"Aku tidak tahan lagi denganmu!!" seru Reina dengan air mata berurai di wajahnya.
"Aku yang sudah muak denganmu" balas Hery sambil menunjuk Reina tepat di wajahnya.
"Kamu tiap hari pulang mabuk-mabukan. Dan tidak pernah sehari pun pulang cepat. Selalu pulang tengah malam. Kamu anggap apa aku ini??"
"Aku walaupun pulang mabuk-mabukan. Tapi aku tidak pernah main wanita. Ingat itu!!!"
"Apa aku tau kamu ada main wanita atau tidak. Buktinya kamu selalu pulang tengah malam"
"Kamu kan tau kalau aku ini insomnia. Kalau aku tidak minum aku tidak bisa tidur. Masa kamu tidak pernah memahamiku??"
"Apa maksudmu?? Mau sampai kapan aku yang selalu mengalah dan memahamimu. Tapi.. Kamu sendiri. Pernahkah kamu paham apa yang aku inginkan?!"
"Aku kan sudah berikan kamu kebebasan. Kamu tidak perlu bekerja. Hanya dirumah mengurus anak dan beberes rumah. Apa lagi yang kurang??"
"Ohh.. Jadi maksudmu aku ini hanyalah pembantumu? Sebenarnya kamu pernah menganggapku sebagai istrimu tidak??"
"Aku tidak mengatakan kamu itu seorang pembantu ya. Kamu sendiri yang menganggap dirimu seperti itu!!"
"Apa bedanya?! Kamu saja bahkan tidak ingat ulangtahunku. Tidak ingat hari ulangtahun pernikahan kita. Yang lebih parahnya kamu juga tidak ingat ulangtahun anak semata wayangmu. Jadi apa hakmu menjadi seorang ayah???"
"Yang penting aku tetap melakukan apa yang menjadi kewajibanku. Apa yang kau katakan Terserah!!!"
"Dasar egois. Kamu memang orang paling egois yang kukenal."
"Jadi kamu mau apa hah??" tanya Hery angkuh.
"Aku mau Cerai!!" tegas Reina dengan mata tajamnya menatap tegas pada Hery.
Sesaat Hery terdiam. Dengan berapi-api dia membalas. "Terserah padamu kalau itu memang maumu. Jangan menyesal dan memohon padaku!!"
"Tidak akan!!" Reina masuk ke dalam kamar dan membanting kuat pintu kamarnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari ketika Hery merebahkan dirinya diatas sofa.
Dia bertekad tidak akan masuk ke kamar itu. Dia memegang pelipis kepalanya. Ya kepalanya terasa sakit akibat dari pengaruh alkohol.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuknya terlelap di atas sofa yang tidak begitu empuk itu.
Di dalam kamar, Reina menangis sejadi-jadinya. Dia bahkan lupa sudah menangis berapa lama hingga dia tertidur dengan airmata yang masih mengalir dari sudut matanya.
------------------
Paginya mereka melakukan rutinitas seperti biasanya. Yang tidak biasa adalah pagi hari ini sangat tenang. Sampai suara nyamuk berdegung juga kedengaran saking tenangnya saat mereka sarapan.
Anak mereka yang bernama Felix hanya memandang mama dan papanya bergantian. Dan dia menyadari sesuatu.
"Ma.. Kenapa mata mama bengkak?" tanyanya memecah keheningan.
"Iy mama kurang tidur. Makanya Felix tidak boleh kurang tidur ya. Nanti bisa bengkak matanya seperti mama.." jelas Reina.
"Iya ma.."
"Ayo.. Kita sudah hampir telat" Reina bergegas mengambil tas sekolah felix dan botol minumnya.
Setelah selesai memakai sepatu. Seperti biasa Reina akan mengantar Felix ke sekolah menggunakan kereta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish Love
RomanceAku tidak pernah berharap kita bisa bertemu lagi. Tapi aku sangat mensyukuri kehadiranmu saat ini. Dan aku ingin memilikimu seutuhnya saat ini hanya untukku. Walaupun aku tau ini sangatlah egois. Memilikimu disaat kamu tidak mengingat apapun. Selfis...