Dua puluh tujuh

4.4K 216 12
                                    

Happy reading ✨

"Banyak hal yang gue syukuri terlahir di dunia ini! Salah satunya mereka yang selalu ada, yang mau berbagi beban dan saling menguatkan,"

•Alda•

***

Sudah beberapa hari ini Alda dan Aldi tidak berkomunikasi setelah kejadian itu. Alda sangat kecewa dengan sikap Aldi yang tiba-tiba mengakhiri semuanya, begitu juga dengan Aldi yang kecewa terhadap sikap Alda yang seolah-olah hanya memainkan perasaannya.

Tak ada tegur sapa ataupun hanya melirik satu sama lain, kini mereka seperti orang asing yang tak pernah bertemu sebelumnya.

Alda duduk di sofa rooftop tempat biasa yang sering ia kunjungi, dengan ditemanin Disti dan Dina.

"Da? Lu kenapa sih? Kalo ada masalah cerita," ucap Disti melihat Alda yang hanya melamun tak berbicara.

"Iya Da, lu pasti lagi ada masalahkan? Gak mungkin kalo gak ada masalah lu diem terus belakang ini," sambung Dina.

"Gue gak papa," datar Alda tetep fokus kedepan.

"Lu lagi ada masalah sama Aldi ya? Gue liat-liat akhir-akhir ini lu sama dia, kaya lagi ngejauh gitu," tebak Disti.

"Gak ada."

"Cerita aja sih sama kita, siapa tau bisa ngurangin beban lu," ucap Dina.

Alda menghela nafas panjang dan menghembuskan nya, "Gue udahan sama Aldi," ucap Aldi menatap Disti dan Dina.

Disti dan Dina sontak kaget mendengar pernyataan Alda, "Kok bisa?," tanya Disti dan Dina bersama.

Alda kembali memandang ke arah depan, "Ada kesalahpahaman diantara kita! Gue liat Aldi gendong cewek dan Aldi liat gue peluk kan sama Dimas, padahal gue gak meluk Dimas! Dimas yang tiba-tiba meluk gue, dan ada yang fotoin gue sama Dimas pas peluk kan," jelas Alda.

"Terus kalian gak coba jelasin?," tanya Disti.

"Udah! Tapi mau gimana lagi? Mau dipaksain gimana pun, ego lebih menguasai dari pada perasaan," pasrah Alda.

"Yaudah lu jangan sedih, masih ada kita yang bakal selalu ada buat lu," ucap Dina.

Mereka bertiga berpelukkan berbagi beban, dan memberi kekuatan satu sama lain.

"Banyak hal yang gue syukuri, terlahir di dunia ini! Salah satunya mereka yang selalu ada, yang mau berbagi beban dan saling menguatkan," batin Alda.

***

Di taman belakang sekolah, dimana kini Aldi sedang berada sendirian dan melamun.

"Dorr!!," teriak Dewa mengagetkan Aldi.

Aldi terkejut kemudian melihat kearah orang yang mengagetkannya, "anjing ngagetin lu bego! Orang mah Dateng ucapin salam kek, gak punya agama lu," bentak Aldi.

"Astaghfirullah kamu ini berdosa banget, tadi aku udah ngucapin salam tapi kamu gak denger!," ucap Dewa mengelus-elus dadanya.

"Sorry... sorry gue gak tau," ucap Aldi.

"Gak ada akhlak lu bego," bentak Dewa duduk di samping Aldi.

"Waalaikumsalam! astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah," Aldi istighfar sambil mengelus dadanya.

"Lagian lu ngapain sih ngelamun sendirian disini? Kalo kesambet gimana lu? Tar yang ngajarin gue main gitar siapa?," tanya Dewa.

"Apaan sih lu?," bentak Aldi.

"Lu kenapa?."

