Luna mencekal kerah baju sahabat karibnya dengan pandangan marah
"Jangan pernah kau ceritakan ini padanya"
"Aku harus kau bisa membahayakan anak ini kau orang yang nekat dan gila saat berkerja Luna"
"Kau tidak perlu khawatir, aku akan baik baik saja demikian juga anak ini" Luna melepaskan cengkramannya
"Luna kau jangan keras kepala"
"Dia akan segera menikah" sahabatnya itu terkejut ia tidak tahu
"Bagaimana kau tahu kalau dia akan menikah?"
"Saat aku ingin bertemu mengatakan mengenai ini, ia juga ingin bertemu dan ia mengatakan putus karena ia akan menikah dengan pilihan orang tuanya seorang wanita" Luna menghembuskan nafasnya
"Aku pulang" lanjut Luna dan langsung pergi."Tunggu apa yang kau maksud kalau Luna punya rahasia yang berhubungan dengan ku"
"Pak Jake, Luna itu.....sedang hamil anak anda" Jake memandang sahabat karib Luna itu dengan pandangan terkejut
"Apa yang kau katakan itu bohongkan?"
"Tidak, aku sendiri yang pergi menemaninya saat periksa jika anda tidak percaya anda bisa saya antar menemui dokter tersebut"
"Dimana Luna sekarang?"
"Ia sedang dalam penyamaran mencari pengedar obat obatan sendirian"
"Siapa yang memberikan tugas itu, seingatku itu bukan untuknya tapi Josh"
"Saya tidak tahu, karena kali ini kami tidak bekerja sama" Jake berusaha menghubungi Luna namun tidak ada tabda tanda panggilannya akan diangkat membuat Jake panik.Orang tua Jake heran anaknya memasukkan beberapa pakaian diransel
"Kau kenapa, kau terlihat panik?"
"Aku harus pergi ayah, aku sudah cukup dengan semua ini"
"Apa kau sudah gila, kau lusa akan menikah Jake"
"Aku sudah menghubungi mereka dan membatalkan pernikahan, ayah....maafkan aku, aku tidak bisa menikahi pilihan ayah karena aku terlalu mencinta Luna"
"Kau mempermalukan aku dengan menikahi laki laki itu"
"Ayah Luna hamil anakku, aku tidak bisa membiarkan sesuatu terjadi padanya dan anakku" ayahnya terkejut
"Aku tidak percaya"
"Aku juga saat temannya mengatakan ini tapi aku sudah mengkonfirmasi hal ini" Jake memasang ranselnya dibahu."Kau brengsek bagaimana kau bisa mengatakan rahasia ini padanya, ia menghubungiku beberapa kali beruntung aku menyimpan hp ini ditempat rahasia"
"Maafkan aku kawan, aku harus melakukan ini agar kau tidak bertindak bodoh demi kau dan calon anakmu" Luna langsung mematikan panggilan telponnya ia meremas telpon itu
"Aku yakin ia sedang dalam perjalanan kemari" pikir Luna ia sangat mengenal Jake yang merupakan komandannya sendiri.Jake berjalan masuk dengan percaya diri ia masuk dikawal beberapa orang memandang sekitar mencari sosok yang ia cari ia ikut menyamar untuk membawa Luna keluar pergi, matanya menangkap punggung sosok yang ia kenal dan ia cari sedang berbicara dengan beberapa orang sambil memeriksa senjata senjata ingin rasanya Jake menghampiri Luna dan membawanya pergi.
Pria yang tampak bengis meminta mereka berkumpul termasuk Luna ia ikut bergabung dengan yang lain bingung mengapa mereka dikumpulkan hingga matanya terbelalak ia hampir terkena serangan jantung
"Ini temanku, Jake ia akan menjadi wakilku ia sudah menyelamatkanku dari upaya penangkapan" Luna memalingkan wajahnya
"Ia akan menjadi pemimpin kalian jika aku tidak berada disini" mereka manggut manggut namun tidak dengan Luna."Aku tidak bisa diam saja mengingat kau membahayakan dirimu dan anakku, kau senang sekali mengambil keputusan dengan amarah Luna"
"Siapa yang tidak marah Jake, lagipula aku mencari aman mengumpulkan bukti bukti selama ini aku tidak merasa terancam maupun mendapat masalah dari kehamilan ini"
"Berikan kepadaku, tim hanya tinggal menunggu perintah dan tanda dariku Luna" Luna menghembuskan nafasnya kesal memberikan flash disk berbentuk pemantik api, Jake berdecih mau tertawa
"Apa?" Luna jadi kesal
"Kau tidak merokok tapi membawa pemantik api kemana mana apa mereka tidak curiga" Luna memutar matanya malas
"Aku tidak pernah memakainya atau memperlihatkannya kepada siapapun" Jake tersenyum.
Luna terbangun karena suara keributan pintu kamarnya didobrak Luna terkejut itu pasukan khusus pasti pekerjaan Jake
"Dia orang kita" salah satu berkata begitu dan meminta Luna ikut dengan mereka ia dituntuk menuju kearah Jake sesekali ia mendengar suara tembakan.Luna menunggu ia menghembuskan nafasnya pelan ia sudah mengundurkan diri dari kesatuan atas permintaan Jake sekarang ia berada dirumah Jake entah apa yang Jake dan ayahnya bicarakan.
"Luna?" Luna terkejut menegakkan badannya itu bukan Jake
"Pak" Luna mengulurkan tangannya namun tidak dibalas malah dipeluk ia semakin bingung
"Selamat datang dikeluarga kami, Luna...maafkan Jake yang sudah kurang ajar padamu" Luna menahan tawa saat ayah Jake memandang tajam ke arah Jake yang baru datang dengan wajah bingung ia merasa tidak melakukan kesalahan apapun.
"Berapa bulan?" Luna memandang calon mertuanya
"Masuk dua bulan" suara Luna pelan ia menjadi gugup saat ayahnya menyentuh perutnya segera saja Jake menepis tangan ayahnya
"Jangan sentuh" Luna menjadi terkejut ia merasa aura tidak nyaman antara ayah dan anak.End
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Random 2 (End)
General Fictionini season kedua, enjoy and homophobic get lost.