"Ok, lo mau ngomong apa? "
"Mmm.. Gue mau ngomong, ini soal kita. " Ucap Rifan gugup
Alsyi mengangguk kemudian tersenyum paksa
"Gue tau, lo mau memperjelas maksud kedekatan kita akhir2 inikan?" Tebak Alsyi tepat sasaran.
"Iya, lo taukan maksud gue deketin lo? " Tanya Rifan
Saat ini Rifan dan Alsyi tengah memandang jernihnya air danau tanpa ada niatan untuk sekedar mengalihkan pandangan satu sama lain.
"Gue tau kok, Maka dari itu gue mau jujur sesuatu sama lo." Rifan melirik ke arah Alsyi
"Gue tau lo perhatian karena lo berusaha buat deketin gue, gue paham itu dan gue ngehargain usaha lo. Gue udh coba mengalawan ego dan sedikit melihat perhatian yg lo kasih. Tapi, sorry gue gak bisa. Hati gue terlalu keras Fan, gue gak bisa bales perasaan lo, kita gak bisa lebih dari sahabat. Sekali lagi gue minta maaf sama lo. "
"O-ok, gpp gue ngerti." Rifan berusaha untuk menerima semua kenyataan yg ada, meski rasa sesak di dadanya begitu sakit.
"Jadi gue harus mundur?" Tanya Rifan menatap mata Alsyi yg sedikit memerah.
"Ya, sebelum perasaan lo bertambah dan gue gak mau PHP in lo Fan. Perasaan lo tulus, dan itu bukan buat gue, tapi buat seseorang yg mungkin lagi nunggu lo, i don't know." Alsyi menatap balik Rifan dengan perasaan bersalah yg tergambar jelas dimatanya.
"Apa setelah ini kita masih bisa kaya dulu?" Tanya Rifan memastikan
"Bisa, karena lo, Dion, Ari, Widya dan Ine kalian sahabat gue."
"Kalo gitu thanks ya lo udh usaha buat nerima gue, dan thanks buat semuanya."
"Hmm, ya." Hening, itulah susana saat ini, tak ada yg ingin memulai pembicaraan mereka tenggelam dalam pemikiran masing-masing. Sampai ucapan seseorang memecah keheningan tersebut.
"Heh! Bukannya pulang malah mampir disini, mana masih pake baju seragam lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Bobrok
FanfictionGimana jadinya kalo lo satu-satunya cewek di kelas lo. Itulah yang dirasakan seorang Ine Meisya. Sebangku ama cowok yang lu suka diem-diem, padahal lo tau dia udah punya doi.