Tiga puluh delapan

3.7K 164 14
                                    

Happy reading ✨

***

Disti sedang menangis, menaratapi apa yang telah terjadi dihidupnya.

"Dis," panggil Alda.

"Kenapa Da? Kenapa hidup gue kaya gini hikss. Orang yang gue bangga-banggain, orang yang gue sayang. Mereka bikin hidup gue ancur? Mereka bikin mamih gue sakit hati?."

"Udah-udah, dibalik ini semua pasti ada alesannya," Alda coba menenangkan Disti.

"Gue benci papih! Gue benci Dina! Gue benci mereka!."

"Lu gak boleh gitu. papih lu pasti punya alesan, dan Dina mungkin aja gak tau apa-apa."

"Lu bisa bilang gitu, karena lu gak ngerasain jadi gue! Hidup gue ancur! Hikss semua orang yang gue sayang bikin gue benci mereka."

"Gue emang gak ngerasain apa yang lu rasain saat ini, tapi lu sadar gak gimana om Angga dia tetep papih lu, dan lu gak boleh benci dia."

"Lu juga pasti ngelakuin hal yang sama kaya gue, kalo seandainya om Hendra ada diposisi papih gue, dan lu ada diposisi gue! Lu juga bakal ngelakuin hal yang sama!."

"Gue gak bakal ngelakuin hal yang sama kaya lu, gue bakal minta penjelasan! Apa yang membuat ini terjadi," mata Alda sudah mulai berkaca-kaca.

"Lu ngomong kaya gitu karena lu cuma ngebayangin gak ngalamin," bentak Disti tak karuan.

"Mending lu pergi dari hadapan gue Da, gue gak mau liat muka lu,"usir Disti.

Air mata mengalir di pipi Alda.

"Kalo itu bisa bikin lu tenang, bisa bikin lu berpikiran jernih. Gue bakal pergi dari hadapan lu, dan bahkan dari hidup lu," ucap Alda bergetar.

Alda pergi dari hadapan Disti, ia terus berlari dengan air mata di pipinya.

Disti hanya diam menatap kosong jalan.

"LU SAMA AJA DA KAYA DINA," teriak Disti.

Hati Alda semakin terasa sakit mendengar perkataan Disti.

***

Alda pulang ke rumah dengan penampilan yang kacau, pikiran yang tak tau arahnya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam astagfirullah Alda! Sayang kamu kenapa bisa kaya gini?," tanya Reta panik.

"Mah hikss," Alda menangis di pelukan Reta.

"Sayang kamu kenapa pulang-pulang nangis gini sih?,"tanya Reta melepas pelukan Alda.

"Mahhh,"Alda jatuh pingsan dipelukan Reta.

"BI SUMIII! MANG UDINNN!," teriak Reta.

"Iya Bu."

""Astaghfirullah non Alda kenapa Bu?."

"Udah jangan banyak omong, bantu saya bawa Alda kekamarnya."

"Baik Bu."

***

Alda sadar dari pingsannya.

"Kamu gak papa sayang?,"tanya Reta.

"Alda gak papa mah."

"Sebenernya apa yang terjadi sih, sampe kamu kecapean terus pingsan?,"tanya Hendra.

"Hikss Disti mah!. Disti gak mau ketemu Alda lagi, karena dia bilang Alda gak bisa ngertiin perasaan dia. Hikss Alda gak tau harus apa!," Alda kembali menangis.

ALDANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang