Dua puluh lima

4.4K 223 3
                                    

Happy reading ✨

***

Pagi hari Alda sudah siap dengan seragam sekolahnya, berjalan menuju meja makan.

"Pagi Pah, Mah," sapa Alda mencium pipi kedua orang tuanya.

"Pagi sayang," ucap Hendra.

"Kepala kamu masih sakit gak?," tanya Reta menyiapkan sarapan untuk Alda.

"Udah gak papa kok Mah."

"Kamu sekarang berangkatnya sama papah ya, sekalian papah mau ke sekolah kamu."

"Okh pah."

"Satu lagi, nanti siang selepas kamu pulang sekolah anter mamah ketemu temen lama mamah ya," pinta Reta.

"Tumben banget, ini gak ada acara jodoh-jodohan kan mah?," tanya Alda menyuap sarapannya.

"Nggak kok, kamu mau banget apa dijodohin," ucap Reta tertawa.

"Udah-udah ayo buruan! Papah ada meeting di kantor," seru Hendra.

***


Alda berjalan menelusuri koridor sekolah, ia mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Aldi namun tak menemukannya, sampai didalam Kelas.

"Pagi Alda," sapa Disti dan Dina bersama.

"Pagi," datar Alda duduk di bangkunya.

"Kenapa lu Da?," tanya Disti.

Belum sempat dijawab oleh Alda, Bu Dika sudah masuk kedalam kelas.

"Pagi anak," sapa Bu Dika duduk di kursi guru.

"Pagi Bu."

"Langsung aja ke materi selanjutnya, bukan Bab 3," seru Bu Dika.

Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum Bu," salam Aldi masuk kedalam kelas dan menyium punggung tangan Bu Dika.

"Waalaikumsalam, kamu dari mana Aldi?," tanya Bu Dika.

"Dari kantor kepsek Bu, ada urusan tadi."

"Yasudah sekarang kamu duduk ditempat kamu."

"Terimakasih Bu," Aldi berjalan menuju bangkunya, Alda terus memperhatikan Aldi namun tak Aldi hiraukan.

"Aldi kenapa ya? Apa dia marah ya?," batin Alda.

Jam pelajaran berlangsung lancar, "kita sudahi sampai disini, sekian terimakasih," pamit Bu Dika meninggalkan kelas.

Suasana kelas menjadi ricuh, Alda yang melihat Aldi keluar kelas, ia langsung mengikutinya dari belakang.

"ALDII," teriak Alda, Aldi berhenti karena mendengar namanya dipanggil.

"Hah hah hah, gue mau ngomong," ucap Alda ngos-ngosan.

"Kok lu lari sih, gue kan udah sering bilang jangan lari nanti jatoh," omel Aldi menghadap Alda.

Alda menundukkan kepalanya, memasang wajah betenya.

"Huh, kenapa? Mau ngomong apa?," tanya Aldi menangkup pipi Alda, dan mengangkat wajah Alda.

Pipi Alda sedikit merah merona, Aldi tau jika Alda salting namun ia tak ingin mengejeknya karena Alda akan semakin marah padanya.

ALDANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang