"Bantu gue buat lupain, Kang Lee!"
Nana terkejut, spontan menarik tangan yang digenggam erat oleh Jennie, pertanda Nana tidak mendukung keputusan Jennie.
"Maksud kamu apa, Jen?"
Jennie mengangkat satu alis. "Katanya lo dukung gue, lo mau bantu gue."
"Kenapa? Kenapa harus bantu lupain? Emangnya mudah? Kamu udah terlanjur cinta dan aku yakin susah banget buat ngelupain orang yang udah kamu cintai. Apalagi kalau kalian punya kenangan manis ...."
Jennie mengalihkan pandangan. "Papa gue--"
"Apa dengan lupain cowok yang kamu cintai bisa menyelesaikan masalah? Hati kamu enggak akan baik-baik aja! Kamu harus peduli dengan kepentingan hatimu! Jangan bohongi perasaan kamu."
Jennie menghela napas berat. "Na, lo tahu hadiah terindah apa yang Tuhan kasih ke gue?"
Nana mengernyitkan dahi. "Orang tua?"
Jennie menggeleng. "Cinta ..., tapi kok ... sulit, ya?" Dia tersenyum hampa, dadanya terasa sesak saat penolakan papanya pada Dadang begitu membuatnya merasa tidak ada harapan.
"Kamu mau hal menantang atau santai?"
Jennie berdehem, mengalihkan pandangan asal jangan menatap Nana. "Menantang, kalo demi kebaikan."
"Kamu mau ditangkap polisi terus dipenjara seumur hidup atau terjun bebas dan mati?"
"Gue mau ditangkap polisi."
"Kamu mau memelihara kalajengking dewasa atau ular sawah dewasa?"
"Ular sawah."
"Kamu mau milih orang tua atau teman?"
"Pasti orang tua."
"Kamu mau milih candy atau racun?"
"Candy."
"Bunga atau duri?"
"Bunga."
"Roti atau kacang?"
"Roti."
"Bakso atau sate?"
"Bakso."
"Lagu atau video?"
"Lagu."
"Cinta Akang atau enggak?"
"Cinta." Jennie terdiam, spontan menatap Nana yang tersenyum. "Maksud lo nanyain gue kek gitu apa?"
Nana terkekeh, salah satu tangan menopang pipi. "Kalian memang jodoh."
"Siapa?"
"Kamu sama, Akang."
Jennie mengalihkan pandangan. "Kek enggak penting."
"Penting, Jen. Pertanyaan saya tadi untuk mengetes kamu."
Jennie menoleh bingung. "Ngetes apa?"
Nana tertawa kecil, kemudian berbisik. "Hati kamu enggak bisa lupain, Akang. Justru sebaliknya, hati kamu mau, Akang."
***
"Hai, Jen."
Jennie yang asik makan bakso langsung berhenti dan mendongak. Matanya berpapasan dengan Rayan. Cowok itu tersenyum.
"Hmm ...," balas Jennie seraya mengangkat satu alis.
"Gue boleh duduk di samping lo?"
Jennie menggeleng cepat. "Ada Nana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aplikasi Cinta ( Other ) ✔✔
HumorTAMAT _Follow akun ini dulu_ "Kang? Apa kamu sanggup?" "Kenapa enggak?" "Hubungan kita enggak direstui ...." "Cinta perlu perjuangan. Itulah tantangannya agar cinta kita lebih berasa, Jennie Dinawanti." *** Aplikasi inilah yang menyatukan cinta mere...