Gabriel pulang disambut lemparan asbak ia berhasil menghindarinya dan hancur menghantam tembok.
"Aduh, kenapa lagi sekarang?" Gabriel menghampiri Patrick yang cemberut namun belum juga sampai ia dilempar koran, Gabriel mendelik melihat fotonya dikoran.
"Apa maksudnya hah kalian pacaran?"
"Aku membantahnya besok, sungguh aku tidak ada hubungan dengannya Pat itu bohong aku hanya mencintaimu"
"Apa kau malu" Gabriel bingung mendadak arah pembicaraan berubah, akhir akhir ini suaminya sering bertingkah dan berucap absurb dari super manja sampai super galak
"Malu, apa yang harus aku malukan Pat?" Ia menggaruk kepalanya.
"Kau menikah dengan ku yang notabenenya sesama laki laki, kau tidak meminta ku menutupi pernikahan kita" sekarang Gabriel paham
"Pekerjaanku saat ini alasannya, aku menangani kasus berbahaya dan aku juga harus mengingatkan wanita ini koran sialan" Gabriel mengambil hp nya namun hp nya dirampas Patrick"Berikan padaku Patrick, aku serius" Patrick menjatuhkannya saat Gabriel hendak mengambilnya dan terinjak, Patrick terkejut demikian juga Gabriel habis sudah kesabaran Gabriel ia segera berbalik mengambil jaket dan pergi Patrick masih terpaku.
Gabriel beruntung ini hari minggu ia pulang dan rumah sangat sunyi dan berjalan menuju kamar tidak terlihat Patrick namun ada suara air dari kamar mandi, ia duduk ditempat tidur cukup lama menunggu Patrick keluar dari kamara mandi ia sedikit terhuyung setelah berpakaian ia keluar seolah Gabriel tidak ada ia mengabaikan Gabriel. Patrick menuang teh ia sedang tidak ingin makan apapun karena ia masih merasa mual sejak kemarin.
"Begah" ujarnya sendiri memandang keluar jendela kemudian beralih ke hp Gabriel buka hp tapi isinya, Patrick mengambil kartu datanya dan ia mulai sibuk memperbaiki data Gabriel jika ada masalah.
Ia menoleh kekiri kekanan tidak ada apa apa atau siapapun namun secangkir kopi mengepul dan roti panggang dan telur tersaji untuknya."Aku dari luar untuk ini" Patrick menyerahkan kantong kertas berukuran sedang dan Gabriel mengambilnya
"Aku tidak butuh hape baru aku butuh isi nya"
"Kau periksa apa ada data yang hilang" Patrick berlalu ia butuh berbaring dari tadi ia menahan namun Gabriel menahannya
"Kau tidak perlu melakukan ini .... Patrick apa kau sakit kau sangat pucat" namun Patrick menarik lengannya dan berlari disusul Gabriel ia cemas.
"Aku hanya masuk angin beberapa aku tidak selera makan" saat Gabriel mengusap pungungnya
"Kau seharusnya jaga kesehatan Patrick" namun Patrick kembali memuntahkan cairan
"Kita kerumah sakit, ini bukan lagi masuk angin" Patrick tumbang saat hendak berbalik namun beruntung Gabriel menangkap tubuhnya.
"Aku tidak mau" Gabriel tidak ingin berdebat akhirnya ia hanya membantu Patrick berbaring."Merasa lebih baik?"
"Ya, aku tidak pernah merasa sereal akan seenak ini dengan susu" Gabriel mengernyit
"Kau tidak suka bukan, sereal dan susu"
"Patrick, kau sangat aneh beberapa hari ini" Patrick menghentikan suapannya
"Aku baik baik saja"
"Tidak, cukup pakai jaketmu setelah sarapan kita kerumah sakit setelah itu baru aku kekantor"
"Aku benci rumah sakit" Gabriel memandangnya dingin
"Baiklah, aku sudah selesai" Patrick bangkit menurut apa yang diucapkan Gabriel tidak ada percakapan diantara mereka."Dok kalau bercanda kira kira ini tidak lucu sama sekali" Patrick hendak bangkit ditahan oleh Gabriel yang memegang bahunya
"Gabriel ayo pulang itu tidak mungkin, aku tidak mau percaya kebohongan seperi ini" Gabriel menoleh
"Patrick diam" Patrick memutar bola matanya malas
"Kalau anda tidak percaya ini hasil dari USG dan test darah" keduanya memandang kearah yang ditunjuk
"Ini bayi kalian, masih sebesar kacang" Patrick dan Gabriel saling toleh.
Sesampainya dirumah keduanya kembali tidak bicara namun kemudian Patrick berteriak girang."Kau kenapa?" Patrick berbalik
"Ini bukan mimpikan, Gabriel ini rasanya seperti mustahil"
"Ini bukan mimpi mau kucubit?" Patrick manyun
"Ish kau tega sekali mau mencubit orang hamil"
"Pantas saja emosi mu meledak ledak seperti itu hormonmu sangat berbahaya"
"Bagus itu berarti lau tidak akan macam macam dibelakangku"
"Patrick yang manis dengar aku mau kepalaku utuh karena aku membutuhkannya"
"Kau selalu berhasil menghindar, kau bagus dalam hal ini"
"Syukurnya ya" Patrick bangkit dan duduk dipangkuan Gabriel
"Aku ingin" ia membelai isi celana Gabriel
"Ini hormon yang aku suka, Patrick" Patrick melingkarkan kakinya dan Gabriel bangkit menggendong Patrick ala koala pindah kekamar.End
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Random 2 (End)
General Fictionini season kedua, enjoy and homophobic get lost.