Rupert sibuk didapur menyiapkan sarapan untuknya dan Adam rutinitas pagi dan sehari hari, mereka serumah bukan karena menikah mereka serumah karena Adam dan ia tinggal satu apartemen mereka tidak dekat tapi karena mereka tetangga di asal mereka
"Sarapan sudah siap" Adam duduk dan melihat sarapan porsinya untuk satu orang" ia memandang Rupert
"Kau tidak makan?" Rupert menggeleng
"Aku sudah terlambat, aku sarapan dimarkas saja" Rupert bergegas pergiAdam kerja dari rumah ia bukan tipe orang kantoran ia bisa seharian didepan laptop, teponnya bergetar namun saat hendak diangkat terputus dan hendak ditelpon balik nomor Rupert tidak aktif Adam heran bagi Rupert hape adalah segalanya untuk pekerjaannya.
Pintu di gedor Adam buru buru bangkit dan membuka pintu ia terkejut Rupert tampak kacau dan gemetar, Rupert masuk berlari kekamar mandinya Adam memandang pintu kamar Rupert tidak biasanya Rupert mandi sampai berjam jam.
Adam mengetuk pintu kamar mandi
"Rupert semuanya baik baik saja? Jangan mandi terlalu lama tidak baik" Rupert tidak menyahut pikirannya kemana mana.
"Rupert?" Pintu terbuka perlahan
"Rupert apa yang terjadi?"
"Adam, aku ..... aku takut sekali" Adam tahu Rupert bukan tipe penakut
"Apa yang terjadi kau aneh sekali dimana kunci rumah milikmu" Rupert menggeleng
"Aku .... aku tidak tahu hapeku mati aku harus ...." Adam mencekal lengan Rupert yang masih basah
"Rupert lihat aku baik baik saja, ceritakan semuanya siapa yang melakukan ini padamu ayo aku balut tanganmu" Rupert menurut saja."Rupert dari tadi kau diam saja dan jawabanmu juga tidak nyambung dengan pertanyaanku" Rupert menggenggam tangan Adam
"Adam aku melarikan diri aku hampir diculik karena aku memimpin penyelidikan dan penyergapan mereka beberapa bulan lalu"
"Ya tuhan Rupert, apa markas tahu?" Rupert menggeleng
"Ada mata mata, Adam .... mereka ingin membunuhku" Adam terkejut
"Kita harus menelpon polisi, apa ada orang yang kau percaya?"
"Saat ini tidak ada, aku tidak percaya dengan polisi .... Adam mereka bisa datang kapan saja"
"Kita pergi, bawa barang seperlunya" mereka pergi kekamar masing masing, pundak Adam dipukul seseorang hingga ia jatuh.Adam diam saja ia benci dirinya merasa tidak berguna mereka tidak membunuhnya dan Rupert dikamarnya bersimbah darah.
"Kau Adam?" Adam menoleh dan berdiri
"Siapa kau?" Adam curiga wanita itu tersenyum
"Aku Carrie partner kerjanya kami sudah menangani para pelakunya semua diburu dan menemukan beberapa mata mata di markas"
"Rupert percaya padamu ia bilang padaku sebelum itu terjadi, aku yakin itu kau ia tidak mau menghubungimu ia tahu kalian diawasi"
"Adam aku merasa sangat bersalah seharusnya ini tidak terjadi, jika aku cepat tanggap ia menelponku sebelumnya" Adam kembali terduduk
"Aku ingin sendiri, Carrie" Carrie diam dan menoleh ke jendela kaca tampak Rupert penuh dengan mesin penunjang hidup ia kemudian pergi.Adam menghembuskan nafasnya pelan ia tidak mengerti tidak ada suara dan senyum khas atau candaan Rupert sepertinya hidupnya itu sepi kosong, apalagai saat dirumah ia terus teringat saat sadar ia menemukan Rupert terbaring di genangan darahnya sendiri.
"Sudah dua minggu kapan kau bangun aku kesepian kau tahu, aku ... aku sebenarnya mempunyai perasaan padamu sejak lama ... aku tidak mengatakannya karena tidak mau menimbulkan rasa canggung antara kita Rupert, aku senang memperhatikanmu saat dirumah" Adam menggenggam tangan Rupert tampak jari langsing itu bergerak ditangan Adam membuat Adam terkejut iris biru itu terlihat saat Rupert membuka mata
"Adam" Adam tersenyum senang ia memencet bel memanggil perawat dan dokter
"Rupert syukurlah, kau membuat ku ketakutan dua minggu ini" perawat dan dokter masuk Adam menepi membiarkan mereka memeriksanya dan diagnosa dokter menyenangkan Adam itu berarti Rupert akan pulih dan pulang
"Aku mendengarmu bicara" Adam gelagapan
"Aku pikir aku saja yang merasakannya" Adam jadi senang wajahnya cerah
"Aku tidak mau merusak hubungan kita Rupert, karena itu aku menyimpannya" Adam bangkit mencium kening dan bibir Rupert hingga keduanya mendengar deheman dari pintu Adam tersenyum canggung dan menepi dan Rupert menoleh kesamping wajahnya merah perawat asdok tersenyum senyum melihat keduanya.End
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Random 2 (End)
General Fictionini season kedua, enjoy and homophobic get lost.