Rami memandang nanar polisi yang menodong senjata kepadanya, Rami menodongkan senjata ke pelipis nya sendiri hingga terdengar suara tembakan dan Rami tumbang, Robert menegakkan tubuhnya ia terpaksa paramedis melewatinya berharap ia tidak terjadi sesuatu yang buruk.
Robert menarik nafas dalam dan mengusap wajahnya kasar ia terduduk dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi memandang ruang ICU ia tidak sendiri ada satu petugas berdiri didekatnya, dokter keluar menghampiri Robert ia berdiri
"Jadi bagaimana keadaanya, Dok?"
"Saya rasa dia bukan pelaku" Robert bingung ia menanyakan lain kenapa dokter menjawab absurb
"Dok, saya menanyakan keadaanya karena saya menembaknya bukan yang lain"
"Dia kritis namun sekarang sudah membaik ia masih belum sadar perawat akan segera memindahkannya ruang perawat"
"Dok, apa maksud anda ia bukan pelaku residu pistol menempel ditangannya"
"Kita bicara diruang saya dan sebagai teman" Robert pergi bersama dokter dan memerintahkan petugas menjaga ruang rawat Rami."Aku sudah sangat penasaran, Mark" temannya tersenyum
"Kenapa kau menembaknya, beruntung tidak mengenai jantungnya"
"Dia mau bunuh diri menembak kepalanya, kasus ini masih dalam proses Mark"
"Robert, aku tidak tahu harus mengatakan apa kami melakukan pemeriksaan secara detail dan memastikan tidak ada yang terlewat berhubung ini mengenai kasus kriminal"
"Teruskan, Mark .... aku rasa apa yang akan kau katakan adalah hal yang sensitif" Mark mengangguk
"Ia diperkosa Robert dilecehkan hingga mengalami luka dalam entah sudah berapa lama tapi yang pasti itu terjadi berapa waktu lalu" Robert melongok.Rumah sakit panik kehilangan pasien dan Robert juga ia panik Rami melarikan diri dari rumah sakit entah bagaimana ia bisa lolos penjaga sedang kekamar mandi, Robert mencari Rami sepanjang jalan kerunah sakit yakin ia belum jauh, Robert menyetir pelan hingga ia mengeram mendadak
Robert duduk disampingnya
"Maafkan aku sudah menembakmu, bunuh diri bukan jalan keluar Rami"
"Tinggalkan aku sendiri"
"Aku tidak bisa mengingat apa yang terjadi sebelumnya"
"Berisik" Rami bangkit namun pergelangan tangannya di cengkram Robert
"Lepaskan"
"Kau harus ikut denganku sekarang" Rami menarik tangannya namun Robert mengeratkan cengkramannya
"Lepas aku tidak bersalah" Robert mendengar hp nya bergetar ia tetap menahan Rami sambil menelpon.
"Aku tidak akan menangkapmu" Rami terdiam memandang Robert ia kaget
"Ada sidik jari di senjata itu Rami, mereka mencoba membunuhmu bukan?" Rami terdiam ia tidak menyahut."Apa masih sakit?" Rami menggeleng
"Katakan padaku alamat rumahmu" lagi lagi Rami menggeleng ia tidak menoleh Robert
"Kau lapar?" Di jawab dengan gelengan, tiba tiba Robert jadi usil
"Tidak mau menikah denganku?" Rami menggeleng kemudian ia terhenti menoleh memandang Robert mendelik marah dan kaget
"Kau gila ya, aku sedang tidak ingin bercanda" Robert tertawa wajah Rami ditekuk dan melipat tangannya manyun kesal."Kenapa kau terpukau seperti itu"
"Apa gaji polisi itu sangat besar ini apartemen yang mahal terkenal termahal dikota ini" Robert tertawa mendengar Rami ia menggeleng
"Aku juga punya pekerjaan lain perusahaan keluarga Rami
"Kenapa kau membawaku kemari" Rami merasa tidak nyaman
"Kau bilang kau tidak punya rumah jadi aku terpaksa membawamu kemari" Rami asyik memandang sekitar
"Kau mau tinggal disini?" Rami menoleh
"Aku? Gratis?"
"Ya aku nanya siapa lagi masa yang baca, nggak gratis" Rami kembali mendekati Robert
"Kalau uang aku tidak punya" Robert tertawa mendengar ucapan polos Rami
"Aku tidak butuh uang, tapi tukang bersih bersih dan memasak" Rami menyipitkan matanya perasaan tadi ia papasan dengan pelayan waktu ia melihat lihat sekeliling.
"Maaf maaf ya tuan Robert yang terhormat, anda punya pelayan masih butuh pelayan?"
"Rami ia akan berhenti minggu depan hendak menikah" Rami menghembuskan nafasnya
"Kau tidak mau atau kau kujadikan istri saja ya enaknya?" Rami mencak mencak ia kesal lagi lagi Robert menggodanya
"Apa kau tidak bisa serius, aku nggak mau apa kau buta aku ini laki laki mana mungkin jadi istr bla bla bla ...." masih panjang kemana mana ngomelnya Robert tersenyum melihat tingkah Rami dan semua omelannya yang ngelantur sampai ia berhenti capek sendiri
"Sudah semua atau masih ada lanjutannya?" Robert cengengesan
"Capek, jadi haus" Robert tertawa dan meminta pelayan mengambilkan minuman untuk mereka.End
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Random 2 (End)
General Fictionini season kedua, enjoy and homophobic get lost.