Happy reading ✨
***
Alda terdiam didalam kelas, melipat kedua tangannya di atas meja dan menaro kepalanya diatas lipatan tangannya mengarah ke tembok.
"Dorrr!" Disti datang mengagetkan Alda sambil menepuk bahu Alda.
"Goblok! Kaget bego!," bentak Alda sontak memukul lengan Disti.
Dina yang melihat itu hanya tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya yang sakit akibat tertawa berlebihan, "Hahaha..haha..hah syukurin lu, kata gue juga jangan tapi ngeyel kena imbasnya kan," ejek Dina masih tertawa.
"Apaan sih lu," ketus Disti memukul lengan Dina.
Dina berhenti tertawa, dan meringis memegangi lengannya yang dipukul Disti.
"Maaf Da! Abisnya lu kita suruh nunggu malah pergi gitu aja," protes Disti diikuti anggukan kepala Dina.
"Tadi gue ke toilet sebentar eh malah....," Alda menggantung perkataan yang membuat kedua sahabatnya penasaran dan mendekatinya.
"Malah apa Da?," tanya Dina duduk dihadapan Alda.
Alda tak menjawabnya, "Ih Alda jawab dongo! Gue penasaran!," ujar Disti duduk di samping Alda.
Alda menarik napas dan menghembuskan nya "Huh! gue malah ketemu Aldi dan dia nabrak gue!."
"Terus," ucap Dina dan Disti bersamaan.
"Jadi gini....," Alda mulai bercerita.
Flashback onBrukk
Seseorang menabrak Alda dan membuatnya terduduk di lantai.
"Aww," ringisnya melihat lututnya yang sedikit luka.
"Sorry..sorry! Lu gak papa kan?," tanya Aldi berjongkok.
"Mata lu gak papa! gak liat lutut gue lukkkka!," bentak orang itu menatap Aldi lalu terdiam sesaat.
Mata mereka bertemu dalam diam, "ALDI!," teriak Dewa membuyarkan tatapan matanya mereka.
"Ah sorry tadi gue gak liat! Biar gue bantu!," ucap Aldi membantu orang itu.
"Gak usah, nanti gue malah baper terus berharap lagi sama lu! Lagian gue juga bisa sendiri," ketus Alda menolak bantuan Aldi dan pergi begitu saja.
Aldi mematung ditempat mencerna apa yang diucapkan Alda, dan kejauhan tampak Alda berhenti dan memperhatikan Aldi.
"Aldiii...ih gue udh prontal! Kenapa lu gak ngejar gue? Lu gak peka atau pura-pura gak peka sihh? Emosi gue nih! Gue udh lawan ego gue tapi lu malah gini!," batin Alda kesal.
Alda pergi dengan menghentak-hentakkan kakinya ke lantai, sedangkan Aldi melirik Alda lalu pergi bersama dewa.
"Ayo Di! Ke kelas," ajak Dewa merangkul bahu Aldi.
Aldi tak merespon, ia hanya diam dan ikut kemana Dewa mengarahkan.
"Gue harus gimana Da? Dilain sisi gue masih sayang sama lu, tapi dilain sisi gue juga cape sama hubungan kita yang gak pasti! Gue mau marah gak ada hak! Gue mau ngelarang juga gue belum jadi siapa-siapa lu! Kita cuma sekedar komitmen!," batin Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDANIA
Teen Fiction"Dasar mesum!nyari kesempatan dalam kesempitan mulu lu!" Bentak Alda mendorong tubuh Aldi. "Empuk" ucap Aldi. Memasang muka mesum. "Bangsad keluar dari kamar gue!" Usir Alda menaikan nada bicaranya. "Nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan" ucap Aldi...