Bab 16 Tadaima: Antara Hitam dan Putih

1.7K 208 200
                                    


"Hitam dan putih. Warna hidup tak hanya itu. Ada abu-abu di tengah mereka. Ada kata ragu di tengah-tengah percaya dan tidak percaya. Semua menjadi tak jelas. Percaya akan suara hatinya, tapi ditolak mentah-mentah oleh logikanya. Menjadi samar, seolah tak berdasar"
.....

"Papi! Telepon Tante, Papi!" Vio hanya bisa mengangguk. Beberapa pagi, bocahnya ini memang selalu meminta Vio untuk menghubungi Chika. Beberapa pagi juga, panggilannya tidak terjawab, bahkan tersambungpun tidak.

Hembusan napas berat ia keluarkan saat mulai membuka kunci smartphone-nya. Dengan lesu, dia cari nomor Chika di daftar kontak telepon. Dia tatap beberapa saat nomor gadisnya itu.

Ragu, itu yang hati Vio bisikkan. Dia tak tahu harus dengan kalimat apa lagi untuk menjawab Christy jika anak itu bertanya kenapa sambungan teleponya tak diangkat Chika.

"Fuh!" Dia tekan simbol telepon di ponselnya. Dia tempelkan benda persegi itu di telinga kanannya.

"Please, please, angakat." Gumamnya sambil terpejam.

"Halo, Mas?"

Vio terdiam. Dia masih tertegun.

"Mas?"

"Chik? Astaga sayang! Kamu ke mana aja sih?! Aku telepon enggak diangkat, chat aku enggak ada yang kamu balas. Aku khawatir, Chika." kata Vio agak dalam.

"Maaf ya, Mas aku—"

"Tante, Papi? Aku mau ngomong aku mau ngomong!"

Vio memandang Christy yang sudah bangun dari duduknya. Anak itu menghampiri Vio dan mencoba meraih ponsel yang Vio tempelkan di telinga.

Ia mengalah, ia lepas ponsel itu lalu melantangkan panggilannya.

"Mas Vio?"

"Ini Tante Mama, Papi?" Christy memastikan sesaat setelah mendengar suara yang menggema dari ponsel Vio.

"Halo, Sayang?" saut Chika.

"Tante! Tante di mana? Kok enggak main ke aku? Aku mau main sama tante. Ipi juga tante, tante kenapa enggak ke daycare? Yori nangis cariin tante, aku juga, Papi juga."

Entah bagaimana otak anak kecil itu bekerja, seketika dia memberondong Chika dengan pertanyaan-pertanyaan yang juga menjadi pertanyaan dalam benak Vio saat ini.

Vio hanya tersenyum mendengar ucapan Christy barusan. Dia usap kepala belakang anak itu untuk beberapa kali.

"Haha, iya maaf ya. Nanti tante ke daycare kok. Christy udah sarapan?"

"Yeay! Tante ke daycare, Papi! Ayo Papi, kita berangkat sekarang! Aku mau ketemu Tante!" lengan kemeja Vio sudah ditarik-tarik oleh Christy yang terlihat begitu antusias ke daycare hari ini.

"Abisin dulu dong sarapannya, baru berangkat."

"Oh iya ya. Tante, tante, aku mam dulu ya, nanti kalau enggak abis, Papi marah. Tante tunggu aku ya?"

"Iya, sayang."

Setelah mendapatkan jawaban itu, Christy kembali duduk di balik meja meneruskan sarapannya.

"Pelan-pelan." Vio memperingati Christy.

"Mas?" Suara Chika masih ada di sana. Vio segera mengangkat ponselnya dan mematikan pelantangnya.

"Kamu baik-baik aja 'kan?"

"Iya, Mas, baik-baik aja kok. Maaf ya, kemarin aku lupa naro hp di mana, enggak kecharge, jadi mati."

GREEN FLASH WITH CHRISTY (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang