasih sudah mengantar" Rupert tersenyum Matthew berdebar
"Sama sama, kami juga berterima sudah dibantu tolong kalau bisa jangan sering pergi keluar sampai semua aman kami menangkap pelakunya" Matthew mengangguk dan berbalik melangkah pergi Rupert terus memandang sosok kurus itu sampai menghilang dari pandangan."Dia sepertinya anak manis hanya sedikit suram" Rupert memandang gadis pirang yang merupakan partner kerja dan sahabatnya sendiri
"Ya, ia tidak banyak tersenyum bahkan saat aku mencoba mengajaknya bicara ia hanya bicara seperlunya"
"Ayo aku harus pergi mulai memngawasinya kau ikut?" Gadis itu menggeleng
"Kau saja, aku masih belum selesai dengan laporan" Rupert pergi.Rupert menyelusuri gang menuju rumah Matthew dan mengetuk pintu pelan tidak lama pintu terbuka membuat Matthew terkejut
"Pak Rupert, ayo silakan masuk" Rupert masuk ia menyelusuri sekitar rumah
"Kau hanya sendirian" Rupert duduk disusul Matthew
"Ya, mereka ada pekerjaan diluar kota mungkin lusa baru pulang ini sudah biasa"
"Kau tidak kuliah, aku kemari berniat mengantar sekalian mengawasimu" hati Matthew berbunga
"Tidak ada mata kuliah hari ini, tapi pak Rupert bisa mengawasiku tidak masalah" Rupert mengangguk angguk
"Panggil Rupert saja, pakai embel embel pak membuat ku merasa tua" Rupert tertawa pelan dan Mathhew tersenyum tipis
"Tapi tetap tampan" setelah berkata begitu Matthew buru buru bangkit ia kelepasan."Sebenarnya aku tidak terlalu keluar hanya hari itu kebetulan aku butuh udara segar, sampai aku melihat orang itu menikamnya berkali kali didepan mataku" Rupert memandang wajah manis Matthew ia juga heran kenapa ia suka wajah itu
"Kau akan baik baik saja Matthew aku akan melindungimu"
"Terima kasih, aku senang mendengarnya" mereka bicara panjang lebar hingga hampir malam
"Mau tidur disini, aku akan siapkan tempat untukmu maaf hanya ada dua kamar"
"Aku biasa tidur di mobil di banding sofa jadi sofa saja cukup untukku" Matthew menggeleng ia mencuci tangannya dan meyekanya ia sedang menyiapkan makan malam ia sudah terbiasa dengan urusan dapur
"Tapi rasanya pasti tidak enak" Rupert memdekatinya dan mencium bibirnya sesaat kemudian berbisik "bersembunyilah ia disini, aku mendengar suara yang mencurigakan" Matthew mendongak kaget memandang Rupert, ia berlari bersembunyi dikamar mandi.Metthew sesaaat melihat Rupert memegang senjata di kamar mandi ia meringkuk dalam bathtub menutup kedua telinga nya ia membayang sebagai orang yang terbunuh kemarin didepan matanya bersimbah darah, ia mendengar suara keributan dan mendengar tembakan yang membuatnya terkejut.
Rupert tidak menemukan Matthew i kamarnya kemudian mencoba membuka pintu dan terkunci
"Matthew bukalah ini aku Rupert" Matthew bergegas bangkit dan membuka pintu ia langsung menghambur kepelukan Rupert.Carrie memandang pemuda yang tidur disofa ia tersenyum sambil memandang Rupert menggoyang kan alisnya
"Kau kenapa?"tanya Rupert pelan
"Kalian habis ngapain hayo" Rupert mendelik
"Kau gila ya, anak orang itu dan ia saksi mana aku berani aneh aneh" sahutnya gugup
"Tuh wajah kamu bilang kamu bohong, lagipula sekarang pelakunya sudah tertangkap ia juga bebas" Rupert memandang Matthew
"Ayo kita pergi Carrie, orang tuanya dalam perjalanan pulang aku sudah menceritakan semuanya pada mereka" gadis itu memandang punggung Rupert yang berjalan lebih dulu.Ini sudah berlalu lebih dari dua bulan dia pindah divisi diangkat ke bagian lain di daerah yang berbeda ditambah kesibukan barunya membuat pikirannya sedikit teralihkan, Carrie menelpon mengatakan Matthew sering mencarinya dan mencoba menelpon namun terus di tolak Carrie mengajaknya bertemu.
"Carrie pekerjaan kita itu lah alasan aku menghindar dan menjauah dari nya belum lagi apa yang orang tuanya katakan dia masih muda dan .... aku merelakannya" Carrie menjadi sedih mengingat Rupert dan Matthew memang tidak bisa bertanya mengingat pekerjaan mereka banyak sekali petugas di divisi mereka yang tidak menikah itu termasuk Rupert dan dirinya sendiri.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Random 2 (End)
General Fictionini season kedua, enjoy and homophobic get lost.