Bab 7 - OMG!

11 3 0
                                    

Jangan lupa vote dan komennya, ditunggu❤ yaudahlah, happy reading:v

***

Di hari minggu asiknya bangun jam sepuluh, tidak mandi pagi langsung ngemil kripik ubi sambil nonton film India di channel Antv. Atau rebahan santuy di atas sofa sambil main handphone.

Itulah yang diangan-angankan Jennie saat bangun pagi hari ini. Namun, ekspektasi memang tidak seindah realita. Nyatanya gadis itu disuruh emaknya mandi pagi biar sehat, disuruh yoga biar body-nya bagus, dilarang ngemil biar enggak melar, dilarang nonton televisi sebelum joging dan harus belajar supaya pintar.

Tentu saja Jennie protes karena hanya dia yang diperlakukan begitu sedangkan adik-adiknya dibebaskan hendak melakukan apa saja. Tidak adil! Sungguh tidak adil!

"Maaa, Jennie capek yoga. Jennie istirahat dulu, ya?" mohon Jennie pada Fatimah untuk yang kesekian kalinya. Dia duduk selonjoran di atas karpet hijau, mengenakan baju olahraga ketat.

Di ruangan olahraga ini hanya ada dirinya dan Fatimah juga beberapa alat olahraga lainnya. Fatimah duduk di kursi pojok sambil memegang handphone milik Jennie. Wanita itu terus mengawasi Jennie agar menuruti keinginannya.

"Oke." Karena merasa iba, Fatimah mengizinkan Jennie istirahat sejenak membuat Jennie langsung tersenyum ceria. Jennie langsung berdiri dan hendak beranjak pergi, tetapi baru satu langkah, Fatimah langsung bersuara. "Eitss, jangan pergi dulu."

Jennie berbalik badan dengan wajah memelas. Keringat sudah membasahi tubuhnya. "Kenapa lagi, Ma?" tanyanya dengan sedikit kesal.

Fatimah berdiri kemudian berjalan menghampiri anaknya itu. "Yoga hari ini selesai, tapi ...."

Jennie yang semula berteriak girang dalam hati langsung mengernyitkan dahi bingung saat emaknya menggantungkan kalimat. "Kebiasaan deh, jangan gantung-gantung kalau ngomong dong, Maaa."

"Tapi, ada syaratnya ... kamu harus manggil emak dengan sebutan 'Bunda' oke? Masa' iya, mama masih cantik gini dipanggil emak?" Fatimah terkekeh di akhir ucapannya membuat Jennie ikut terkekeh.

"Oke, Bunda. Ada lagi?" Jennie mulai tidak sabaran hendak mengelap tubuh lalu mandi.

Fatimah tersenyum usil dan menunjukkan layar handphone itu ke depan wajah Jennie. Terpampang jelas foto profil seorang cowok yang sedang naik motor scoopy dan berpose dengan dua jari tangan kanan di depan dada.

"Dia siapa, hm?" tanya Fatimah dengan senyum jahil untuk menggoda Jennie.

Jennie berkedip. "Dia? Om Ojol, Bund. Kenapa?" jawabnya dengan tatapan kesal mengarah pada Fatimah.

Fatimah mengernyitkan dahi tanpa memudarkan senyum. "Owh, pacar kamu." Fatimah mengangguk-angguk, menentang jawaban anaknya.

Jennie mendengkus. "Bukan, Bund," elaknya mencoba sabar. "Jennie ini langganan tetapnya. Lagian, mana mau Jennie sama om-om gitu."

Fatimah semakin melebarkan senyum sampai-sampai kedua matanya menyipit. "Ah, jujur aja ngapa, sih," godanya semakin menjadi seraya menyenggol pinggang anaknya membuat Jennie kesal.

"Apaan, sih, Bund. Kalau enggak percaya tanya aja deh sama Om Ojolnya. Udahlah, Bund. Jennie mau lap badan." Kemudian Jennie melangkah sedikit cepat keluar ruangan itu.

Fatimah cekikikan dan mengira anak gadisnya masih malu untuk mengakui cowok ini sebagai pacarnya. "Aduh, aduh, punya pacar kok rahasia. Kalau punya pacar itu dikenalin ke orang tua dong," gumamnya dan mulai mengetik sesuatu lalu mengirimnya.

[Sayaaaang, dateng
k

e rumah dong.
Kita jalan-jalan]

Aplikasi Cinta ( Other ) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang