"Ini tidak lucu Steve serahkan teko kopi itu aku tidak bisa meraihnya" Steve cengengesan ia mencondongkan wajahnya ke Tony
"Cium dulu baru aku berikan" Tony kecut ia mencium cepat bibir Steve
"Masih kurang hanya sedetik mana kerasa" Tony berdecih ia menyesal menikahi Steve
"Tahu begini lebih baik kita tidak menikah saja" Tony hendak bebalik pinggangnya dirangkul Steve menariknya mendekat dan mencium Tony lembut
"Aku senang sekali melihat kau marah marah sangat lucu dan menggemaskan" Tony mendengus ia pergi malas melayani Steve yang menggodanya bikin emosi."Hah capek" Tony lelah setelah seharian di lab dan kantor ia pikir Steve sudah tidur ia salah Steve langsung membuka mata dan ditarik Steve ketempat tidur lalu mengungkungnya menciumi wajah Tony membuatnya tertawa kegelian
"Steve hentikan aku lelah"
"Aku akan berikan apa itu lelah, sudah lama sekali kita tidak melakukannya"
"Maaf aku sangat lelah dan sibuk sekali akhir akhir ini" ia menyesal memandang Steve dengan puppy eyes andalannya membuat Steve luluh namun ia sudah terlanjur ingin
"Bagimana kalau tiga?"
"Dua saja?"
"Baik dua kali"
"Eh eh eh satu saja deh aku capek"
"Kau tinggal terima saja hmm biar aku yang mengerjakan sisanya" Tony mengalah.
Ia meramas seprei mulutnya tidak hentinya mendesah keenakan holenya terus dihantam Steve yang sudah lama tidak merasakan holenya, Steve meremas bokong Tony yang berisi itu bagian yang kadang membuatnya bergairah setiap kali melihatnya.Steve memandang wajah damai Tony yang terlelap tidur ia masih nyenyak hingga tiba tiba terbangun dan terduduk
"Kau tidak membangunkan ku" pekiknya pada Steve yang kaget
"Kenapa memangnya, ada apa?"
"Aku ada pertemuan Steve ya tuhan itu setengah jam lagi" Tony buru buru bangkit namun terjatuh Steve menghampirinya
"Aku bilamg dua kenapa kau lakukan ini" Tony hampir menangis dan Steve tertawa sambil membantu Tony
"Ya sudah aku bantu sampai kekantor bagaimana?" Tony mengangguk bibir nya manyun.
Steve menemaninya sampai namun itu membuat Tony kesal para wanita yang ia temui dipertemuan terus memperhatikan Steve dan mata mereka selalu Steve
"Pulang" Steve memandang heran
"Kau biasanya bicara bicara dulu dengan mereka sebelum pulang"
"Aku bilang pulang ya pulang, atau kau mau tinggal ya sudah aku pulang sendiri" Tony berjalan mendahului mengabaikan panggilan Steve
"Salah lagi" pikir Steve.Beberapa hari kemudian Tony pulang wajahnya sumringah pulang dengan rangkaian bunga yang besar.
"Dari siapa Tony?""Dikartunya menyebutkan penggemar rahasia Steve tidak kusangka aku punya penggemar rahasia" Tony membelai belai bunga itu
"Berikan padaku" Steve bangkit dan mengambil bunga iu dengan kasar dan membuangnya ditempat sampah
"Steve apa yang kau lakukan kau sudah gila ya?" suara Tony meninggi ia membentak Tony dan Steve memegang pergelangan tangannya saat Tony hendak menampar Steve
"Kau mulai nakal dan berani sekarang karena orang asing Tony" Tony hendak menarik tangannya namun cengkraman Steve terlalu kuat
"Steve sakit lepaskan kau menyakitiku, Steve kumohon" Steve melepaskan tangannya
"Maafkan aku Tony" Tony pergi masuk kekamar tidak menyahut.Sarapan pagi sunyi hanya suara koran dan dentingan sendok teh Steve melihat pergelangan tangan Tony yang merah karena ulahnya tadi malam
"Apa itu masih sakit?"
"Tidak" Tony meminum kopinya ini akhir pekan jadi ia bisa bersantai sarapan
"Mau berkencan?" Tony tersedak mendengarnya ia terbatuk buru buru Steve bangkit mengusap punggung nya dan kembali duduk setelah Tony berhenti batuk."Bagaimana kau mau?"
"Uh aku merasa umurku bukan untuk kencan Steve lihat aku" Steve memandang lekat Tony dan tersenyum ia menggeleng
"Tidak kau masih mempesona yang membuatku tergila gila" wajah Tony sudah seperti pelangi
"Kau hanya menghiburku" Steve mengambil pergelangan tangan Tony yang merah dan menciuminya
"Maafkan aku Tony aku tidak bermaksud untuk menyakitimu sedikitpun sungguh Tony aku sangat mencintaimu" Tony luluh ia memegang wajah Steve dan mencium bibirnya jarak kursi mereka bersebelahan
"Aku juga mencintaimu Steve bagaimana mungkin aku mengkhianatimu, perjuangan untuk kita bisa bersama sangat tidak mudah"
"Jadi mau berkencan seharian? Aku akan memanjakanmu setiap hari"
"Kau memang suami yang terbaik, Steve" mereka berciuman sebelum pergi kekamar untuk bersiap kencan.End
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Random 2 (End)
General Fictionini season kedua, enjoy and homophobic get lost.