"Weh, kalian tahu enggak?" Yonda, duduk di kantin dengan segerombolan teman-temannya. Satu meja panjang itu diisi oleh enam orang dan berjenis kelamin laki-laki.
"Tahu apa?" Bima menanggapi seraya makan kerupuk ubi ungu.
"Kalo Rayan bakalan tunangan sama Jennie, guys," kata Yonda heboh, tetapi ditanggapi bingung oleh teman-temannya.
Seketika suasana kantin menjadi hening.
"Terus?" Karim bertanya kepo, menatap lekat Yonda.
"Lah? Kalian enggak kaget? Jennie woy yang mau ditunangkan! Anak Militer, Bor! Kita sepatutnya menghormati dia."
Sehingga semuanya jelas, mereka akhirnya mengerti lalu saling berbisik antara hendak percaya atau tidak.
"Gue enggak bohong, Bor. Ya, walaupun mereka mau tunangan, tapi cinta Rayan bertepuk sebelah tangan, kan, kasian."
Asyahi berdiri. "Bentar ... bentar ... Jadi maksud lo? Lo mau kita bantu mereka saling mencintai gitu? Biar cinta Rayan kagak bertepuk sebelah tangan?"
Yonda tersenyum. "Yap! Cakep, Neng! Jadi, gimana?"
"Udah, Yon. Lo apa-apaan, sih?" Rayan yang duduk di sampingnya sejak tadi memijit pelipis dengan perasaan dongkol. Katanya Yonda tidak akan ember, tetapi kenapa ia malah mengumumkannya di sini?
"Ssst, diem. Lo mau gue bantu kagak dapetin hati si Onoh?" Yonda menyolot.
Rayan menghela napas, dia bangkit berdiri kemudian berlalu dari sana.
"Heh! Mau ke mana lo?" teriak Yonda.
"Surga dunia."
"Lo mau mati?"
"Kagak. Surga dunianya orang boker."
"WC dong?"
"Supermarket! Yaiyalah! Udah lo enggak usah cegat gue!"
"Siapa yang nyegat? Lo mau boker tinggal boker."
"Lo ngajak ngobrol gue terus!"
"Lo, kan, bisa diem!"
"Ah, ta* lo!"
"Bab* ngep*t lo!"
"Set*n!"
"Kamp*t!"
***
Masa pelajaran kedua membuat Rayan tidak fokus. Matanya selalu menatap ke buku, tetapi pikirannya menerawang jauh.
Di ujung sana, ada Jennie yang memakai baju santai, duduk di tepi pantai menggoda imannya.
Sudut bibir Rayan terangkat satu. Dia menghampiri gadis itu.
Semakin dekat, semakin ia bisa meraih, semakin singkat jaraknya semakin tak karuan detak jantungnya. Tangannya telah hinggap di bahu mulus Jennie.
Rayan tersenyum, dia membuka mulut hendak memanggil nama gadis itu.
"Jen--"
"Bangun! Jangan tidur!"
Rayan berjengit kaget karena tiba-tiba mejanya digebrak secara berkali-kali. Spontan cowok itu berdiri dan menatap sang guru. Dia menyengir.
"Maaf, Buk."
"Kamu begadang?"
"Enggak, Buk."
"Lalu? Kok ngantuk?"
"Capek, Buk."
"Enggak usah curhat kamu!"
"Maaf, Buk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aplikasi Cinta ( Other ) ✔✔
HumorTAMAT _Follow akun ini dulu_ "Kang? Apa kamu sanggup?" "Kenapa enggak?" "Hubungan kita enggak direstui ...." "Cinta perlu perjuangan. Itulah tantangannya agar cinta kita lebih berasa, Jennie Dinawanti." *** Aplikasi inilah yang menyatukan cinta mere...