Lima puluh sembilan

1.7K 157 20
                                    


Happy reading ✨

***

Alda Bangun dari tidurnya, pagi ini adalah pagi pertama dirinya terbangun di negara lain.

"Huahh" Alda menguap lalu merenggangkan tubuhnya.

Alda duduk ditepi ranjangnya terdiam sejenak entah apa yang dipikirkan pagi-pagi.

"Alda, bangun! Ayo turun sarapan!" suara lantang perempuan dari luar kamar Alda.

Alda tersadar dari lamunannya, "Iya Mah nanti Alda turun" ucap Alda menatap daun pintu yang tertutup rapat.

"Yaudah buruan, kasihan papah udah nunggu dibawa"

"Iya mah" Alda langsung bangkit masuk ke dalam kamar mandi hanya untuk mencuci muka agar rasa kantuknya hilang.

"Huft gue kangen Aldi tapi mau gimana pun hubungan gue gak bakal tentram apalagi masalah bokap gue aja belum surut" Alda memandangi pantulan wajahnya dikaca wastafel lalu membasuh wajahnya lagi.

"Moga gak ada problem lagi dikisah gue" Alda kembali memandang pantulan wajahnya dikaca lalu mengelapnya butiran-butiran air diwajahnya dengan handuk.

***

Hendra dan Reta sudah menunggu Alda dimeja makan.

"Kamu lama banget sih?! Gak tau apa papah udah laper banget ini kek mo meninggoy" tanya Hendra menatap Alda.

Reta hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Hendra.

Alda terkekeh kecil lalu duduk di samping Hendra, "Ya maaf pah, tadi Alda ngumpulin nyawa dulu kan gak lucu kesini tapi nyawanya dimana-mana" jawab Alda.

"Makannya besok-besok nyawanya ditaro didalem botol biar bangun langsung ke kumpul semuanya"

"Makin gak lucu pah kalo Alda bangun tidur gak bernyawa, emangnya papah mau anaknya yang cantik jelita nan manis imut ini bangun tidur tak bernyawa?" tanya ada meminum susu yang sudah dibuatkan Reta.

Hendra hanya terkekeh, "Ya abisnya kamu bangun tidur segala ngumpulin nyawa emang nyawa kamu pas tidur traveling kemana aja?."

"Tau ah Alda laper, debat sama papah gak ada habisnya gak mau ngalah sama anak sendiri" ujar Alda memanyunkan bibirnya.

"Udah-udah mending kita sarapan aja, pagi-pagi udah debat aja sih" lerai Reta.

"Papah duluan" tuduh Alda.

"Kamu duluan" timpal Hendra tidak mau kalah.

"Gak usah sarapan kalo masih debat, di depan makanan kok malah debat" Reta duduk kembali lalu memberikan nasi goreng pada Hendra dan Alda.

"Maaf mah" ucap Hendra dan Alda bersamaan.

Mereka melanjutkan sarapan yang tertunda akibat perdebatan seorang ayah dan putri cantiknya.

***

"Aldi kamu udah enakkan sayang?" tanya Lia saat melihat putra nya keluar dari kamarnya.

ALDANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang