Plakk!! Suara tamparan terdengar jelas di lorong Rumah sakit.
Semuanya terdiam menyaksikan itu.
"Hei!! Apa-apaan kamu?!" tanya Vidi mendorong pundak Jessica.
"Ohh jadi ini istri barumu?" Jessica memandang sinis ke arah Vidi.
"Iya kenapa?!" kata Vidi lagi nantang.
Hery sampai menarik tangannya.
"Aku bilang pada kalian ya. Kalian berdua akan kutuntut sekarang juga."
"Kamu yang kami tuntut ya sembarangan menampar orang!!" hardik Vidi.
Lagi-lagi Hery menarik tangan Vidi menyuruhnya mundur.
"Apa sih?!" Ocehnya kesal.
Dibelakang Mama Hery tiba-tiba maju dan menampar Vidi.
Mereka semua sampai terbelalak menatap Mama Hery.
"Kamu tidak bisa diam ya?" tanya Mama Hery dengan tatapan sinis. Vidi hanya menunduk memegang pipinya yang sakit.
"Sekarang bisa beritahu apa yang terjadi?" Mama Hery menatap Jessica.
"Felix pingsan karena menghirup terlalu banyak asap. Asma yang dideritanya kambuh. Dan mereka berdua meninggalkan Felix sendirian di dalam rumah. Kalau bukan karena Reina datang dan ia masih punya kunci di rumah sana. Mungkin saat ini nyawa Felix tidak dapat ditolong lagi." terang Jessica.
Mama Hery sampai menutup mulutnya syok.
Wajah Vidi berubah pucat pasi. Dia yang dari tadi bersikap arogan kini sudah berdiri di belakang Hery ketakutan. Hery hanya bisa diam. Ia terpojok.
"Kenapa bisa begitu?" tanya Mama Hery dengan suara bergetar.
"Saya juga tidak tau. Anda sebaiknya tanya mereka berdua." tunjuk Jessica pada Hery dan Vidi yang diam mematung.
"Jadi bagaimana keadaan Felix sekarang?" Mama Hery tampak sangat khawatir.
"Dia masih belum sadarkan diri. Kita tunggu saja"
Mama Hery langsung menangis. Papanya lalu memeluk Mamanya.
"Heri.. aku beritahu kamu ya. Kalau memang kalian tidak bersedia mengasuh dan menjaga Felix. Kamu bisa alihkan hak asuhnya pada kami. Daripada kalian bunuh dia dengan perlahan!" Jessica memperingatinya dengan tegas.
"Bukan begitu kak.. kami hanya lalai sesaat" kata Hery menyesal.
"Lalai kamu bilang?! Ini sudah menyangkut nyawa dan kamu bilang kalian hanya lalai!! Aku lihat kalian juga sama sekali tidak merasa bersalah ya." Jessica mulai murka.
Vidi mengeratkan pegangan tangannya di lengan Hery. Ia masih membisu.
"Maaf kak" kata Hery menunduk.
Krett.. Pintu ruang ICU terbuka. Reina keluar dengan lesu.
"Bagaimana Rei?" tanya Hery yang langsung berlari menghampiri Reina.
Reina menggeleng. "Masih belum siuman"
"Kami boleh masuk?" Tanya Mama Hery dengan terisak.
"Tidak boleh Ma.."
"Kenapa?! Mama hanya juga ingin melihat keadaan cucu Mama"
"Tapi dokter tidak mengizinkan orang lain masuk selain saya Ma.."
Mama Hery kembali menangis.
"Hari ini hari ulangtahunnya. Tapi malah menjadi hari yang menyedihkan untuknya" ujar Reina sedih. Airmata jatuh juga dari pelupuk matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish Love
RomanceAku tidak pernah berharap kita bisa bertemu lagi. Tapi aku sangat mensyukuri kehadiranmu saat ini. Dan aku ingin memilikimu seutuhnya saat ini hanya untukku. Walaupun aku tau ini sangatlah egois. Memilikimu disaat kamu tidak mengingat apapun. Selfis...