Bab 37 Masygul

960 165 29
                                    

"Dia adalah wujud nyata dari kesulitan yang sukar dipahami, sekalipun mengaku mengerti."

"Ibu! Ibu! Ibu masak sayur kibo? Aku mau!"

"Sabar ya? Ini lagi digoreng. Christy mau mam apa lagi?"

Anak itu berpikir sambil meletakkan jari telunjuknya di dagu. Matanya menerawang ke atas, seperti benar-benar khusyuk berpikir untuk menjawab pertanyaan sang Mama.

"Aku... Mau mam teyol! Tapi Tante Mama yang bikin! Enak!"

Chika yang sedang mencuci brokoli terakhir, menunduk, menatap Christy yang sedang tersenyum di sana.

"Boleh."

"Tapi... Tapi.. Jangan kiryuk-kiryuk ya Tante, aku enggak suka. Keras."

"Haha, siap anak baik! Sekarang, ke Papi. Go..! Go..! Go..!" Perintah Chika sambil menepuk bokong Christy pelan namun berulang kali.

Anak itu pun menurut, ia langsung berlari menyusul Vio yang sedang sibuk membersihkan kandang kucing Christy.

"Papi...!"

Chika yang masih mengamati Christy dari tempatnya berdiri, hanya tersenyum. Lantas langsung membalikkan badan untuk menyelesaikan apa yang ia kerjakan tadi.

"Kamu setiap Minggu ke sini?"

"Kalau saya ada urusan, saya enggak ke sini. Kadang harus urus keperluan daycare juga."

"Pantas ya, kamu luwes ngurus Christy. Udah terbiasa ternyata."

Chika tersenyum tipis. Tangan yang kini sedang mengeringkan sayur kribo itu, membuatnya tak memandang Shania yang sedang menatapnya.

"Saya juga belum lama, Tan. Dan enggak bakal lama." Jawabnya.

Kernyitan di dahi Shania, Chika saksikan saat matanya membalas tatap Ibu Christy itu.

"Kenapa?"

"Saya cuma gantiin Kakak saya sementara, Tan. Setelah itu, saya..." Chika tiba-tiba mengatupkan bibirnya. Rapat. Tangannya juga berhenti memasukkan potongan brokoli ke dalam tepung cair.

Dia terdiam, meneguk ludahnya sendiri. Tenggorokannya terasa kering.

Perih, itu yang ia rasa ketika seteguk saliva bergulir ke dalam.

Tangannya bergetar, namun segera diraih oleh Shania.

"Kamu baik-baik aja?"

"Ah, maaf... I—iya, baik-baik saja."

Setelah itu tak ada pembicaraan lagi di antara keduanya untuk beberapa menit. Orang yang tak sengaja berdiri di belakang mereka saat akan mengambil kain lap, juga ikut terdiam, ketika mendengarkan percakapan mereka sedari tadi. Dia masih diam di sana. Masih menanti sang puan meneruskan percakapannya yang ia rasa belum tuntas.

"Kamu bakal pergi dari sana?"

****

Anggukan pelan yang Chika beri saat itu, membuat pikiran Vio carut marut. Bukan hanya permintaan Ibu Christy. Anggukan persetujuan Chika atas pertanyaan Shania waktu itu, telah terlebih dulu menyita rasa takutnya. Namun, ia memilih diam. Menganggap hal itu tak pernah ia dengar dan saksikan.

Saat ini pun dia kembali teringat hal itu, karena sedang menatap punggung Chika dari belakang.

Posisi kekasihnya sama persisi dengan waktu itu.

GREEN FLASH WITH CHRISTY (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang