Happy reading ✨
***
Seperti janjinya semalam Aldi sudah ada didepan rumah Alda, menjemput Alda. Orang tua Alda hari ini tidak ada, mamahnya mengantarkan ayahnya ke bandara untuk urusan bisnis diluar kota. Alda tak diizinkan untuk ikut mengantarkan papahnya karena ia masih harus sekolah, ya walaupun tak belajar tapi absen tetap berjalan.
"Haii," sapa Aldi.
"Hmm."
"Kok mukanya kusut gitu. Gak suka gue jemput? Yaudah gue balik," ucap Aldi membalik badannya.
"Ihh apaan sih, masa balik? terus gue gimana berangkat sekolahnya? Mana mang Udin lagi anter mamah sama papah ke bandara," ucap Alda menarik lengan Aldi menghadapnya.
"Iya. gue juga bercanda kali, masa iya gue ninggalin lu."
"Udah yuk berangkat tar keburu gerbang ditutup."
Alda membalasnya dengan anggukan. mereka masuk kedalam mobil. Mobil keluar dari halaman rumah Alda.
***
Istirahat pertama.
Hari ini disekolah hanya ada kelas 12 saja, sedangkan kelas 10 dan 11 diliburkan sampai dua Minggu kedepannya.
"Da lu duluan aja ya, gue ada urusan bentar sama Angga," ucap Aldi.
"Gak papa kan Da?,"tanya Angga nyengir.
"Yaudah kalo udah selesai kabarin gue aja."
"Okhh."
Aldi dan Angga keluar kelas. Sedangkan Alda masih terdiam didalam kelas sambil berkutik dengan ponselnya.
Rasa bosan mulai menjalar ditubuh Alda, ia bangkit dan keluar kelas berniat untuk ke kantin. Karena ia sudah mulai bosen ke rooftop.
Alda sampai di kantin dan hendak mencari meja yang kosong.
"Tes...tes...tes," suara seseorang yang Alda kenal sedang menggunakan mic, ya itu suara Aldi.
Ngapain ya Aldi? Alda penasaran serta kepo, namun perut nya terus berbunyi karena lapar. Akhirnya Alda lebih memilih untuk makan baru nanti ia kelapangan melihat apa yang dilakukan Aldi.
"Perhatian buat seseorang yang udah buat gue terus berharap, buat gue terus mikirin dia. Gue cuma mau orang yang merasa silahkan kelapangan."
Alda terdiam mencerna kata-kata yang dikeluarkan Aldi.
" Aldi manggil siapa sih? Alda atau willona?."
"Ah menurut gue sih Alda. Kan willona gak masuk hari ini, dia bukan kelas 12."
Alda mendengar bisikan gerombolan cewek-cewek yang jaraknya tak jauh dari mejanya.
"Apaan Willona ada kali Bambang, dia kan anaknya pak Lukman. Jadi bebas mau masuk atau nggak."
"Iya bener sih, tadi gue juga liat dia, di kantor kepsek."
Alda masih terdiam mencerna siapa yang Aldi maksud, benarkah dirinya atau Willona, perempuan yang sempat dekat dengan Aldi.
"Aldania Anastasya Mahendra. Cewek yang selalu bikin labil, antara harus berjuang atau mundur perlahan. Tapi hari ini gue beraniin diri gue buat ngungkapin sesuatu, yang udah lama banget gue Pendem."
"Lu pasti udah tau dari lama kan tentang perasaan gue, jadi gue gak perlu ngomong panjang lebar lagi. Gue minta lu ke atas panggung sekarang juga" pinta Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDANIA
Ficção Adolescente"Dasar mesum!nyari kesempatan dalam kesempitan mulu lu!" Bentak Alda mendorong tubuh Aldi. "Empuk" ucap Aldi. Memasang muka mesum. "Bangsad keluar dari kamar gue!" Usir Alda menaikan nada bicaranya. "Nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan" ucap Aldi...