Tianming telah memasuki halaman yang elegan dan agak polos tanpa apapun selain meja batu dan kursi batu. Itu adalah perabotan yang agak umum untuk halaman, tanpa sesuatu yang penting, meskipun ada pola surgawi yang diukir di semua tempat yang membentuk gambar dengan efek yang berbeda-beda.
Tianming melangkah ke halaman dan berjalan di sepanjang jalan berbatu. Setelah berjalan sekitar lima ratus meter, dia tiba di sebuah bangunan batu, di luarnya berdiri seorang wanita, yang jelas-jelas adalah master istana. Tianming harus mengakui bahwa dia tidak begitu percaya bahwa dia adalah master istana ketika dia pertama kali melihatnya; dia tampak lembut dan polos dan tampak berusia empat puluhan, baik tua maupun muda. Rambut panjangnya diikat menjadi satu dan digantung sampai ke pinggangnya. Dia mengenakan jubah abu-abu longgar dan memiliki sedikit kerutan di sudut matanya, yang membuatnya tampak sedikit lemah.
Dia tersenyum lembut ketika Tianming tiba; senyuman itu membuatnya merasa sangat nyaman dan diterima. Dia terlihat sedikit seperti Wei Jing sebelumnya. Rasanya seperti dia telah kembali ke hari-hari ketika dia akan selesai berkultivasi, hanya untuk menemukan ibunya menunggu di luar rumah mereka untuk kembali dengan senyuman.
Seseorang yang begitu lembut dan sederhana adalah hal terakhir yang dibayangkan orang ketika memikirkan tentang master istana Istana Decimo Dao, seseorang yang berdiri di eselon tertinggi Teokrasi. Faktanya, Tianming tahu dia adalah Empyrean Saint, dan sebenarnya berusia sekitar dua ratus tahun. Dia dengan mudah menjadi salah satu yang paling senior di istana Dacimo dao. Dia dipanggil Weisheng Yunxi, bibi dari Sky Hall King, Weisheng Yumo.
"Tianming, kemarilah," katanya sambil melambaikan tangannya. Sinar matahari yang menyentuh kulitnya membuatnya bersinar oranye.
"Master Istana," katanya sambil bersiap untuk membungkuk dan secara resmi menyapanya, meskipun dia menghentikannya sebelum dia bisa.
"Tidak perlu. Duduk saja di sini."
"Baik." Dia mengangguk dan duduk di kursi batu di sampingnya.
"Tianming, ini hadiahmu untuk menempati posisi pertama di Peringkat Bumi," katanya tanpa membuang waktu, mengeluarkan tiga kotak giok dari cincin spasialnya. Kotak giok memancarkan energi spiritual yang padat. Ada banyak pola suci surgawi pada mereka, yang merupakan tanda bahwa mereka terbuat dari bijih spirit surgawi. Untuk sesuatu yang akan disimpan dalam kotak giok yang berharga, barang-barang di dalamnya tidak diragukan lagi sangat berharga juga.
"Terima kasih, Master Istana." Bahkan Tianming harus jinak ketika berhadapan dengan senior yang ramah dan lembut. Meskipun dengan mudah menjadi orang yang paling riuh dan kasar di Istana Decimo Dao, dia memastikan untuk berperilaku sesopan yang dia bisa sekarang. Padahal, setelah ungkapan terima kasihnya, dia begitu saja mengambil ketiga kotak itu dan menyimpannya di cincin spasialnya.
"Maukah kau melihat manna macam apa itu?" Weisheng Yunxi bertanya.
"Ibu saya mengajari saya bahwa saya tidak boleh membuka hadiah dari senior tepat di depan mereka," katanya.
"Kamu memang memiliki pendidikan yang baik."
"Benar," dia setuju, mengangguk.
"Tapi kalau begitu, itu artinya aku tidak akan bisa melihat ekspresi terkejut di wajahmu ketika kamu menemukan hadiah tersembunyi yang aku tambahkan," katanya, masih mempertahankan senyum lembutnya.
"Hadiah tersembunyi?"
"Itu benar. Cukup merepotkan ketika kamu memikirkannya. Bahkan sebagai Master istana, aku harus menunggu sampai kamu mengklaim peringkat pertama bahkan sebelum bisa memberimu sesuatu. Jika tidak, akan ada banyak di istana dao yang akan terus berdalih tentang itu. "
Mengingat bahwa enam dari sepuluh aula berada dalam kendali Theocrats, semuanya harus dilakukan sesuai dengan peraturan. Bahkan bantuan pribadi dari master istana pasti akan menginspirasi kecemburuan dari Jiang dan yang lainnya, yang pada gilirannya akan menyebabkan keributan di antara murid-murid lainnya. Tapi sekarang Tianming telah mengambil peringkat pertama di Peringkat Bumi dan pantas mendapatkan manna empyrean, yang lain harus tutup mulut dan menanggungnya.
