Jam menunjukan pukul 09.45 terlihat seorang pemuda tengah sibuk menyisir rambutnya didepan cermin dalam kamar bernuansa biru muda tersebut.
Setelah itu, ia menyemprotkan parfum ketubuhnya lalu mengambil dompet,kunci motor dan sepatunya.
"Wih anak bunda udah rapih aja, mau kemana?"
"Biasa bun, anak muda.." jawabnya santai.
"Jalan sama cwek ya? Sama siapa hayo?" Goda Bunda
"Ih Bunda kepo!"
"Dasar ya kamu ini, sama Ine ya?" tebak Bunda.
"Duh kenapa bunda ngira gue mau jalan ama Ine ya?" Batin Dion
"Kok Ine sih Bun?"
"Lah, bukannya Ine pacar kamu?"
"Kok Bunda ngira gue pacaran sama Ine?" Batin Dion
"Aku gak pacaran sama Ine Bun"
"Loh, Bunda kira kalian pacaran, Padahal Bunda pengen punya menantu kaya Ine." ucap Bunda sedih
"Duh, gimana nih? Apa gue bilang aja, gue udh punya doi?" Batin Dion.
"Udah dulu ya Bun, nanti Dion telat"
"Yaudah sana, hati2 jgn ngebut bawa motornya, jgn pulang malem, jgn ngebawa anak org ketempat yg gak.."
"Iya2 Bunda, dah dulu ya.. Anakmu mau jalan dulu Assalamualaikum" Dion memotong ucapan Bundanya yg memang agak bawel itu, ia pamit mencium tangan Bunda lalu berangkat.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati jgn ngebut2!" teriak Bunda dari depan gerbang rumahnya.
"Iya bunda!" jawab Dion.
***********
Dion sedang duduk di sebuah taman dekat danau sambil menunggu seseorang.
Namun pemikirannya terus teringat dengan kata2 Bundanya tentang Ine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Bobrok
FanfictionGimana jadinya kalo lo satu-satunya cewek di kelas lo. Itulah yang dirasakan seorang Ine Meisya. Sebangku ama cowok yang lu suka diem-diem, padahal lo tau dia udah punya doi.