"Adek 2"

61 9 3
                                    



"Kania!" Yaya berteriak dan berlari secepat yg ia bisa saat melihat sahabatnya limbung dan akan jatuh.

Mendengar teriakan nama Kania, Rifan tersadar dari lamunannya, dan ia melihat Kania sudah tak sadarkan diri di pelukan sahabatnya "Dion".

Ya pada saat itu Dion dengan sigap berlari kemudian menahan pinggang Kania agar tidak jatuh.

Dion  terduduk di koridor dengan Kania dipelukannya yg tak sadarkan diri.

"Adek, bangun dek." Dion menepuk pipi Kania

"Hiks kak kita harus gimana? Hiks hiks" Yaya menangis melihat keadaan sahabatnya.

"Kita bawa kerumah sakit." Ucap Dion

"Jgn kak, Kania gak mau kalo dia di bawa ke rumah sakit." Ucap Yaya yg sudah paham akan sifat sahabatnya tersebut.

”Terus gimana, kita bawa ke rumahnya?" Tanya Ari

"Rumahnya jauh kak." Jawab Yaya

"Yaudah gue bawa ke rumah gue aja, lagian rumah gue gak jauh-jauh amat dari sini."

"Lo bawanya gimana? Kan lo pake motor?" Ari

"Ri, lo tolong pesenin taksi online, trus lo bawa motor gue, anter Yaya ke rumah gue buat nemenin Kania, Fan lo fokus aja sama urusan lo, biar Kania gue yg urus." Jelas Dion kemudian setelah itu ia menggendong Kania ala bridal.

"Taksinya udh nyampe depan gerbang Yon."

"Ok."

Dionpun pergi bersama Kania, disusul ari-Yaya, terakhir Rifan yg masih berdebat dengan pikirannya.

...................

"Yen, sorry gue baru beres piket."

"Iya gpp, ayo kita langsung ke RS aja."

"Iya, yok naik."

Setelah itu, Rifan dan Alsyi pergi meninggalkan sekolah.

Selama perjalanan tak ada percakapan di antara mereka.

"Gue kenapa sih, disatu sisi gue mulai nerima Alsyi, tp gue juga blum bisa lupain Kania"Batin Rifan

................



...........






..........

Saat ini Kania sedang di periksa oleh dokter yg dipanggil Dion ke rumahnya, dan dokter menyatakan bahwa Kania memiliki riwayat sakit lambung yg cukup parah, dan hal itu yg membuat ia tak sadarkan diri.

Dion duduk di samping tempat tidur Kania, sedangkan Yaya tengah membuat bubur di dapur milik Dion ditemani Bunda Dion. Sedangkan Ari diberi tugas untuk membeli obat di apotek sesuai dengan resep dari dokter.

Dion mengelus rambut Kania dengan sangat hati-hati.

"Kakak tau kamu anak yg kuat dek. Cepat bangun, jgn buat kakak khawatir." Bisik Dion

Tok tok

Dion melirik ke arah Yaya yg sedang berdiri di depan pintu kamar tamu yg tak tertutup dengan sebuah nampan berisi semangkuk bubur dan segelas air putih.

"Taro aja di atas meja Ya."

"Iya kak."

"Eunghh..." Suara lenguhan membuat perhatian Dion dan Yaya terfokus ke arahnya.

Kelas BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang