Sister

482 27 0
                                    

Reina sampai di depan rumah kakaknya. Sebelumnya dia sudah menelepon kakaknya. Kakaknya sedang meeting dan sebentar lagi akan pulang. Itu yang dikatakannya tadi di telepon.

Ting tong..

Pintu terbuka. Disana berdiri abang iparnya yang mempersilahkannya masuk.

Reina takjub pada rumah kakaknya yang besar bak istana. Dia pernah kesana sekali. Tapi itu sudah lama sekali. Dan dia tidak ingat kalau ternyata rumah kakaknya sebagus ini. Ya kakaknya adalah seorang wanita karir yang sangat sukses. Itu terbukti dari posisi kakaknya yang sudah menjadi seorang manager sebuah perusahaan ternama. Jadwal terbangnya yang padat sangat tidak memungkinkan untuknya bersantai-santai hanya untuk sekedar nongkrong. Sehingga selama beberapa tahun terakhir ini mereka tidak pernah bertemu karena jadwal sang kakak yang sangat padat.

Saat duduk di ruang tamu. Abang iparnya asik melihat padanya.

Reina sedikit risih pada pandangan abang iparnya yang menurutnya sangat mengintimidasi.

"Kamu agak kurusan ya.."

"Oh ya? Aku tidak merasa begitu.."

"Iya dari terakhir kali kita berjumpa"

"Itu bukankah sudah dua atau tiga tahun yang lalu" kata Reina seraya berpikir.

Abang iparnya mengangguk mengiyakan.

"Oh ya.. Kemana semua pembantu dirumah ini?" tanyanya canggung.

"Mereka sedang bekerja di belakang. Oh ya kamu mau minum apa?"

"Tidak usahlah. Aku tidak haus"

"Jadi rencananya kamu akan tinggal disini ya?"

"Iya bang. Tidak merepotkan kan?" tanyanya segan.

"Tidak. Tidak merepotkan kok" abang iparnya tersenyum padanya.

Reina sedikit takut pada senyuman abang iparnya ini.

"Oh ya.. Panggil saja saya Alex."

"Iya bang.." jawabnya. Reina kemudian mengambil ponselnya dan berpura-pura sibuk dengannya.

Alex yang menyadari bahwa Reina tidak nyaman kemudian pamit. "Kamu anggap saja ya disini seperti rumah kamu sendiri. Aku mau ke belakang dulu."

Reina mengangguk pelan dan tersenyum mengiyakan.

Sekilas Reina melirik Alex pergi. Alex bertubuh tinggi besar. Tubuhnya terlihat atletis walau hanya dari belakang. Wajahnya tidak begitu tampan. Tapi masih termasuk dalam kategori B. Sama seperti Hery. Bedanya Hery lebih kurus dan tidak seatletis Alex. Apa dulu dia seatletis itu kah??

Reina kembali bertanya-tanya apa ya kerjaan Alex. Kenapa dia seharian di rumah? Apa mungkin Alex itu pengangguran?? Masa iya kakaknya yang banting tulang menafkahi suaminya. Dia bertekad akan menanyakan pada kakaknya nanti.

Reina bangkit dari kursinya dan mulai meregangkan badannya yang terasa kaku. Ia sudah bosan dengan ponselnya.

Kemudian ia berjalan menyelusuri rumah itu. Rumah kakaknya memiliki design yang sangat elegan.

 Rumah kakaknya memiliki design yang sangat elegan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selfish LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang