"Jen, kalo lo butuh apa-apa, telepon gue aja. Gue ada 24 jam khusus buat lo doang." Rayan tersenyum, menatap teduh gadis di depannya.
"Iya, makasih. Lo bukan bodyguard gue." Jennie balas tersenyum walau ia tidak ikhlas kemudian berjalan mendahului ke kelasnya.
Rayan menghela napas.
"Sabar, Bor. Gue tau semuanya butuh proses yang panjang."
Rayan menoleh dan mendapati Yonda tersenyum padanya. Rayan kembali menghadap depan.
"Iya, sih ..., tapi lama."
"Itulah pentingnya berjuang, Bor. Lo laki. Tenang, gue dukung elo."
"Iya tahu."
"Tahu apa?"
"Tahu bulat."
"Ha?"
"Follow."
"Apaan?"
"Akun wattpad gue."
"Ha?"
"Tahu bulat!"
***
Jennie meletakkan tas di atas meja dengan tidak santai dan menarik kursi sampai menjerit, membuat Nana yang duduk tenang di sampingnya terusik.
"Kenapa wajah kamu kusut?"
Jennie menoleh sekilas. Dia melipat satu tangan di atas meja sedangkan satunya lagi ia gunakan untuk menopang pipi.
"Galau gue ...."
"Galauin siapa?"
"Akang."
"Kenapa? Ohya, kata, Kang Lee, kamu udah resmi jadi kekas--"
"Ssst! Rahasia!" Jennie menutup mulut Nana panik. Bagaimana bisa Nana mengatakan itu dengan santai padahal ada banyak orang? Jika mereka dengar bagaimana?
"Kenapa rahasia?" Ada rasa tak suka saat Nana menanyakan itu.
"Lo tahu?"
"Apa?"
"Papa gue enggak ngerestuin hubungan kita."
"Tahu."
"Gue takut, kalo ada banyak yang tahu hubungan kita apalagi di sini ada mata-matanya, Papa, gue bisa mampus."
"Owh ... Kamu tahu risikonya, tetapi kenapa kamu mau menanggungnya?"
Jennie terdiam. Benar juga yang dikatakan Nana. Risikonya tidaklah kecil, tapi kenapa ia malah seakan menantang dan menanggungnya?
"Gue ..." Jujur saja, Jennie bingung.
"Itulah cinta, Jennie."
Jennie menatap Nana. "Cinta monyet?"
Nana tersenyum. "Kamu tahu? Orang kalau sudah cinta akan merelakan apa saja. Kalau sudah cinta, orang akan mengambil risiko apa pun. Mereka melakukannya demi cinta."
Jennie menunduk. Apakah benar dirinya cinta Dadang dan bukan cinta monyet?
"Kalau cinta monyet itu cuma rasa suka pada lawan jenis dan hanya sebatas itu. Mereka bilang cinta, tetapi tidak mau tahu dan tidak mau mengambil risiko apapun."
Kalau dipikir-pikir ... perkataan Nana benar. Jennie menatap Nana, dia mengamit kedua tangan Nana dan menggenggamnya erat.
Nana tersenyum, dia mengerti gelagat Jennie. "Saya siap bantu kamu. Saya dukung kamu."
"Bantu gue buat lupain, Kang Lee!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aplikasi Cinta ( Other ) ✔✔
HumorTAMAT _Follow akun ini dulu_ "Kang? Apa kamu sanggup?" "Kenapa enggak?" "Hubungan kita enggak direstui ...." "Cinta perlu perjuangan. Itulah tantangannya agar cinta kita lebih berasa, Jennie Dinawanti." *** Aplikasi inilah yang menyatukan cinta mere...