James menikah dengan Paul karena terpaksa tapi perlahan ia menyukai dan mencintai Paul namun berbeda dengan Paul menurutnya Paul itu acuh dan tidak mencintainya meskipun mereka sudah memiliki satu putri cantik, James duduk menghembuskan nafasnya ia bosan ini akhir pekan Paul akan seharian keluar bersama putri mereka James sedih dan terluka lagi.
Sepasang lengan memeluknya dari belakang ia tersenyum
"Ibu, kau datang?"
"Tentu, ibu kan sudah janji ayo jalan jalan kau tampak kusut" James mengangguk dan ia mengganti pakaiannya."Kita mau kemana?"
"Belanja, makan dan jalan jalan cuci mata" James tertawa pelan
"Palingan aku tukang bawa belanjaan ibu" ibunya tertawa dan merangkul putranya."Ibu itu gaun yang indah pasti cantik kalau ibu yang memakainya"
"Matamu jeli, aku akan membelinya tunggu disini aku hanya sebentar" James berjalan ke bangku dekat toko duduk untuk mengistirahatkan kakinya hingga matanya menangkap Paul dan putrinya sedang tertawa tawa dengan seorang wanita.
"Ahhhh harganya sangat sesuai dengan..." ia melihat punggung putranya bergetar menunduk, ibunya duduk disampingnya dan memeluk James erat ia melihat seberang ia mengerti kenapa putranya menangis.
"Kau seharusnya cerita pada ibu, bukan menyimpannya sendiri"
"Ibu, aku tidak mau membuatmu khawatir"
"Kau anak ibu, sebaiknya kau tanyakan pada Paul saat pulang nanti" James mengangguk."Itu teman sekolah ku, kenapa kau bertanya?"
"Tidak ada apa apa karena ibu juga melihatnya, jika kau ingin bermain tolong jangan ditempat umum Paul" Paul menampar wajah Jamea membuat James terkejut dan putri mereka menangis dipangkuan James
"Aku bukan laki laki seperti itu, kau cemburu buta" Paul bangkit pergi keluar membanting pintu dan James berusaha menenangkan putrinya sedangkan tanpa ia sadar air matanya mengalir.
James bangkit dari tidurnya ia mendengar putrinya menangis terbangun tengah malam, Paul ikut terbangun ia bingung James tidak ada ditempat tidur dan putrinya masih menangis keras ia bangkit buru buru dan ia terkejut menemukan James tidak sadarkan diri terbaring dilantai.
Ibu mertuanya tidak memandangnya sama sekali ia semakin marah setelah melihat pipi James
"Ibu, aku terpancing emosi...aku tidak main serong dengan siapapun dia temanku"
"Aku menyesal, aku pikir kau orang yang baik jika kau tidak mencintanya katakan saja biar ibu urus surat menyuratnya"
"Bu, aku tidak mau bercerai dengan James"
"Kau tidak mencintainya" wanita iti masuk kekamar perawatan James menemui dokter.James sebenarnya akan bercerai namun mengingat ia sedang hamil ia harus menundanya.
"Ibu aku tidak mau bercerai"
"Ibu tidak mau tahu, kau harus ibu sudah cukup melihat semuanya"
"Bu kumohon, aku tidak apa apa" akhirnya wanita itu terdiam tidak memberikan kepastian bahkan saat akan pulang.
Paul pulang terlambat ia tidak menemukan James dikamar mereka ternyata James memilih tidur sambil memeluk putrinya ia masih melihat ada bekas air mata diwajahnya.
James membuka matanya terkejut ia ternyata sudah berada ditempat tidur nya dan Paul ia bingung, James bangun mandi dan berpakaian ini akhir pekan ia akan menyiapkan putrinya karena Paul akan mengajak putrinya keluar serta menyiapkan bekal.
"Bik, apa sudah siap"
"Ya tuan, ini" james mengambil makanan yang telah masak menatanya di kotak bekal ia tidak mau putrinya terbiasa jajan diluar."Itu untuk apa?" James hanya diam dan memasukkan kotak bekal dan botol minuman serta dua kotak susu serta buah
"In sudah aku siapkan, bawa payung sepertinya akan hujan ia sudah bangun dan siap kau bisa membawanya pergi jalan jalan"
"James, ikutlah dengan kami" James hanya menggeleng ia berjalan kekamar putri mereka dan keluar menggendong pitri mereka
"James, ayolah kau butuh udara segar"
"Aku akan menghalangi kalian, pergilah dan berhati hati" Paul mendekat ia menarik nafas pelan kemudian mencium bibir James pelan membuat James terpaku sesaat
"Aku tidak mau" pelayan wanita pergi memberi mereka ruang sambil menggendong putri mereka atas perintah Paul.
"Maafkan aku James, aku sudah banyak kali melukaimu dan kau hanya diam tidak pernah marah padaku"
"Aku melakukannya karena aku mencintaimu dan anak kita Paul aku menunggu kau berubah danulai mencintaiku hingga kulihat kau hari itu" air mata nya luruh pelan, Paul menarik James kepelukannya
"Aku mencintaimu James tapi aku terlalu sombong untuk mengakuinya" James mendongak ia pikir ia salah dengar
"Ya James, aku mencintaimu tapi aku tidak bisa mengungkap kan nya" Paul mencium bibir James dan semakin dalam.End
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Random 2 (End)
General Fictionini season kedua, enjoy and homophobic get lost.