"Gue kenapa apanya?, Gue gak papa," ucap Aldi menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Gue tau lu lagi ada masalah! Di gue emang belum lama kenal sama lu, gue belum begitu tau apa aja masalah lu, keseharian lu! Tapi gue bisa ngerasain dimana saat lu lagi ada masalah," ucap Dewa menepuk bahu Aldi sambil tersenyum.

"Kebanyakan nonton sinetron lu, jadi kaya gini! Udah tau gue gak papa," elak Aldi.

"Kalo emang lu belum mau cerita sekarang, no problem! Gue bakal siapa kok nampung cerita lu, dan siapa tau gue bisa bantu atau kasih saran," jelas Dewa tersenyum.

Aldi membalas senyum Dewa, " Gue udahan sama Alda," ucapnya menundukkan kepala.

"Kok bisa? Pasti gara-gara foto yang gue kirim ya? Sumpah Di gue gak bermaksud bikin kalian putus, gue cuma gak mau lu sakit hati atau apa," ucap Dewa merasa bersalah.

"Bukan gara-gara foto itu kok, gue nya aja yang gak pengen ngelanjutin ini semua."

"Terus sekarang lu sama dia gimana?."

"Gak gimana-gimana, kita jalanin hidup masing-masing! Gue mau fokus belajar sekaligus ngajarin belajar anak kepsek, kalo dia gue gak tau," jelas Aldi menatap ke depan.

"Yaudah! Gue gak tau harus bantu apa, gue cuma bisa dengerin cerita lu doang! Gue juga belum ngerasain kaya lu," ucap Dewa menepuk dahu Aldi.

"Emang lu mau ngerasain jadi gue?," tanya Aldi melirik ke arah Dewa.

"Eh buset! Mbung! Ogah! Amit-amit! Nauzubillah khimin dzalik! Jangan ampe," oceh Dewa mengetuk kepala dan kursi dengan jari yang di kepal.

"Cobain dah rasanya ahh mantapp," goda Aldi mengelus hidungnya dengan jari jempol.

"Ih najis virus tiktok," ucap Dewa mendorong tubuh Aldi, Aldi tertawa melihat tingkah Dewa.

"Udah ah gue mau ke kelas, gila gue deket-deket sama lu," ucap Aldi meninggalkan Aldi.

"Katanya sahabat kok ninggalin," teriak Aldi tertawa.

"Gak jadi gue temenan sama lu, takut kebawa gila," teriak Dewa.

Aldi mengejar Dewa yang belum jauh, "Tungguin gue Dewa Bagastio!," panggil Aldi.

"Jangan kejar gue, gue takut ada yang liat terus ngira kita gay! Kejar-kejaran ala india!," teriak Dewa sambil terus berlari menghindari Aldi.

Aldi terus mengejar Dewa dan berhasil mendului Dewa.

"Dih najis gue juga masih wajar woy," teriak Aldi berlari didepan Dewa.

Brukk

Seseorang menabrak Alda  dan membuatnya terduduk di lantai.

"Aww," ringis melihat lututnya yang sedikit luka.

"Sorry..sorry! Lu gak papa kan?," tanya Aldi berjongkok.

"Mata lu, gak papa! gak liat lutut gue lukkkka!," bentak orang itu menatap Aldi.

Mata mereka bertemu dalam diam, "ALDI!," teriak Dewa membuyarkan tatapan matanya mereka.

"Ah sorry tadi gue gak liat," ucap Aldi membantu orang itu.




































Hai para reading yang selalu bahagia 😂❤️.  Gimana kabarnya? Semoga selalu baik dan selalu dalam lindungan Allah 🤲🤗✨ aminn.

Semangat ya buat yang udah mulai sekolah normal 🥳 moga gue juga bisa cepet-cepet sekolah normal 🥺 otak gue mumet serasa berlumut anjir otak gue, ada tapi fungsinya lama🤧.

Jangan lupa vote jika suka, komen buat yang mau kasih saran atau apalah, dan follow biar tau cerita gue yang bakal datang😂.

ALDANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang