Gauge duduk disudut kantin ia menikmati makan siangnya sambil mengulang pelajaran tadi ia memang berbeda dari mahasiswa lain, lagi lagi seseorang dengan sengaja menyiramnya dengan sirup Gauge lamgsung bangkit berjalan pergi ia mendengar suara tawa memenuhi kantin Gauge menghembuskan nafasnya. Ia menyeka bukunya yang terkena percikan minuman dikamar mandi mencuci wajah dan rambutnya beruntung selanjutnya pelajaran terakhir Gauge tidak usah khawatir bajunya sedikit lengket.
Gabriel menikmati hari pertamanya mengajar ia menangkap sosok yang duduk sendiri dipojok kelas ia tampak mencolok dan berbeda dari mahasiswa lainnya, setelah jam pelajaran berakhir ia melihat sosok itu menunggu yang lain keluar dimejanya.
"Kenapa kau belum pulang?" Gauge bangkit dan keluar
"Tunggu, kemari mendekat" Gauge mendekati Gabriel
"Apa yang terjadi padamu, kau beraroma manis?" Gauge menimbang nimbang jawaban yang tepat
"Tadi dikantin aku tidak sengaja menumpahkan sirup kepakaianku pak"
"Baiklah, hati hati dijalan" Gauge mengangguk dan berlari pergi."Sial, sia sia aku datang lebih cepat rupanya dosennya tidak masuk tidak ada yang mengabari" Gauge tertawa pelan menepuk dahinya ia tidak punya teman kenapa repot repot menghubunginya kalau tidak ada dosen.
"Eh kenapa kau disini, bukankah jam pelajaran selanjutnya masih beberapa jam?" Gauge menoleh dan bangkit menepuk bokongnya
"Eh pak Gabriel, aku tidak mendapat informasi"
"Lho yang lain tidak ada mengabari?" Gauge menggeleng
"Kau menunggu di ruanganku saja daripada menunggu disini" mata Gauge membulat sempurna
"Eh tidak saya tunggu ....." hujan turun menunggu di kelas semua kelas ada anak jurusan lain yang memakai
"Baiklah" Gauge berlari keruang Gabriel dan Gabriel ke ruangan kelas ia mengajar.Gauge terbangun ia melihat Gabriel berdiri didekatnya dan tersenyum ia terkejut melihat jam dinding sudah sore
"Kenapa bapak tidak membangunkan"
"Kau tidur seperti bayi mana tega, aku mengatakan kau sedang tidak sehat jadi mereka memberimu izin untuk istirahat" Gauge agak kesal alasan dosen tampannya itu tidak masuk akal
"Saya permisi pulang"
"Ayo sekalian aku antar, aku juga mau pulang"
"Tidak merepotkan?"
"Tidak, ayo" Gauge bangkit berartinya ia tidak perlu ojol."Bapak sangat baik berbeda dengan dosen dosen yang lain mereka pilih kasih" Gabriel tersenyum sambil menyetir
"Untuk apa aku pilih kasih, aku dengar kau selalu di bully apa itu benar?" Gauge terdiam memandang keluar ia tidak mau membahas itu
"Kau tidak pernah melawan?"
"Siapa yang akan membantuku, aku akan menjadi kambing hitam" Gabriel menghentikan mobilnya disebuah rumah cukup mewah
"Terima kasih Pak" Gauge bergegas keluar dan masuk ucapan Gauge barusan membuat Gabriel tidak suka ketidak adilan yang Gauge terima.Gabriel memandang Gauge yang tiba tiba memdatangi ruangannya
"Ada apa Gauge?"
"Pak, aku tidak tahu harus bercerita kepada siapa dirumah hanya pelayan" wajah Gabriel menjadi serius mendengar ucapan Gauge ia bangkit menutup dan mengunci ruangannya dan kembali duduk
"Ceritakan apa saja padaku, aku akan merahasiakannya dari siapa pun"
"Aku ..... " Gauge membuka kacung dipergelangan tangannya mata Gabriel terkejut ia mendekat memegang
"Apa yang kau lakukan Gauge, jangan pernah kau lakukan apapun masalahmu ada aku ceritakan semuanya padaku"
"Aku sudah lelah pak" suara Gauge bergetar, Gabriel mengambil kotak First Aid dikamar mandi
"Apapun alasannya jangan pernah lagi, Gauge ku mohon" Gauge menatap Gabriel yang mengganti perban nya Gauge meringis
"Kita kerumah sakit ini harus dijahit Gauge" Gauge mengangguk.Gauge heran Gabriel sepulang dari rumah sakit bukan kembali kekampus justru pulang
"Apa anda tidak mengajar?" Gabriel menyodorkan air putih padanya
"Terima kasih" lanjut Gauge
"Tidak ada jam pelajaran hari ini"
"Anda hanya tinggal sendiri, dimana anak dan istri anda pak?" Gabriel tertawa
"Aku masih single Gauge, aku hanya sendiri tukang bersih bersih hanya datang dua hari sekali" Gauge mengangguk angguk paham
"Sangat mengherankan orang sebaik dan setampan anda masih lajang pak"
"Aku pikir begitu, Gauge?" Gauge baru sadar dengan ucapanya wajahnya berubah merah
"Aku .... anu ..... aku memuji dan .... anda memang seperti itu" Gabriel tertawa melihat Gauge gugup
"Terima kasih kalau begitu" Gabriel berjongkok dihadapan Gauge yang tertunduk malu
"Gauge, sejak pertama kau mencuri perhatiannku lihat aku Gauge mulai besok tidak akan ada yang berani menyakitimu dan jika kau ingin tempat menenangkan diri kau bisa kemari kapan pun" Gauge mengangguk ia diam ia takut salah bicara lagi.Tbc1
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Random 2 (End)
General Fictionini season kedua, enjoy and homophobic get lost.