Dey terdiam bediri di samping meja kerja Chika. Matanya terus memerhatikan bagaimana temannya itu membersihkan meja kerjanya. Iya, membersihkan di sini maksudnya mengosongkan mejanya. Merapikan. Memindahkan barang-barangnya ke dalam kardus. Dey benar-benar hanya terdiam. Masih ada rasa tidak rela Chika keluar dari kantornya ini.
"Beneran resign ya lo? Batalin aja napa, ih! Protes Dey. Chika tak menjawab. Dia hanya tersenyum sambil terus memindahkan printilan-printilan yang bertengger di mejanya ke kardus yang ia letakkan di samping kakinya.
Chika berkacak pinggang. Menatap Dey yang sedang memasang muka sedihnya –hmm entah bisa dikatakan sedih atau tidak. Pasalnya muka Dey ya begitu settingannya. Tipe muka-muka manusia yang diam saja sudah dapat membuat orang tertawa. Bukan, tidak ada tipe muka seperti itu. Hanya saja, pembawaan sifat cablak dan slengean seorang Dhea ini, membuat Chika selalu ingin tertawa, meski Dey sedang tidak berkelakuan aneh pun melempar lelucon. Tapi, untuk yang pertama kali bertemu, mungkin akan menganggap Dey itu galak, judes, atau apalah sifat yang menggambarkan kalau si pemilik wajah itu, garang. Padahal, tidak, meski memang kalau sedang marah, Dey ini akan terlihat amat sangat menakutkan.
Saat ini pun Chika sedang menahan tawanya agar tak meledak, kala melihat muka Dey yang menyiratkan kesedihan. Lucu, tapi, dia juga tidak tega melihat Dey yang biasanya ramai, mendadak menjadi melow seperti ini.
"Daycare keluarga gue nggak jauh-jauh amat dari sini. Kita masih bisa ketemu," kata Chika. Dia kembali melanjutkan kegiatannya. Membiarkan Dey yang kini mulai menggerakkan tangannya, membantu memasukan pritilan barang yang tersisa di meja Chika
"Senin gue masih ke sini kok, bentaran doang tapi,"
"Ngapain?" tanya Dey. Dia menarik kursi yang ada di balik meja kerja Chika. Lalu duduk di sana dan kembali memerhatikan gerak gerik Chika.
"Ternyata, naskah yang gue kerjain kemarin itu punya temen Bu Yusi," Chika membalik tubuhnya menghadap Dey.
Dia menggulung kedua lengan kemejanya hingga ke siku. Kemudian membungkuk, mengangkat kardus berisi barang-barang yang ia pindahkan dari mejanya tadi. Chika menatap Dey. Dengan gerakan mata, ia mengisyaratkan temannya itu untuk membantunya membawa papper bag yang ada di atas meja kerjanya yang sudah kosong.
Dey menurut. Dia mengikuti langkah Chika untuk keluar dari ruangan ini dan berjalan dengan menyejajarkan langkahnya dengan langkah Chika.
"Dia katanya mau berterima kasih sama gue. Padahal, nggak perlu ya 'kan? Udah tugas gue," Dey menyirit. Bingung. Sedetik kemudian dia baru paham, ternyata Chika masih melanjutkan topik yang tadi.
"Tau nggak kenapa Bu Yusi ngeburu-buru gue, buat nyelesein covernya biar bisa cepet dicetak?" Dey menoleh menatap penuh tanya ke arah Chika yang juga melempar tatapanya ke Dey.
"Naskah temennya itu, ternyata buat istrinya yang lagi sakit, depresi gitu kata Bu Yusi. Jadi, beliau minta gue cepet buat ngerampungin, biar cepet bisa dikasih ke temennya itu. Gue jadi nggak enak, kemarin ngerjain covernya sambil misuh-misuh," Chika menurunkan kardusnya.
Dia merogoh kunci mobil yang ada di saku kemejanya. Dengan sekali pencet bagasi mobil miliknya itu terbuka. Dey dengan sigap meletakan papper bag Chika di sana. Begitu pun Chika, ia juga segera memasukan kardusnya.
"Ah, lo mah emang nggak enakkan orangnya. Bener banget sih, lo dikasih takdir sama Tuhan buat ngurus daycare, haha. Coba lo tegaan? Tuhan pasti mikir-mikir lagi buat ngoper tanggung jawab kakak lo ke lo," Dey besidekap sambil menyandarkan punggungnya ke bagian belakang mobil Chika.
"Hmmm, opini yang bagus Dhea Angelia–," Chika memutar bola matanya malas. Lantas kembali masuk ke dalam meninggalkan Dey yang masih haha hihi di sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/229529170-288-k560871.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GREEN FLASH WITH CHRISTY (SELESAI) ✔
FanfictionKetika waktu melepas telah tiba. Ketika itu pula, cinta mengakar di antara mereka Lalu apa yang harus mereka lakukan? Di saat itulah, Yessica Arkadevna dan Navio Sastradipraja Alfadrun harus memikirkan jalan keluarnya sembari mencipta bahagia untuk...