Bab 33 Sekejap

1.4K 164 166
                                    

"Pada akhirnya, rasa nyamanlah yang menang atas semua status yang tersemat."

Tetesan air langit kali ini, turunnya tak terprediksi. Bahkan, angin yang beberapa minggu ini terasa begitu mendayu-dayu kala sore hari, seketika berubah hampir menyerupai badai. Membuat pohon-pohon kelapa yang tingginya menjulang, terlihat seperti ingin roboh. Beberapa pohon tua, ranting, bahkan batangnya, sudah rebah di jalanan. Membuat petugas harus cepat turun tangan demi kelancaran lalu lintas jalanan.

Beruntung, dirinya dan sang balita sudah tiba di kediaman sedari tadi. Sedari awan gelap yang tiba-tiba bergumul di atas tempatnya berpijak. Angin yang menghembus begitu kencang, membuat dirinya mendekap Christy begitu erat saat berjalan ke parkiran. Titahnya kepada sang puan untuk tak turut pun diterima. Membuatnya merasa lega ketika mendapat kabar Chika sudah tiba di rumah sebelum hujan benar-benar turun dengan deras bersamaan angin kencang yang menerjang kotanya saat ini.

Tapi rasa lega itu, seketika menguap begitu saja. Bak tersapu badai yang sedang terjadi di luar.

Hatinya sesak. Dadanya terasa diacak-acak setelah menutup sambungan telepon dari seseorang. Sambungan telepon pengingat yang tak pernah ingin ia dapatkan. Bagai alarm di pagi hari yang sering membuat diri merutuki begitu cepatnya bumi berputar menghadap matahari, membuat dirinya tak tenang. Ingin rasanya mematikan pengingat itu. Tapi bagaimana pun dia menghindar, hari esok akan tetap datang. Alarm untuk mengingatkan esok adalah minggu yang wanita itu pinta akan terus berbunyi. Alarm yang terus berdenging memenuhi gendang telinga Vio dan membuat kecamuk dalam dada Vio hingga waktu yang entah ia tak akan tahu kapan usainya.

"Saya tidak sabar melihat Christy."

Sepenggal kalimat yang menggetarkan hati Vio.

Kalimat yang terasa begitu penuh dengan sebuah pengharapan. Harapan yang sangat sederhana. Harapan yang bisa Vio kabulkan kapan saja untuk membuat bahagia wanita itu. Harapan yang sempat membuat Vio menitikkan air mata, teringat sang Ibunda yang sudah lama tak ia kunjungi. Teringat kalimat sang Mama yang selalu mengatakan hal yang hampir sama persis ketika dirinya memberi kabar melalui telepon.

"Bang, cepat selesaiin ya. Mama kangen Abang. Enggak sabar mau ketemu Abang."

Kentara sekali bagaimana sang Mama merindu begitu dalam. Berbulan-bulan ia tak pulang. Padahal jarak tempat tinggalnya dan rumahnya tak sejauh tempat Babanya. Tapi Vio benar-benar urung untuk pulang. Dia tak mau Christy mendapatkan tindakan yang tak ia inginkan dari sang Papa. Dia tak ingin hati Christy yang sudah susah payah ia pulihkan dari rasa sakit kehilangan Ayahnya, kembali tergores oleh tindakan orang dewasa yang akan semena-mena pada bocahnya. Vio tak ingin itu terjadi. Menghindari Papa dan Mamanya juga keluarga besarnya adalah hal yang kini sedang ia lakukan.

Tenggat waktu yang Papanya berikan, bahkan sudah Vio abaikan. Seolah dia siap didepak dari keluarga. Vio memang sempat berpikir tak masalah akan hal itu. Namun, dia tak ingin membuat sang mama dirundung kesedihan jika harus kehilangan dirinya. Dia tak ingin melihat air mata sang Mama. Dia tak ingin air mata itu keluar akibat dirinya.

Helaan napas beratnya sudah beberapa kali ia embusakan setelah sambungan teleponnya dengan ibu Christy mati. Dia terus melakukan itu hingga sekarang, berharap sesak dalam dadanya bisa keluar. Membiarkan tubuhnya diterpa angin kencang di balik pagar balkon pun juga ia lakukan dengan harapan yang sama.

Tapi, ternyata, apa yang dia lakukan saat ini sia-sia. Tak ada rasa lega. Justru timbul rasa sesak yang semakin kentara saat matanya menatap Christy yang tengah bermain bersama kucingnya.

Hatinya bergetar saat mendengar ucapan Ibu Christy. Dadanya bergejolak saat mendengar pengharapan yang begitu dalam. Rasa tak tega kembali timbul saat mengingat bagaimana seorang ibu ingin bertemu anaknya yang lama tak ia jumpai. Rasa perih semakin menjadi-jadi saat dirinya menyamakan posisi Ibu Christy dengan Mamanya yang mengharapkan pertemuan segera tercipta.

GREEN FLASH WITH CHRISTY (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang