Ting!
Calon mertua : 0852******* nomor WA Jennie.
Dadang tersenyum menatap dm-an dirinya dengan sang calon mertua. Saat ia men-save dan menge-chat-nya, nomor itu ternyata aktif.
Langsung saja Dadang menghubunginya dengan jantung berdegup kencang.
"Assalamualaikum? Hal--hallo, Jen?" sapa Dadang ketika telepon tersambung.
"Hallo? Siapa?"
Dadang mengernyitkan dahi. Kok suara Jennie seperti pria? Apa Gibran salah memberinya nomor. "Hmm, kok kamu jadi cowo? Kamu lagi batuk, ya?"
"Saya memang cowo! Mau apa kamu? Salah alamat, ya? Siapa yang ngasih nomor saya, siapa? Kurang ajar! Saya di wc ini! Jangan ganggu ta*lah!"
Tut.
Dadang mematung.
Saya memang cowo.
Salah alamat, ya?
Perkataan pria itu terngiang-ngiang membuat Dadang tersenyum miris. Barusan dia di-php-in bukan? Kenapa?
Dadang melempar handphone di atas meja dengan pelan. Ia rasanya ingin menangis, bagaimana bisa Gibran membohonginya.
Ting!
Calon mertua : maaf, Rif. Salah nomor, itu tadi rekan kerja saya haha...
Calon mertua : 0822******* ini yang asli
Gibran serius? Bukan rekan kerjanya lagi? Ah, Dadang jadi malas hendak menghubungi nomor itu. Ia mendesah. Mengambil benda pipih itu dan mencoba menghubunginya.
"Assalamualaikum? Siapa?"
Dadang yang semula duduk lemah langsung bangkit duduk tegap. "Wa--walaikumsalam, Jen? Ini kamu, kan?"
"Akang! Huaa, dapet nomorku dari mana?"
"Dari calon mertua ..." Dadang terkekeh mengingat hal itu. "Kamu lagi ngapain? Sibuk enggak?"
"Aku lag--ah Papa balikin handphone Jennie!"
"Jennie sibuk, jangan ganggu dulu! Dia lagi ngurus formulir pendaftaran." Itu suara Gibran, terdengar samar-samar Jennie menggerutu.
Dadang mengulum bibir, astaga Gibran ... masih saja posessif. "Iya, Om. Maaf, kapan saya bisa menelepon lagi pacar saya?"
Gibran di sana terkekeh. "Kapan, ya? Hmm tiga tahun lagi mungkin, setelah Jennie keluar dari pesantren. Iya, kan, Sayang?"
Handphone di genggaman Dadang merosot jatuh ke pangkuannya. Tiga tahun itu lama Tuan Gibran yang terhormat, astaga dan dia tidak mengizinkan dirinya mengobrol dengan Jennie?
Buru-buru Dadang menempelkan handphone di telinga kanan. "Tiga tahun, ya, Om? Lama loh, Om."
"Sebentar itu. Saya nikah sama Fatimah aja udah 18 tahun dan rasanya cuma setahun ha ha ha ha ...."
"Tapi, Om--"
"Ssst! Yaudah simpen aja nomornya Jennie, suatu saat nanti berguna buat kamu. Ohya, tutup teleponnya, ya? Wassalamualaikum."
Tut.
"Wa'alaikumsalam ...," lirih Dadang menatap handphone, parau. Tega sekali Gibran, tidak tahu apa dirinya rindu berat? Setelah beberapa bulan berpisah, hati resah gelisah. Ia mengembuskan napas lelah.
***
3 bulan kemudian ....
"Sendirian aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aplikasi Cinta ( Other ) ✔✔
HumorTAMAT _Follow akun ini dulu_ "Kang? Apa kamu sanggup?" "Kenapa enggak?" "Hubungan kita enggak direstui ...." "Cinta perlu perjuangan. Itulah tantangannya agar cinta kita lebih berasa, Jennie Dinawanti." *** Aplikasi inilah yang menyatukan cinta mere...