New life

215 16 1
                                    

3 tahun berlalu..

Reina belajar keras. Ia menyelesaikan kuliahnya yang terlambat. Ia bertekad menjadi seorang wanita karir. Tidak ada lagi dalam kamusnya tentang percintaan. Ya ia ingin fokus dengan karirnya dan mengikuti jejak kakaknya yang sukses menjadi seorang wanita karir.

Walau Jessica sudah melahirkan seorang bayi laki-laki yang lucu. Tapi ia tetap bekerja dan Alex yang menggantikan peran Jessica dalam merawat Bayi laki-laki yang diberi nama Maxwell itu.

Namun demikian, hubungan mereka berdua tetap mesra. Alex mendukung sepenuhnya pada keputusan Jessica yang lebih mengutamakan karirnya.

Reina juga bisa melihat dengan jelas bahwa Alex memang lebih bisa diandalkan dalam merawat Maxwell dan mengurus rumah dibandingkan kakaknya.

Hari ini adalah hari wisuda Reina dari perguruan tinggi.

Alex dan Jessica datang membawa sebuket bunga dan hadiah untuk Reina. Maxwell tentu saja juga ikut. Reina sangat gemas melihat keponakannya itu juga memakai jas yang senada dengan ayahnya.

Felix juga datang bersama Hery memberi hadiah untuk Reina.

Mereka lalu berfoto bersama dengan Reina yang masih memakai toga.

Seminggu kemudian, Reina memutuskan untuk pindah dari rumah Jessica. Ia memutuskan menetap di sebuah apartemen kecil yang dekat dengan perusahaan tempatnya bekerja nanti.

Reina cukup berdebar, ia sama sekali tidak ada pengalaman bekerja di sebuah perusahaan. Hingga ia tidak bisa tidur semalaman.

Paginya, setelah melihat dirinya sendiri di depan cermin. Ia memantapkan dirinya dengan penuh percaya diri. Ia sudah siap menjalani kehidupan barunya sebagai wanita karir.

Disana ia mencari Sarah, temannya yang menawarkan pekerjaan untuknya.

Sarah sudah bekerja lebih kurang sepuluh tahun disana. Dan ia juga sudah punya jabatan yang lumayan. Ia adalah sekretaris bos. Sarah juga adalah teman sekolah Reina yang tidak sengaja bertemu kembali saat Reina sedang membeli buku.

"Hai.. Reina.." sapa Sarah menepuk pundak Reina. Ia melihat Reina yang berdiri diam di depan customer service.

"Pagi Sarah" balasnya menganggukkan kepala.

"Kamu kenapa? Kok kelihatan canggung banget" Sarah tertawa.

"Iya.. aku agak gugup. Soalnya ini pertama kalinya aku bekerja di perusahaan sebesar ini" kata Reina melihat ke sekeliling gedung yang luas dan besar.

"Tenang saja.. Ayo aku antar kamu ke ruangan kerjamu."

Mereka lalu masuk ke sebuah ruangan. Di dalam ruangan itu setiap meja diberi penyekat.

"Ayo semuanya. Kenalkan ini rekan baru kalian. Namanya Reina" kata Sarah. Seketika semua yang ada disana menoleh menatap Reina.

"Hai Rei.. salam kenal" sapa mereka ramah.

Mereka lalu satu persatu mengenalkan diri mereka.

"Nah.. tempat dudukmu disamping Mimi ya.." kata Sarah menunjuk ke tempat kosong di samping Mimi.

Seorang wanita yang bernama Mimi langsung berdiri. Ia tersenyum ramah.

Reina lalu berjalan kearahnya dan balik tersenyum padanya.

"Hai.. salam kenal ya" sapa Mimi.

"Iya.. salam kenal juga" balas Reina.

Reina memandang komputer yang ada di depannya. Rasanya ia menjadi sangat bersemangat.

"Ini kamu coba input ya ke dalam. Nanti kalau ada yang tidak kamu mengerti kamu tanya saja padaku" kata Mimi memberikan sebuah dokumen padanya.

"Baik"

****

Reina meregangkan tubuhnya yang lelah sesampainya di apartemennya. Hari itu cukup melelahkan karena Reina masih belum terbiasa.

Tiba-tiba ponselnya berdering.

"Halo.." jawabnya.

'Halo Rei.. Bagaimana hari pertamamu bekerja disana? Kamu baik-baik saja kan?' tanya Jessica dari seberang sana.

"Baik kok kak.. mereka semua baik kok."

'Baguslah. Soalnya kakak khawatir kamu kan tidak pernah bekerja seperti itu. Kakak takut kamu dibully' kata Jessica cemas.

"Tidak kok kak.. tenang saja. Aku bisa menjaga diriku."

'Habisnya kamu sih.. kakak tawarin kamu bekerja di perusahaan kakak saja. Kamu tidak mau. Malah melamar kerja ke tempat yang jauh'

"Namanya juga aku ingin berusaha dengan kemampuanku sendiri. Aku tidak mau selalu bergantung pada kakak. Nanti kapan aku baru bisa mandiri"

'Iya sih.. pokoknya kamu harus mengabari kakak ya jika kamu ada kesulitan disana. Kakak pasti langsung menjemputmu kesana' kata Jessica dengan nada yang menggebu-gebu.

Reina tertawa. "Ada-ada saja kakak. Sudah kakak temani Maxwell saja. Aku dengar suara tangisannya makin lama makin kencang tuh.."

'Iya.. sudah mau nenen lagi dia. Ya sudah kakak tutup dulu ya'

"Oke.. bye kak"

Reina merebahkan dirinya. Tidak membutuhkan waktu lama, ia sudah terlelap.

****

Sudah seminggu Reina bekerja disana. Ia mulai menyukai pekerjaannya yang sekarang.

Saat masuk ke dalam ruangannya. Ia heran melihat Mimi dan teman-teman yang lain semua sedang sibuk berdandan.

Reina lalu mendekati Mimi. "Kalian sedang apa? Kenapa semuanya terlihat berbeda dari biasanya?" tanyanya.

"Kamu tidak tau ya kalau hari ini bos pulang dari luar negri" bisik Mimi pelan.

"Tidak tau. Tapi apa kita harus berdandan menor ya?" tanya Reina polos.

"Ini tidak menor ya. Aku hanya menambah riasan pipi dan bibirku saja" bantah Mimi.

Dari samping Anita mendekat. "Kamu kan tidak pernah melihat bos. Jadi kamu pasti tidak mengerti apa yang sedang kami lakukan"

"Benar. Nanti setelah kamu melihat bos kita langsung. Aku yakin kamu pasti akan berlomba untuk berdandan seperti kami. Ahh kami jadi tambah saingan donk" tambah Mimi.

"Memangnya bos kita masih single ya?" tanya Reina lagi.

"Iya.. walau statusnya sudah seorang Duda"

"Duda?! Sudah bercerai donk?"

"Hush.. tidak sopan kamu bilang begitu. Kami tidak peduli. Yang penting dia sudah single sekarang" Mimi dan Anita terlihat sangat bersemangat. Wajah mereka tampak berseri-seri. Reina hanya menyunggingkan senyuman pada mereka.

Ketika sudah waktunya, semua karyawan tidak terkecuali Reina ikut berbaris di lorong menyambut Bos mereka datang.

Reina yang penasaran dengan wajah bosnya lalu mengintip-ngintip dari balik kepala Mimi yang berdiri di sampingnya. Karena posisi Reina paling ujung.

Bos yang mereka katakan itu datang. Entah kenapa auranya terasa berbeda. Sangat berwibawa.

Reina dapat merasakan itu. Tanpa sengaja ia mengangkat wajahnya. Dan pandangan matanya beradu dengan pandangan pria yang berjalan masuk dengan gagah itu.

Saat itu Reina langsung tersentak kaget. Spontan ia langsung menundukkan kepalanya.

Selfish LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang