*Sebelumnya saya minta maaf kalau terlalu panjang. Tapi semoga kalian baca semua ya* 🙏
_____________________
"Semua berkait tentang waktu. Jumpa, bercengkrama, hingga berpisah. Mereka tak bisa menolak perjumpaan, mereka juga tak bisa menunda perpisahan jika sudah berurusan dengan Tuhan. Mereka hanya bisa menikmati sisa waktu yang tengah berjalan menuju perpisahan itu."
Dia kehilangan beberapa kilogram berat badannya, lima belas hari ini. Kesibukannya mengurus daycare dan pikirannya yang terbagi-bagi mengenai dirinya, begitu menyita waktunya. Waktu makannya, waktu istirahatnya, waktu tidurnya, tapi tidak waktunya dengan Vio dan Christy.
Sesibuk apapun dirinya, selelah apapun badan dan hatinya, dia selalu menyisihkan waktunya untuk dua orang itu.
Dua orang yang telah menempati ruang istimewa dalam hatinya. Dua orang yang selalu menyita perhatian pikirannya. Dua orang yang benar-benar ingin Chika bahagiakan untuk sekarang, dan mungkin masa yang akan datang.
Beberapa hari ini, dia selalu datang siang ke daycare. Datang dengan wajah lelah dan terlihat tak bersahabat. Membuat para suster sedikit takut untuk menyapa. Meski mereka tahu Chika bukan orang yang mudah marah, tapi muka pemilik daycare itu, beberapa hari ini benar-benar tak bersahabat. Sama sekali tak bersahabat.
Tapi, Chika dengan segala rasa tak enak hatinya, selalu berusaha senormal mungkin menanggapi lingkungannya. Meski mukanya terlihat lelah, terlihat enggan bersosialisasi, dia akan setia menarik sudut bibirnya untuk menanggapi anak-anak yang menyapanya. Melempar senyum ke arah suster-susternya.
Seperti saat ini, balita-balitanya tengah mengerumuni dirinya yang baru saja datang. Dia berjongkok, menyambut mereka dengan pelukan. Celoteh-celoteh anak asuhnya yang biasa bisa langsung menguapkan lelah hati dan pikirannya, saat ini seperti tak berguna sama sekali. Lega hatinya hanya terjadi beberapa detik saja.
Sekitarnya memang bising. Tapi sama sekali tak ada suara yang benar-benar Chika tangkap isinya. Pertanyaan yang dilontarkan bocah-bocah itu, Chika biarkan melebur dengan udara. Chika biarkan terjawab hanya dengan senyum tipis yang ia lemparkan. Sungguh sebuah tindakan yang berlawanan dengan prinsip yang ia pegang selama ini.
Helaan napas ia keluarkan saat, panggilan salah satu suster membuat anak-anak itu membubarkan diri. Ada lega hati yang Chika rasakan. Artinya ia bisa kembali meneruskan langkahnya ke dalam ruangan. Namun, saat dirinya hendak berdiri, seorang anak masih tertinggal di sana. Kaki mungilnya tak ikut berlari ke arah suster yang tadi memanggil mereka semua.
Anak itu berjalan mendekati Chika. Mendongak menatap Chika dengan tatap yang tak Chika mengerti artinya. Dan dengan tanpa kata, bocah itu langsung memeluk Chika. Berusaha memeluk erat Chika dengan bentangan lengan padatnya yang pendek.
Pelukan yang bocah itu beri, hanya sebentar. Christy, anak yang memeluk Chika tiba-tiba tadi, langsung pergi menyusul teman-temannya tanpa mengatakan apapun pada Chika. Entah kekuatan magis apa yang Christy miliki, pelukan singkat itu, mampu membuat sudut bibir Chika terangkat sedikit rekah dari senyuman yang ia kembangkan terakhir kali. Pelukan itu, mampu membuat lelahnya sedikit menguap.
Seperti hari-hari sebelumnya, Chika akan berdiam diri di dalam ruangan untuk waktu yang lama. Bukan untuk terbaring atau menyandarkan punggung, melainkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang baru melalui ponselnya.
Jumlah Chat yang semakin banyak setiap harinya, membuat Chika agak malas memegang benda pipih itu. Dia seperti belum terbiasa dihubungi berulang kali melalui chat atau sambungan telepon oleh orang-orang yang nomor ponselnya saja tak Chika simpan. Dia ingin mengabaikan itu semua, dia ingin tidak peduli, dia ingin memblokir nomor-nomor yang dia anggap sebagai pengganggu itu, dan dia ingin, mematikan ponselnya atau bahkan uninstall aplikasi chatting sekaligus.
![](https://img.wattpad.com/cover/229529170-288-k560871.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GREEN FLASH WITH CHRISTY (SELESAI) ✔
FanfictionKetika waktu melepas telah tiba. Ketika itu pula, cinta mengakar di antara mereka Lalu apa yang harus mereka lakukan? Di saat itulah, Yessica Arkadevna dan Navio Sastradipraja Alfadrun harus memikirkan jalan keluarnya sembari mencipta bahagia untuk...